64 Ini Semua Fitnah

Beberapa bulan kemudian. Khaibar sudah sangat terkenal di kantor itu sebagai menantu pungutan, karena gosip Khaibar sudah terdengar di seluruh kantor, bahkan sebagian orang ada yang tidak suka dengannya, tapi tak ditampakkannya. Bisa gawat kalau atasan tahu, bisa-bisa mereka akan dikuliti olehnya.

Sesekali Khaibar melirik ke arah beberapa orang yang berkerumun sewaktu jam istirahat datang. Khaibar tersenyum dengan tulus, tapi nyatanya mereka semua membalas Khaibar dengan pelototan mata yang sangat tajam. Yang ada di otak mereka dan penggosipan mereka adalah, bisa-bisanya Khaibar sangat matre dan mau saja menikahi Kimberly hanya karena uang. Dia seperti air selokan yang berubah menjadi air yang jernih di pegunungan, sangat indah karena disaring dan dipungut oleh orang kaya.

Mereka semua sangat iri dengan keberuntungan Khaibar, hingga pikirannya tidak-tidak dan termakan desas-desus fitnah tentang simpang siur Khaibar. Namanya sangat tercemar kejelekannya, tapi Khaibar tak tahu apa-apa, jadi dengan polosnya dia tetap menegakkan kepalanya dan cuek kepada semua yang angkuh terhadapnya.

"Mereka semua kenapa ya ... tatapannya seperti itu kepadaku, apa aku menyakiti mereka? Tapi aku enggak pernah dekat sama mereka, masak melakukan kesalahan, selama ini aku selalu sendiri, bahkan Kimberly tidak pernah datang ke sini karena tidak diperbolehkan papa Kendrick, entah kenapa Kimberly juga patuh, biasanya juga dia memberontak, ya sudahlah sabar saja, ingat Khaibar kamu bukan siapa-siapa di sini! Kamu harus semangat!" ucap Khaibar dengan penuh semangat. Dia tak perduli di luar sana, mau benci dengannya atau enggak, itu urusan mereka, yang penting dia terus membuat bangga papa Kendrick.

***

Di luar ruangan Khaibar.

"Hey, kalian tau? Si Khai itu ternyata memanfaatkan pernikahannya, tuh buktinya dia sudah bawa mobil sendiri, buktinya dulu dia tak bisa apa-apa, hanya naik taksi kan? Sekarang punya mobil, hasil merayu Nona Kim pastinya, sekarang mobil, selanjutnya apalagi? Kapal?" oceh lelaki yang memakai kemeja biru panjang dengan pergelangan tangan yang digulungnya.

"Benarkah? Kok bisa dia itu serakah seperti itu, memang dasar ya pungutan, dipungut dari tempat sampah, ya hatinya pastinya kayak sampah, buruk dan menjijikkan! Aku rasanya muak dan ilfeel terhadapnya." Lagi dan lagi teman lelaki yang memakai kemeja biru menimpali. Mereka berdua memang pasangan yang klop bisa memutar keadaan dingin menjadi panas membara. Hingga semuanya saling sepakat membuat Khaibar buruk di mata Kendrick.

Entah apa yang merasuki mereka, sampai segitunya, apalagi mereka juga tahu kalau Khaibar yang menghamili Kimberly, semakin buruk lagi keadaan Khaibar, Khaibar dicap iblis bermuka dua. Merusak Kimberly dan terpaksa mamanya memungutnya, dan sekarang malah berfoya-foya dengan hartanya, tidak tahu diri, begitu fitnah simpang siur yang ada di kantor ini.

Mereka yang semula masih bergosip dan berkumpul langsung bubar saat melihat Kendrick berjalan melewati mereka. Sangat tegas dan dingin. Hanya sekali lirikan mereka langsung kelabakan dan ketakutan.

"Sedang apa kalian? Cepat bekerja masing-masing! Waktu istirahat sudah tinggal satu menit! Alangkah baiknya kalian mempersiapkan sebaik mungkin! Jangan terus menggosip saja!" sentak Kendrick yang jalannya terhenti, tanpa menatap ke arah mereka sedikit pun.

"Baik, Pak, siaaaap!" balas mereka serempak. Kendrick pun berjalan kembali dan pergi ke ruangannya Khaibar untuk melihat cara kerja Khaibar dan perkembangannya.

Tok, tok, tok! Khaibar yang mendengar suara pintu diketuk dengan ciri khas 5 kali ketukan itu dia langsung berdiri dan membukakan pintunya, dia sangat tau kalau itu Papa Kendrick karena sudah ciri khasnya. Jadi tanpa menjawab ketukan pintu itu Khaibar langsung saja dengan sopan mempersilahkan masuk dengan menyambut mertuanya.

"Selamat siang, Pa, ada yang bisa Khaibar bantu?" Kendrick langsung masuk. Tanpa membalas pertanyaan Khaibar, dia duduk di kursi kebanggaan Khaibar dan mengetuk-ngetuk meja dengan gaya sok coolnya. Khaibar yang paham maksud Kendrick ia langsung mendekati Kendrick dan memperlihatkan hasil tugas yang ada di laptopnya.

Kendrick lalu meneliti setiap laporan keuangan yang dibikin oleh Khaibar. Ia terbelalak saat melihat ada keganjalan di laporan itu. "Ini apa, Khai? Kamu mau korupsi perusahaan ini?" Mendengar itu, Khaibar yang semula berdiri dengan santainya setelah memperlihatkan laporan keuangannya, ia langsung menunduk kembali dan ikut meneliti laporannya. Matanya juga ikut terbelalak, jantungnya berpacu dengan cepat. Dia benar-benar bingung dan kacau kenapa bisa berubah seperti itu, padahal tadi sebelumnya dia sudah mengecek berulang-ulang tidak ada hal semacam itu.

"Kenapa bisa seperti ini, Pa? Tadi beneran tidak seperti ini, Pa, Khaibar berani sumpah, selama ini Khaibar tidak pernah melakukan kesalahan, Pa, mungkin ada yang berusaha menfitnah Khaibar, Pa." Khaibar mencoba membela dirinya sendiri. Dia sangat frustasi. Keringatnya bercucuran. Ada rasa takut yang luar biasa. Takut Papa Kendrick tidak mempercayainya lagi, dan dia terpojokkan sekarang. Mana bisa menjelaskan tanpa bukti seperti ini.

"Lalu ini apa? Sudah jelas-jelas salah masih saja berkelit, kamu tanya Papa? Papa mana tahu ini apa? Yang jelas kamu menyalahgunakan wewenang, kalau yang lainnya dengar kamu bisa masuk penjara paham!" Kendrick semakin ganas. Otot di lehernya sangat kentara. Dia benar-benar tak bisa berfikir jernih juga. Pikirannya dipenuhi amarah dan siap membuang Khaibar ke jalanan. Dari dulu Papa Kendrick tak seberapa suka dengan Khaibar, ditambah lagi sekarang seperti ini, itu malah membuktikan ketidaksukaan papa Kendrick ada benarnya dan sangat terpercaya.

"Tenang dulu, Pa, nanti Khaibar akan merubah kembali isinya, dan akan mencari kebenaran yang menfitnahku, Pa, kasih Khaibar kesempatan, Pa, Khaibar mohon!" tangan Khaibar dikatupkan dengan wajah memelas. Kendrick hanya melengos, untung saja Kendrick mengeceknya, kalau tidak pasti uang perusahaan sudah lenyap.

Lama Kendrick berfikir. Hingga handle pintu pun digerakkan dan Kendrian pun masuk ke dalam ruangan Khaibar tanpa permisi terlebih dahulu. "Jadi ... dia mau berbuat curang, Kak? Kenapa tidak kau pecat saja, Kak dia! Kalau Kakak tidak memecatnya aku akan melaporkan dia ke polisi, kenapa Kakak begitu bodoh, masih mempertahankan orang sepertinta, helloooo jangan naif Kak, mentang-mentang dia menantumu, tapi kamu mempertahankannya terus dan terus, apa perusahaan bangkrut baru kamu sadar hah!"

Bagaikan kesambar petir. Kendrick langsung melotot dalam hatinya bagaimana adiknya itu tahu Kalau Khaibar adalah menantunya, menurutnya apalagi yang Kendrian ketahui, apa hanya itu saja? Atau dia tahu semuanya?

"Bagaimana kamu tau? Tau dari mana tentang semua ini?" tanya Kendrick dengan nada yang bergetar dan tak menyangka. Malah Kendrian tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya.

"Jangan sok terkejut, Kak, semua di kantor ini sudah tau, bahkan mereka semua sangat tidak menyukai menantu Kakak ini!" Kendrick sangat kebingungan. Dia melirik ke arah Khaibar yang wajahnya sudah sangat pasrah dan menahan matanya yang sudah mendung. Lalu melirik ke arah Kendrian yang wajahnya sungguh ganas, tak mau melepaskan permasalahan ini.

Jadi, dengan sangat terpaksa Kendrick memutuskan untuk memecat Khaibar saja, dari pada dia kehilangan semua karyawannya, atau kalau dia mempertahankan Khaibar, Khaibar akan di penjara karena sudah terdengar oleh Kendrian tentang korupsi itu, apalagi jelas kalau Khaibar di penjara Kimberly akan membencinya.

"Khai, kamu dipecat! Cepat bereskan dan keluar dari sini!"

"Ta—tapi, Pa, ini semua fitnah, Pa, katanya Khaibar diberi kesempatan, Pa, Khaibar mohon! Berilah keadilan untukku!" Air mata Khaibar mulai keluar. Sebenarnya Kendrick tak tega membuang Khaibar yang sungguh berguna dan terbaik di perusahaannya, tapi dia juga terjepit jadi Kendrick melakukan dengan terpaksa.

"Keluar!"

avataravatar
Next chapter