Saat itu, mendengar suara yang sudah lama ditunggu-tunggu, tiba-tiba dadaku dipenuhi dengan rasa sakit yang rumit.
Tidak pernah terpikir sebelumnya bahwa gadis yang pernah kubenci dan hindari, suatu hari nanti aku akan menghadapinya lagi dengan silsilah yang rumit.
Aku memeluk tubuh Cai Wuli dengan erat. Pada saat itu, air mata seperti butiran benang yang putus jatuh tanpa henti.
Di saat yang sama, aku tidak bisa menahan diri untuk menertawakan diriku sendiri. Aku selalu merasa bahwa air mata yang kucurahkan hari ini lebih dari jumlah airmata yang sudah kukeluarkan selama 18 tahun terakhir. Jelas, aku dulu adalah orang yang tidak suka menangis.
Cai Wuli tampaknya terpana. Tanpa mengerti situasinya, ia hanya memelukku dengan gerakan lembut.
"Xiaoqi?" Ia berbicara dengan ragu-ragu di telingaku dan berbisik, "Kamu… kenapa?"
Mau tak mau aku melepaskan tubuhnya, menghapus air mata, dan mulai menatap wajahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com