webnovel

SUAMI BUAH DENDAM

[18+] Terdapat part yang mengandung adegan dewasa. Lanjutkan membaca, karena bahasa yang digunakan cukup sopan untuk dinikmati. Prisyadila Aranasha. Siswi SMA Medika Kencana yang punya sifat yang susah ditebak, kebiasaan bolos yang melekat, tomboy, serta sulit menerima cowok. Namun, siapa sangka gadis yang terbilang badgirl itu malah menjadi incaran para Most Wanted SMA-nya. Keluarga yang berantakan sebab hadirnya orang ketiga membuat dirinya dendam pada kedua orang tua tirinya, sehingga ia ingin menghancurkan keluarga mereka dengan harapan keluarganya bisa kembali utuh seperti semula. Namun, perjalannya tidak mulus sebab dia malah suka pada saudara tirinya. Kembali dihantui dengan sebuah kejadian di mana dia ditinggalkan oleh orang yang sangat dia sayangi membuat daftar dendam dalam dirinya bertambah, ia ingin mengusut tuntas kasus kematian itu. “Nyawa harus dibyar dengan nyawa!” Fakta mengejutkan ia ketahui. Orang yang selama ini dia cari berada tepat di hadapannya, bahkan merupakan orang yang sedang dia sayangi. Memanfaatkan cinta yang sedang dia jalani untuk membalaskan sebuah dendamnya malah menjadi boomerang untuk dirinya. Cinta yang penuh dendam malah berubah menjadi cinta yang diselimuti oleh sebuah nafsu yang mendalam serta gairah yang membakar membuat rencana yang sudah tersusun rapi menjadi berantakan, ia harus menerima laki-laki yang seharusnya menjadi titik akhir dendamnya malah menyandang status sebagai suaminya. “Ternyata rencanaku begitu jauh dengan Takdir-Mu.” “Suamimu adalah buah dari dendam yang kau tanam.” Siapa laki-laki yang menjadi suami Prisya? Bagaimana Prisya membalaskan dendamnya dan kenapa dendam yang dia miliki berbuah suami? Semua pertanyaan itu akan terjawab di dalam cerita ini 'Suami Buah Dendam'.

Van_Pebriyan · Teen
Not enough ratings
444 Chs

Tempat Peristirahatan

Setelah beberapa saat Reka meninggalkan Prisya yang semula dengan sengaja dia suruh untuk menenangkan perasannya, Reka kembali melangkahkan kakinya masuk ke Kamar Adiknya.

"Makan dulu," ajak Reka dengan nada bicara yang begitu lembut.

Terlepas dari Reka yang jarang membentak Prisya, Reka juga sadar kalau di posisi sekarang, membentak Prisya bukan sebuah hal yang baik untuk dilakukan, terlebih hatinya yang sedang rapuh.

Prisya menggelengkan kepalanya perlahan. "Aku gak napsu bang," jawab Prisya dengan penuh kejujuran.

Setelah dia berusaha menengkan dirinya, Prisya malah tidak ingin melakukan hal apa pun. Prisya ingin berhenti dari kegiatan yang biasa dia lakukan sebelumnya, meski itu tidak membuat Prisya lupa dengan apa yang semula berputar dalam pikirannya.

"Tapi Dika juga tidak ingin kalau lo kayak gini. Gue yakin kalau dia ada tahu bahwa lo gak makan karena memikirkan dia, dia bakalan marah dan gak suka sama lo."