webnovel

SUAMI BUAH DENDAM

[18+] Terdapat part yang mengandung adegan dewasa. Lanjutkan membaca, karena bahasa yang digunakan cukup sopan untuk dinikmati. Prisyadila Aranasha. Siswi SMA Medika Kencana yang punya sifat yang susah ditebak, kebiasaan bolos yang melekat, tomboy, serta sulit menerima cowok. Namun, siapa sangka gadis yang terbilang badgirl itu malah menjadi incaran para Most Wanted SMA-nya. Keluarga yang berantakan sebab hadirnya orang ketiga membuat dirinya dendam pada kedua orang tua tirinya, sehingga ia ingin menghancurkan keluarga mereka dengan harapan keluarganya bisa kembali utuh seperti semula. Namun, perjalannya tidak mulus sebab dia malah suka pada saudara tirinya. Kembali dihantui dengan sebuah kejadian di mana dia ditinggalkan oleh orang yang sangat dia sayangi membuat daftar dendam dalam dirinya bertambah, ia ingin mengusut tuntas kasus kematian itu. “Nyawa harus dibyar dengan nyawa!” Fakta mengejutkan ia ketahui. Orang yang selama ini dia cari berada tepat di hadapannya, bahkan merupakan orang yang sedang dia sayangi. Memanfaatkan cinta yang sedang dia jalani untuk membalaskan sebuah dendamnya malah menjadi boomerang untuk dirinya. Cinta yang penuh dendam malah berubah menjadi cinta yang diselimuti oleh sebuah nafsu yang mendalam serta gairah yang membakar membuat rencana yang sudah tersusun rapi menjadi berantakan, ia harus menerima laki-laki yang seharusnya menjadi titik akhir dendamnya malah menyandang status sebagai suaminya. “Ternyata rencanaku begitu jauh dengan Takdir-Mu.” “Suamimu adalah buah dari dendam yang kau tanam.” Siapa laki-laki yang menjadi suami Prisya? Bagaimana Prisya membalaskan dendamnya dan kenapa dendam yang dia miliki berbuah suami? Semua pertanyaan itu akan terjawab di dalam cerita ini 'Suami Buah Dendam'.

Van_Pebriyan · Teen
Not enough ratings
444 Chs

Jangan Aneh-aneh

Di pagi yang begitu cerah dengan sinar mentari yang mulai meninggi, Prisya tengah memperhatikan jendela kamarnya sambil memperhatikan pemandangan yang tersaji.

Prisya masih merasa begitu pening, tapi dia tidak bisa tertidur, sebab beberapa kali dia merasa mual sampai akhirnya dia hanya memilih untuk berbaring saja.

Beberapa saat berbaring, Prisya mendengar kalau handphone-nya berbunyi dan saat melihat nama seseorang yang tertera di layar handphone-nya membuat Prisya langsung menerima panggilan tersebut.

"Hallo, Abang." Prisya begitu bersemangat menyapa Reka sambil memperhatikan wajah Reka yang sekarang tertera di layar handphone-nya.

Kening Reka mengernyit yang tak lama kemudian dia memperhatikan layar untuk bisa melihat dengan jelas wajah Prisya. "Lo gak sekolah?" tanya Reka setelah dia merasa begitu yakin bahwa sekarang Prisya masih di kamarnya.

Prisya menggelengkan kepalanya. "Enggak Bang," jawab Prisya dengan penuh kejujuran.

"Kenapa?" tanya Reka yang merasa penasaran.