1 AWAL

"Zanna, ada cowok itu! kamu berani ngatain dia gay sambil marah-marah?" Tantang Sella kepada Zanna, saat ini mereka sedang berada di sebuah mall untuk sekedar merefresh otak setelah seminggu bergelut dengan pekerjaan.

"Gila kamu ya Sel? Bisa mampus anak orang itu nanti gara-gara ulah taruhan kamu!" Fika menimpali, menolak ide taruhan yang di tawarkan Sella kepada Zanna.

"Hadiahnya apa?"

Sella tersenyum mendengar pertanyaan Zanna yang mulai tertarik dengan taruhan ini. "Kita liburan ke Bali, semua biaya aku yang tanggung."

Mata Zanna terbelalak, Zanna bukan berasal dari keluarga miskin, hanya pergi ke Bali saja sebenarnya bisa dia lakukan berkali-kali dalam seminggu. Tapi jika dia bisa memenangkan taruhan ini dia bisa bebas belanja di sana tanpa memikirkan tabungan nya jebol.

"Oke! aku terima. Apa yang harus aku lakuin?"

Sella lalu membisikkan sesuatu ke telinga Zanna, sedangkan Zanna hanya manggut-manggut mengerti. Fika yang tidak bisa mendengarkan suara Sella hanya menatap kedua sahabatnya itu bingung.

***

Zanna melangkah ke arah pria yang di tunjuk Sella tadi dengan langkah biasa, setelah mendengar intruksi dari Sella, tanpa ragu kakinya melangkah dan....

PLAK.....

Semua pengunjung mall yang berada di dekat Zanna melihat ke arah Zanna. Wanita itu menampar pipi pria yang ada di depannya dengan wajah menahan amarah. Zanna menunjuk wajah pria yang masih kebingungan itu.

"Dasar brengsek! kamu tadi bilang hari ini ada di kantor, tapi nyatanya apa? Aku melihat kamu sedang ciuman sama selingkuhan cowok kamu! Dasar GAY!!! Mulai detik ini kita PUTUS!!" Zanna melangkah pergi meninggalkan pria yang masih terkejut dengan apa yang terjadi dengannya hari ini. Dan tanpa mereka berdua sadari banyak pasang mata yang menyaksikan dan mendengarkan kata-kata gadis yang sudah menamparnya, bagaimana dia bisa berpacaran dengan gadis itu saat namanya saja dia tidak tau?

"Shit!" Teriak Kenan saat menyadari banyak pasang mata dan telinga yang melihatnya, apalagi banyak kamera ponsel yang juga merekam. Kenan memejamkan matanya sebentar dan mengatur nafasnya. Tangannya merogoh ponsel di saku celananya, menghubungi sahabatnya yang kebetulan adalah pemilik Mall yang sedang dia datangi bersama adik perempuannya.

"Kevin! Aku minta rekaman cctv yang ada di lantai tempatku sekarang berada, tidak ada bantahan! Kalau tidak, jangan pernah deketin adikku lagi!"

....

"Oke. cepat!!"

Kenan memejamkan matanya, menahan gejolak emosi yang mulai muncul . Bakal akan banyak masalah nanti yang disebabkan oleh kata-kata gadis brengsek itu. Batin Kenan marah. Ponselnya berbunyi, Kevin mengiriminya video. Tanpa perlu membukanya dia meneruskan pesan Kevin kepada Orlando, tangan kanannya yang juga merangkap sebagai sekretarisnya.

"Cari tau siapa gadis yang menamparku di video yang aku kirim. Secepatnya!" Kenan memutuskan panggilannya tanpa harus menunggu jawaban dari Orlando.

Kenan memegang pipinya yang masih berdenyut merasakan panas dari sisa tamparan gadis gila itu. Senyumnya menyeringai, terlihat menakutkan.

"Sepertinya kamu menarik. Seorang gadis yang tidak aku kenal menamparku, heh! Lihat saja apa yang bisa aku lakukan padamu saat aku menemukanmu!"

avataravatar
Next chapter