webnovel

Struggle Towards Funny

Buku Struggle Towards Funny adalah kumpulan cerita pendek humor absurd yang alur ceritanya tidak sesuai dengan judul ceritanya. Buku ini saya buat hanya untuk parah manusia yang mungkin butuh sedikit tawa dan hiburan di masah-masah pandemi penuh kegunda galauan ini.

Eky_Gonibala · Fantasy
Not enough ratings
23 Chs

Bersamamu Aku Di Azab

By : @ekyMTD

"Setidaknya aku telah mengingatkanmu" kataku pada Fernandes

"Kamu tidak mengingatkanku Suminem…Kamu Meludahiku" kata Fernandes padaku

"Tapi gara-gara kamu jualan bakso boraks, aku yang kena Azab" kataku sambil menangis pada Fernandes

"Oh jadi kamu mengira panu yang ada disekujur tubuhmu adalah azab" tanya Fernandes padaku sambil tertawa

"Ia dong…kalau bukan azab terus apa…? Kataku pada Fernandes

Aku dan Fernandes menikah 4 bulan lalu. Kami mengontrak rumah disalah satu gang kecil di kotamobagu.

Kehidupan yang merana membuat kami harus bertahan hidup dengan berjualan bakso keliling. Tapi karena persaingan yang ketat bakso kami tidak disukai pembeli.

Diluaran sana ada berbagai macam jenis bakso. Ada bakso beranak tanpa bapak, bakso beranak di puskesmas, bakso setan, bahkan ada bakso yang rasah Mc Donald. Sementara bakso kami biasa-biasa saja.

Jika tidak laku dan terlalu lama di simpan maka terpaksa kami membuang baksonya. Kerugian yang semakin besar membuat suamiku mencampurkan Boraks ke dalam adonan bakso kami.

"Apa yang kamu lakukan…? Itu tidak boleh" kataku pada Fernandes yang sedang mengobok-ngobok adonan bakso

"Ini untuk bertahan hidup…jika kita terus merugi dan tidak memiliki pemasukan kita akan mati kelaparan" kata Fernandes padaku

"Ok…tapi kalau terjadi sesuatu aku tidak mau ikut-ikutan menanggungnya" kataku pada Fernandes dan pergi meninggalkannya untuk shopping bersama teman-temanku di pasar swalayan.

Entah mengapa setelah bakso kami di campur boraks pendapatan kami semalam bisa sampai 30 juta.

"Bagaimana baksonya,,,enak…?" Kataku pada salah seorang pelanggan yang telah menghabiskan 11 mangkok bakso kami.

"Perfecto…ini bakso guri bangat" jawab singkat pelanggan

"Ternyata bakso di campur boraks rasahnya guri…yang penting kami dapat keuntungan yang besar dengan modal yang kecil" kataku dalam hati

Disiang hari aku shopping bersama teman-temanku dan di malam hari aku membantu suamiku jualan bakso boraks.

Setiap hari pelenggan kami semakin banyak dan keuntunganpun semakin bertamba.

Kami memutuskan untuk membuat restoran bakso boraks. Keinginan itupun terlaksana dan kami memiliki 10.000 pelanggan setiap hari serta harga bakso permangkoknya 50.000 membuat omset seharinya bisa 500 juta.

Kami semakin kaya. Dan berhasil menyingkirkan penjual-penjual bakso yang lain.

3 tahun setelah kesuksesan kami tanpa ada satupun pelanggan yang mengeluh, aku merasa bahagia. Tapi ternyata ada yang ane dengan pelanggan-pelanggan baru kami.

Disiang hari tidak ada satu mangkokpun bakso kami terjual baru setelah malam hari bakso kami habis terjual.

Aku memperhatikan setiap malam pelanggan kami selalu memakai baju berwarna putih. Sementara kaki mereka tidak menyentu tanah. Cara makan merekapun sangat unik, ada yang makan di atas genteng restoran, di bawah meja restoran, dan di atas pohon beringin depan restoran.

"Kok cara makannya unik yah" kataku dalam hati

Keesokan harinya aku mendengar di salah satu siaran radio bahwa ada kematian mendadak 10.000 insan setelah ketergantungan memakan bakso.

Mendengar itu aku sangat ketakutan.

Ternyata pelanggan yang sering datang di malam hari itu adalah pelangganku yang telah mati.

"Fernandes ada yang ingin aku sampaikan" kataku pada Fernandes

"Aku sudah tau Suminem" kata Fernandes

"Apa…?" Tanyaku pada Fernandes

"Pelanggan yang datang di malam hari itu adalah hantu" jawab Fernandes santai

"Terus bagaimana ini…?, 10.000 orang tewas karena makan bakso boraks kita" tanyaku ketakutan

"Masuk penjaralah…setidaknya hukaman yang di terima masih lebih baik ketimbang kita berdua di ludahi 10.000 keluarga korban yang telah meninggal" kata Fernandes sambil menonton Okey Boss

"Aku gak mau yah kalau diludahi 10.000 keluarga korban yang telah meninggal…yuuuu lengket tau" jawabku pada Fernandes dengan wajah sange

Saat malam tiba kami tidak jualan bakso lagi karena takut. Dan memutuskan untuk menghabiskan malam di dalam kamar saja. Tapi di saat Fernandes mau Grepein aku, aku mendengar seperti ada yang berjalan di pekarangan rumah kami.

tidak lama kemudian aku mendengar suara meminta di buatkan bakso. Aku sangat ketakutan tapi Fernandes mala tidak peduli dan terus Grepein aku.

Malam itu aku sangat puas dan Fernandespun tertidur pulas.

Baru saat jam 9 pagi saat aku terbangun dan mau mandi, aku mendapati sekujur tubuhku penuh dengan bercak putih.

Aku menangis tidak percaya dengan apa yang terjadi pada tubuhku.

"Fernandes lihat ini…semua ini gara-gara kamu" kataku pada Fernandes yang hanya mengenakan handuk saja

"Astaga apa yang terjadi dengan tubuhmu…?, Kenapa penuh dengan bercak putih…?" Tanya Fernandes syok melihat keadaan tubuhku

"Ini semua gara-gara kamu" kataku sambil menangis

"Kenapa gara-gara aku" tanya Fernandes menghampiriku

"Kenapa masih nanya…ini karena semalam kamu cupangin aku" kataku pada Fernandes

"Dicupang merah, bukan putih. lagian semalam aku gak cupangin kamu Suminem" Kata Fernandes membela diri

"Terus kalau bukang cupang, bercak putih ini apa dong" tanyaku pada Fernandes dengan wajah masih sange

"Panu kali...!!!" Jawab Fernandes singkat

"ini semua gara-gara kamu jualan bakso boraks…padahal aku sudah katakan jangan" jawabku pada Fernandes

"Kalau sudah begini aku yang disalahkan…padahal yang ngabisin duit hasil jualan baksonya kamu" kata Fernandes padaku membela diri

"Setidaknya aku telah mengingatkanmu" kataku pada Fernandes

"Kamu tidak mengingatkanku Suminem…Kamu Meludahiku" kata Fernandes padaku

"Tapi gara-gara kamu jualan bakso boraks…aku yang kena Azab" kataku sambil menangis pada Fernandes

"Oh jadi kamu mengira panu yang tumbu disekujur tubuhmu adalah azab" tanya Fernandes padaku sambil tertawa

"Ia dong…kalau bukan azab terus apa…?, Jadi bercak putih ini Panu…? Kataku pada Fernandes syok

"Bisa jadi itu adalah panu" jawab Fernandes

"Tiiiidaaakkkkk" teriaku sekuat mungkin karena tidak percaya tubuhku di penuhi panu

"Lebih baik aku di ludahi 10.000 keluarga korban yang meninggal karena bakso boraks buatan kami dari pada harus hidup dengan tubuh di penuhi panu seperti ini" kataku sambil menangis

"Ayo kita keluar rumah" kata Fernandes menyeretku sambil tertawa

"Kita mau kemana…?" Tanyaku pada Fernandes

"10.000 keluarga korban bakso boraks kita telah menunggu di depan rumah" jawab Fernandes padaku bahagia

"Mau ngapain mereka" tanyaku mulai panik

"Mereka akan meludahi kita berdua bersama-sama" jawab Fernandes penuh bahagia

Sesampainya di depan rumah aku kaget bukan main.aku merasa yang ada di depan rumahku bukan hanya 10.000 orang tapi lebih.

"Fernandes katamu 10.000 orang…ini sepertinya lebih dari 10.000 orang" kataku pada Fermamdes sambil mempersiapkan diri

"Oh ini keluarga dari 10.000 orang korban yang Smaput. Jadi kalau 1 korbannya punya istri dan anak maka keluarga istrinya itupun akan ikut, begitu seterusnya" jawab Fernandes padaku dan mulai melepaskan pakaiannya

"Jadi maksud kamu kalau 1 korban punya keluarga besar sebanyak 30 orang maka mereka semua akan ikut meludahi kita" tanyaku lagi penasaran

"Ia dong…tinggal di kali aja" jawab Julio

"Kalau 30 di kali 10.000 berarti saat ini yang akan meludahi kita berdua ada 300.000 ribu keluarga korban dong" kataku pada Fernandes syok karena akan diludahi manusia sebanyak itu.

"Santai saja…anggap ini pengalaman hidup kamu yang paling berharga. siapa tahu setelah di ludahi 300.000 ribu keluarga korban , panu yang ada di sekujur tubuhmu akan sembuh" kata Fernandes sudah siap untuk di ludahi

"Diludahi 300.000 ribu manusia itu bukanlah pengalaman berharga yang pantas untuk di banggakan. Aku yakin tidak akan selamat dari ludah-ludah ini" kataku pada Fernandes masih dengan wajah sange

Setelah itu aku dan Fernandes di ludahi 300.000 keluarga korban bakso boraks kami.

Satu persatu mereka meludahi kami. Selama 2 hari tanpa henti kami diguyur dengan ludah-ludah mereka.

Aku melihat Fernandes mengapung di atas genangan ludah dan sudah tidak bernyawa lagi karena tenggelam dengan ludah parah keluarga korban. Sementara aku meninggal akibat maag kronis yang aku derita.

Pengalaman di ludahi 300.000 manusia ini tidak akan perna aku lupakan sampai tiupan sangkakala terdengar.

Sunggu ini adalah AZAB Sinetron Indonyasar.