webnovel

Chapter 11. Leveling Up (2)

Richard berlari ke arah selatan secepatnya, karena levelku telah naik beberapa kali kecepatan gerakan nya juga semakin meningkat drastis. Jarak ratusan meter hanya butuh waktu kurang dari satu menit.

Akhirnya aku sampai ke tempat monster tingkat menengah berada. Sosok beruang besar dengan mata merah terlihat sedang memakan bangkai monster lainnnya. 'Apakah selera makanan mereka itu bangkai?'

Karena tak ingin menyia-nyiakan waktu, segera Richard turun dari atas pohon dengan sikap menyerang. "Waktu makan siang sudah berakhir" Ucapnya sambil turun dengan dua pedang kecil menyilang.

Melihat ku datang secara tiba-tiba monster beruang itu terlihat marah kesal.

'Groaghh!!!'

"Dasar manusia bodoh, berani-beraninya kamu menggangguku! apakah kamu sudah bosan melihat dunia ini!!" Ucapnya kesal.

Beruang itu berteriak dengan kedua tangan menepuk dadanya. Kemudian monster itu berlari ke arah tanpa adanya persiapan yang matang.

'Boom!'

Monster itu berusaha menyerangku menggunakan cakarnya yang tajam. Bekas serangan itu meninggalkan kerusakan yang cukup parah. Walaupun serangannya tidak sekuat monster harimau tempo hari, namun daya kerusakan yang ditimbulkannya tidak bisa dianggap remeh.

"Apakah kamu hanya bisa menghindar saja!? apakah manusia memang selemah ini!" Ejeknya merendahkan ku.

Aku terus menghindari semua serangannya hanya dengan bermodalkan skill 'kecepatan' dan reflek ku, aku masih dengan mudah menghindarinya. Namun, aku akui bahwa aku sedikit meremehkannya. Satu serangan monster itu berhasil mengenai tangan kiri ku.

[Mendeteksi pendarahan pada tubuh tuan]

[Mengaktifkan pemulihan otomatis]

'Urgh!'

'Untung aku memiliki sebuah sistem yang dapat menyembuhkan diri ku. Namun....'

"Waktu bermain sudah selesai!" Aku melepaskan tekanan yang kuat, bahkan tekanan itu mempengaruhi monster itu.

'Apa-apaan dengan bocah ini? tekanannya cukup kuat untuk menekan pergerakan monster tingkat rendah' Batin beruang itu berusaha melawan tekanan yang aku berikan.

'Wush!'

Tubuhku menghilang di depan mata beruang itu, pergerakan ku cepat namun masih dititik dimana mata monster itu bisa mengikutinya.

'Boom!'

Hembusan angin muncul saat pedangku dan cakar beruang itu saling bertemu. Suara mendesis bagaikan ular muncul saat dua benda tajam saling bertukar serangan. Tak berhenti dari situ saja, aku kembali menghilang dan menyerang bagian belakang.

'slash'

Seranganku berhasil mengenai tubuh beruang itu, namun bukan berarti aku sudah mengalahkannya. Kamu harus menghancurkan jantung nya atau menebas lehernya untuk bisa membunuh monster tingkat menengah.

"Serangan seperti itu sama sekali tidak berefek padaku, manusia bodoh" Teriak beruang itu setelah menerima seranganku seakan memperlihatkan bahwa serangan tadi tidak menimbulkan apa-apa.

"Jika satu serangan tidak berefek, maka aku akan mengulangi nya sampai puluhan kali. Namun jika puluhan serangan masih tak berefek, maka aku akan melakukannya sampai ratusan kali. Aku akan terus melakukannya sampai kamu mati" Balasku kembali siap menyerang.

"Beraninya kamu!!! Roagh!!!" Beruang itu marah dan berlari ke arahku, namun kali ini kecepatannya meningkat secara tiba-tiba.

"Sial!"

'Boom!'

Aku beruntung berhasil menghindar serangan itu, jika tidak mungkin tubuhku akan terbelah menjadi beberapa bagian. 'Sistem aktifkan seluruh skill milikku, kecuali skill 'kemarahan''

[Mengaktifkan skill'Penguatan Tubuh']

[Mengaktifkan skill 'Penguatan Serangan']

[Mengaktifkan skill 'Kecepatan']

Tak hanya itu aku juga akan menggunakan sihir ku, karena jika aku tak menggunakannya lv skill 'Elementalist' tidak akan naik.

Aku membayangkan sebuah bola api di telapak tanganku, setelah itu aku melempar nya ke arah beruang itu.

'Boom!'

Sihir itu meledak dahsyat, beruang itu kaget dengan apa yang baru saja terjadi, tak hanya beruang itu aku sendiri bahkan syok melihatnya. 'Apa-apaan dengan ledakan itu! bukankah itu hanya bola api seukuran bola basket!?' Teriak ku dalam hati.

[Itu dikarenakan efek dari skill 'Elementalist', semua serangan telah digandakan hingga 3 kali lipat]

'Apa maksud mu! serangan itu bahkan bisa menghancurkan rumah orang dalam sekejap!'

[.....]

Fiuh, sudahlah tidak ada untungnya berdebat di waktu seperti ini. Aku pun kembali fokus ke arah beruang gendut itu, dan bersiap menyerang. "Hei apakah kamu sedang memikirkan sesuatu!?" Ucapku yang tiba-tiba muncul dari samping tubuh beruang.

"Apa!!" Beruang dengan refleks menyerang ku dengan tangannya, namun aku kembali menghilang dan berhasil menusuk perut beruang.

"Arggh!!"

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan aku terus bergerak dan menebas seluruh tubuh nya.

'Slash!'

'Slash!'

'Slash!'

'Slash!'

'Slash!'

'Slash!'

'Slash!'

'Slash!'

.....

Dan saat di tebasan terakhir, aku berhasil memotong leher beruang itu. Darah monster keluar dengan deras membasahi tubuh dan pakaianku.

[Berhasil membunuh monster tingkat menengah, mendapatkan 20.000 exp]

[Level Up × 5]

Akhirnya aku berhasil membunuhnya, aku tidak mengira itu akan memakan waktu hampir 5 jam, aku harus lebih kuat lagi. Dan omong-omong aku sudah berpisah dengan kedua orangtuaku selama seminggu, apakah keadaan mereka baik-baik saja?

Demi tujuanku, aku harus lebih kuat lagi untuk dapat melindungi orang kesayangan ku.

.....

Selesai mengistirahatkan tubuhku sejenak, aku kembali berburu monster di sekitar hutan. Sebelumnya aku ingin memburu beberapa monster tingkat menengah, namun aku urungkan kembali setelah melihat bahwa aku masih kurang kuat untuk menghadapi nya.

'Slash!'

Perburuan kembali dimulai, aku berlari secepat mungkin dan menemukan beberapa monster tingkat rendah yang sedang berkumpul. Sekelompok monster serigala terlihat sedang memakan daging hasil buruan mereka.

Inilah kenyataan dunia ini, jika kau kuat maka kau akan dihormati namun jika kau lemah maka bersiaplah untuk menahan siksaan dunia ini.

Aku keluar dari dalam semak-semak, seketika semua serigala waspada dan langsung menyerang.

"Eh? apakah..."

"....Aku..."

"..... Mengganggu kalian?" Ucapku sambil menghindari semua serangan yang datang dari segala arah.

'Grr!'

"Woah maafkan aku tapi kalian harus mati disini!"

'Wush!'

'Slash!

'Slash!

'Slash!

'Slash!

.

[Berhasil membunuh 12 monster tingkat rendah, mendapatkan 9.600 exp]

[Level up!]

"Akhirnya aku mencapai level 20, apakah kalian tahu betapa susahnya mencapai level ini" Ucapku melirik ke tumpukan mayat serigala. Aku langsung memasukkan mayat monster itu ke dalam inventori, aku sudah membunuh setidaknya 70 monster tingkat rendah dan 2 monster tingkat menengah selama seminggu ini.

~•~

Nama : Richard

Level : 20

Title : Utusan Dewa

Garis kekuatan : Api, air, tanah, udara

Strength : 83(+3) Agility : 81(+1)

Defense : 82(+2) Intelligence : 56(+1)

Skill : Elementalist (lv1) Penguatan tubuh (lv5) Penguatan serangan (lv5) Kecepatan (lv8) Berpedang (lv7) Pantang Menyerah (lv2) Kemarahan (lv1)

~•~

"Seperti sudah cukup untuk hari ini, aku akan kembali ke desa goblin. Aku khawatir jika terjadi apa-apa pada kedua orang tuaku"

Walaupun aku tau bahwa aku sudah memasang sebuah pelindung untuk desa, namun entah kenapa kekhawatiran ku ini masih terus ada.

Akhirnya aku berlari ke tempat desa berada, dan di tengah perjalanan aku juga luangkan waktu untuk membunuh beberapa monster yang aku temui.