Namun tatapan nyalang dari aghatta yang terus mengarah ke arah Silfi dan antek - anteknya, seketika membuat Silfi risih. pasalnya gadis keturunan Jerman - Korea ini terus menatap nyalang kearah Silfi, seperti menantang ketua dari geng yang bisa dikatakan mirip seperti grim reaper ( malaikat pencabut nyawa di film goblin ).
Dengan langkah kaki yang berdentum - dentum menandakan bahwa sang empunya tengah marah atas tatapan nyalang yang terus diberikan kearahnya, Silfi dan kedua antek - anteknya yang diyakini adalah Dikta dan Dita, kini tengah menghampiri gadis remaja blasteran Jerman - Korea yang duduk anteng dikursinya sembari meminum air minuman isotonik miliknya.
Sedangkan itu, semua orang yang berada di kantin kala itu sudah was - was, takut jika akan terjadi sesuatu diantara ketiganya. kini mereka bertiga Silfi, Dikta, dan Dita sudah sampai ditempat duduk si gadis blasteran Jerman - Korea yang tak lain adalah aghatta charolatte.
Sedangkan aghatta hanya mendecih pelan atas kedatang dari ketiga gadis ini, dan menaruh minumannya diatas meja. hingga decihan dari aghatta mengundang tatapan tajam khas milik gadis semampai dengan rambut hitam pekat sepunggung dan kulit putih bersih seperti susu, yang tak lain adalah Silfi. ia meberikan tatapan tajamnya pada aghatta, namun aghatta tak merasa takut hanya dengan tatapan itu. sampai mati pun ia tak akan lupa betapa kejamnya gadis yang berada dihadapannya saat ini. ( kalian bisa menebak gadis mana yang author atau aghatta maksud xixixi ).
Hingga tanpa basa - basi, Silfi mengambil botol air mineral yang tergeletak tak jauh dari jangkaunya yaitu berada diatas meja yang sama dengan air isotonik milik aghatta yang aghatta letakan di meja tersebut.
Hingga aksi yang dilakukan oleh Silfi selanjutnya mampu membuat semuanya menahan napas untuk sesaat. dan aksi itu tentu saja mampu membuat aghatta marah.
Silfi menumpahkan air mineral ke atas kepala aghatta membuat aghatta sempat tercekat dengan air yang tiba - tiba tumpah di atas kepalanya hingga aghatta pun dengan refleks menutup kedua matanya, saat air itu perlahan turun membasahi rambut dan turun membasahi wajahnnya. bahkan kini air itu sudah membasahi kepala serta wajah cantik milik aghatta charolatte.
Semua orang yang menyaksikan itu hanya bisa diam tanpa membantu aghatta, sebab mereka takut jika mereka membantu aghatta. merekalah yang akan dijadikan bulan - bulanan Silfi dan antek - anteknya.
BYUUUUR~
Air mineral yang ditumpahkan Silfi tepat diatas kepala aghatta turun secara perlahan, membuat air itu membasahi rambut lalu ke wajah cantik khas milik Aghatta yang blasteran keturunan Jerman - Korea. dengan mata sipit seperti seekor rubah gurun dan hidung kecil yang mancung serta kulit putih bersih seperti susu dan tinggi badan yang bisa dikatakan idealnya gadis remaja dari Jerman.
Semua yang ada disana hanya bisa menyaksikan itu, hingga yang dilakukan oleh aghatta selanjutnya mampu membuat semuanya tercekat. gadis blasteran itu malah tersenyum sarkas atau lebih tepatnya menyeringai kearah Silfi.
"nggak usah sok berani, kalo nyatanya lo cuma bisa ngebully dengan cara yang kotor" ujar aghatta sembari menyingkirkan botol air mineral yang berada di atas kepalanya, seperti menantang Silfi, mungkin aghatta adalah jelmaan seekor kucing yang punya nyawa sembilan sehingga dia berani berkata seperti itu pada silfi.
Dan silfi yang mendengar ucapan yang keluar dari gadis dihadapannya semakin emosi, sebab ia mendengar ada nada meremhkan dirinya.
"dan lo, nggak usah sok nantangin gue, kalo lo aja cuma sampah yang hidup disini" kata - kata yang dilontarkan Silfi pada aghatta sangat menyakitkan, sampah katanya. heol, benar - benar si Silfi ini.
Mungkin kata - kata itu menyakitkan bagi aghatta, namun aghatta malah semakin memprovokasi Silfi. sehingga membuat gadis remaja yang seumuran dengannya atau lebih tepatnya setahun lebih muda dengannya itu marah. karena bisa dilihat dari kilat mata gadis itu, matanya benar - benar menyiratkan kemarahan atas apa yang diucapkan oleh aghatta.
"cih, sampah kata lo. sekarang gue nanya, yang sampah siapa disini?. bukannya lo, sialan" ujar aghatta digantung dan silfi masih diam mendengarkan sedangkan semua yang ada disini hanya bisa diam menyaksikan perdebatan antara si grim reaper dan gadis blasteran Jerman - Korea, yang sepertinya tak akan habis.
"lo cuma bisa ngebully orang - orang yang lemah kaya gue, bukannya lo lebih rendah dari sekedar sampah" ujar aghatta sembari menyampingkan wajahnya yang sudah basah karena terkena guyuran air yang ditumpahkan oleh silfi serta menyunggingkan senyuman mautnya. hingga kata yang dilontarkan oleh aghatta mampu membuat semua orang yang ada disana cengo tak menyangka termasuk Dikta dan Dita.
Mereka tak menyangka jika aghatta berani berkata seperti itu apalagi pada Silfi yang notebenenya adalah siswi yang ditakuti disekolahan ini. tentu saja ditakuti, siapa yang berani pada gadis cantik yang berkedok seperti malaikat pencabut nyawa.
Silfi benar - benar marah atas apa yang aghatta katakan padanya dan mengata - ngatainya seperti itu.
"lo nggak pantes ngomong kaya gitu ke gue, brengsek." desisan tajam dari Silfi sembari menarik kerah baju milik aghatta dan itu tentu saja hanya membuat aghatta semakin berani pada gadis itu. sebab prinsipnya jika dia melakukan hal yang menurutnya benar, dia tidak akan mundur sekalipun nyawanya harus melayang.
"lo cuma murid rendahan yang kebetulan berhasil masuk disini" desis tajam silfi pada aghatta untuk ke sekian kalinya dengan tatapan yang menyiratkan kebencian terhadap aghatta.
"heol, lihat diri lo. lo sok berlagak superior, cuma buat menarik perhatian orang lain, miris banget hidup lo" sahut aghatta tak ingin kalah dari Silfi, ia tak ingin siapapun berani menginjak harga dirinya, meskipun harus nyawa taruhannya.
"berhenti nantangin gue, sialan!!" ujar Silfi masih menahan emosinya supaya tak keluar, ia juga tahu waktu. kapan ia harus membunuh orang dan kapan ia harus menahan emosinya. sebab ia pun tak ingin menunjukan sosoknya yang seperti itu didepan semua orang seperti ini.
"kenapa? lo takut sama gue?" tanya aghatta dengan nada yang meremehkan, serta seringaian yang masih mengembang dibibir tipis milik gadis blasteran Jerman - Korea ini. sepertinya aghatta benar - benar memancing emosi Silfi untuk keluar.
Dengan kemarahan yang sudah mencapai diubun - ubunnya, Silfi pun tanpa sadar melakukan aksi yang benar - benar diluar nalar mereka semua.
Silfi yang kalut dengan kemarahannya sendiri pun tanpa sadar mendorong bahu milik aghatta sampai membentur tembok yang berada dibelakang mereka. dan dorongan yang diberikan silfi pun bisa dibilang tak main - main, buktinya aghatta meringis kesakitan saat tulang punggungnya yang menghantam tembok cukup keras. rasanya seperti tulang - tulangnya diremukan secara paksa.
"jangan berani ngomong lebih dari ini, brengsek" desis silfi dengan tatapan tajam yang mengintimidasi sang lawan yang berada dihadapannya. masih dengan tangan yang mencengkram kuat kerah baju seragam milik aghatta, tatapan tajam yang menyiratkan kemarahan itu pun hanya dibalas deng senyum yang sangat tipis.
Dan lagi - lagi kalimat yang aghatta lontarkan membuat semuanya tak menyangka, sebab mereka semua menyangkanya bahwa gadis remaja blasteran itu orang yang pendiam, dan tidak memiliki sifat seperti yang ditunjukannya sekarang ini.
"psikopat gila" ujar aghatta dengan seringaiannya yang sama - sama mematikan seperti tatapan tajam yang diberikan silfi padanya.