mentari sudah mulai menampakan sinarnya itu berarti hari sudah berganti menjadi pagi hari dimana semua orang akan melakukan aktifitasnya dipagi hari hingga sore menjelang bahkan jalanan yang semula sepi kini tergantikan denga jalanan yang padat dengan berbagai kendaraan yang ingin bertujuan keberbagai tempat seperti yang tengah dilakukan seorang gadis bernama Silfi ia sudah bersiap sejak tadi untuk berangkat kesekolahannya menggunakan motor kesayangannya dengan kecepatan normal ia membelah kepadatan jalanan menggunakan motornya namun ternyata ia tak langsung pergi kesekolahannya melainkan pergi kesuatu tempat yang diketahui rumah seseorang dan benar saja ketika silfi akan mengetuk pintu utama itu tiba tiba saja pintu itu terbuka menampilkan figur seorang pria dengan seragam sekolah yang berbeda dengannya yang melekat ditubuhnya silfi pun menampilkan senyumnya pada pria itu dengan maksud dan tujuan lain sedangkan pria itu hanya mengeryitkan dahinya dengan satu alis yang terangkat menandakan ia tak mengerti atas kedatangan wanita dihadapannya saat ini.
hingga didetik berikutnya pria itu pun mendengus kecil sebab ia mengerti kenapa wanita dihadapannya susah susah mendatanginya seperti ini biasanya dia akan menolak jika disuruh kerumahnya atau sekedar mampir atas permintaan ibunya ya pria yang silfi datangi adalah sepupunya sendiri namanya Rasya Lee dia pria yang dingin dan bersikap bodo amat pada sekitarnya,sebab jika silfi datang seperti ini pasti sedang ada maunya saja.
Rasya memiliki kulit putih pucat seperti vampire dan tatapan mata yang dapat membunuh orang yang ia temui karena sorot mata yang tajam bahkan hidung besar namun mancung serta lesung pipi disebelah kiri dan paras tampan yang Rasya miliki mampu membuat para kaum Hawa berlomba lomba untuk mendapatkan hati pria itu mungkin jabatan yang cocok untuk Rasya adalah Bad boy.
"ngapain lo kesini tumbenan amat?"tanya Rasya pada silfi sedangkan silfi ia masih dengan senyumannya yang mengembang membuat Rasya muak melihatnya.
"udahlah nggak usah senyam senyum kek gitu jijik gue lihatnya"ujarnya lagi membuat silfi menepuk bahu rasya dengan keras membuat sang empunya tertawa pelan.
"ih nggak bisa banget ya lo lihat gue seneng dikit,nyebelin banget si lo jadi orang"sahut silfi seraya menepuk bahu laki laki yang ada dihadapannya dengan keras
"iya iya maaf,lo seneng kenapa?"tanya rasya lagi seraya merangkul bahu sepupunya itu dan membawanya ke mobil miliknya dan silfi pun tak keberatan jika rasya yang mengantarnya kesekolah dan tentang motornya ia biarkan saja disinu toh dirumah ini juga ada security nya dan tante wulan atau mamahnya rasya pun pasti tahu jika dirinya berangkat bersama rasya.
KLEKK (itu adalah suara rasya dan silfi yang membuka pintu mobil secara bersamaan sehingga menimbulkan suara seperti itu dan mereka pun memasuki mobil milik rasya dan duduk didepan.Rasya duduk dikursi pengemudi sedangkan silfi ia duduk dikursi depan disebelah Rasya.)
keduanya masih sibuk mengenakan seatbelt agar aman setelah itu rasya pun mengulang kembali apa yang ia katakan didepan rumahnya.
"hey bukannya tadi gue nanya ya,lo kenapa seneng malah diem aja"ujar Rasya seraya menoyor kepala silfi dari samping membuat silfi mengaduh dan mendengus kecil atas apa yang rasya lakukan padanya.
"Ck yaudah sih nggak usah pake noyor segala,benci gue"sahut Silfi tak terima
"yaudah maaf,lo seneng kenapa?kan tadi gue nanya nya gitu"ujar Rasya lagi sembari menyalakan mesin mobilnya dan menancapkan gasnya agar mereka cepat sampai kesekolahan masing masing sebab dirinya dan silfi berbeda sekolah sehingga membuatnya harus mengantarkan silfi terlebih dahulu.
mobil Rasya pun sudah membaur dengan kendaraan lainnya dijalanan membuat jalanan mungkin semakin penuh karena kini semua kendaraan telah memenuhi jalanan termasuk mobil milik Rasya.
"lo inget ga tentang Ega?"tanya Silfi antusias pada Rasya membuat rasya menoleh sebentar kearah silfi dan langsung fokus lagi menyetir mobilnya
"terus kenapa kalo gue inget?"sahut Rasya santai dengan intonasi yang menurut silfi sangat menyebalkan ditelinganya sehingga membuat silfi mendelik sebal dan rasya yang melihat itu hanya tertawa membuat silfi semakin sebal atas perilaku pria yang berada disampingnya.
"serius kek,jangan bikin gue sebel deh.sumpah ya gue tuh benci lihat lo yang kek gini bikin enek tau ngga"sahut silfi ketus
"elah ambekan amat lo gitu aja marah,iya gue inget kalo ngga salah Ega tuh perempuan yang ditaksir si Fikri bukan sih?"ujar Rasya dengan tujuan untuk menghibur silfi supaya tak marah padanya dan benar saja silfi langsung menyahut ucapannya.
"iya dan dia juga yang renggut nyawa adek gue,gue benci lihat mukanya apalagi lihat muka sok polosnya tanpa merasa bersalah sama sekali apalagi dia masih hidup sedangkan adek gue mati lo tahu kan.lo tahu kan gimana rasanya diposisi gue,gue tuh nggak suka lihat dia hidup sedangkan adek gue mati dan udah ditimbun sama tanah"ujar Silfi dengan sorot mata yang menyiratkan kepedihan disana dia tahu jika masalah ini udah lama dia tahu itu tapi entah kenapa ia tak bisa melupakan semuanya bahkan ia pun hampir gila ketika mendengar kabar adiknya sudah tak bisa diselamatkan lagi.
dan hingga akhirnya ia pun mengetahui satu fakta bahwa adiknya mendonorkan jantungnya demi menyelamatkan Ega tanpa meminta persetujuan dari orang tuanya bahkan dirinya.
"udahlah sil nggak usah lo inget inget lagi,gue tahu ini berat buat lo dan keluarga lo tapi kan tragedi itu udah lama dan sekarang udah hampir 3 tahun atas kematian adek lo buat apalagi lo inget inget,toh sekarang situasinya juga dah beda biarin mereka hidup bahagia sil"ujar Rasya memperingati Silfi agar tak bertindak diluar nalar seperti yang terjadi beberapa tahun lalu hingga membuatnya hampir mati juga.
"gue juga nggak mau kaya gini Sya,tapi nyatanya nggak bisa gue masih keinget akan hal itu apalagi gue lihat dia masih bisa hidup bahagia didepan mata gue,lo bisa bayangin kan gimana rasanya diposisi gu,gue sakit Sya sakit."sahut Silfi dengan sorot mata kepedihannya sudah terlalu lama ia memendam ini semua dari orang lain tentang dirinya yang tak rela akan kepergian seseorang yang ia sayangi dan dapat membuat hidupnya bahagia bahkan lebih berwarna dari hari hari yang ia lewati.
dan Rasya pun hanya bisa mengehela nafas beratnya karena ia pun tak sanggup jika harus teringat akan hal yang membuat semuanya kacau dan dengan berat hati ia pun menanyakan akan hal ini pada silfi walaupun ia tahu apa jawaban yang akan wanita itu lontarkan padanya.
"terus sekarang apa yang bakal lo lakuin?"tanya Rasya pada Silfi yang membuat Silfi seketika menyeringai dan melihat kearah jalanan yang padat akan kendaraaan.
"huh,bantu gue buat bales dendam ke mereka yang udah bikin hidup gue hancur,Sya"sahut Silfi penuh penekanan disetiap katanya yang membuat Rasya merasakan sebesar apa rasa dendam yang sudah wanita itu pendam sampai selama ini.
"lo seruis?"tanya Rasya memastikan atas apa yang silfi katakan padanya
"iya kenapa nggak,lo nggak mau bantuin gue"sahut silfi lagi dengan santai namun siapa sangka kalimat yang silfi katakan mampu membuat itu tercekat.
"y-ya gue sih terserah lo aja,gue mah ngikut"ujar Rasya terpaksa karena ia tak mau membuat silfi semakin bersedih dan silfi pun seketika mengembangkan senyumannya membuat rasya membuang nafas kasarnya ke udara.
"itu bagus"sahut silfi seraya tersenyum senang dan untuk bermenit menit lamanya mereka terdiam tanpa membuka pembicaraan lagi sampai akhirnya keduanya telah sampai didepan sekolahan silfi.