Ledakan keras terjadi di udara, disusul ledakan lain yang berada agak jauh di sebelah utara. Sesaat kemudian, terdengar Wijaya berkata dengan dingin lewat radio.
[Aku akan bergeser. Tidak akan ada bantuan tembakan untuk sementara.]
[Dasar monster, kau berhasil menembak dua roket yang sedang terbang dalam waktu sesingkat itu?]
Lev enggan membalas komentar Win. Dia merinding menyadari kedua tembakan itu hanyalah permulaan. Dugaannya benar. Terdengar ledakan-ledakan keras di tempat Wijaya seharusnya berada. Ledakan itu bukan hasil roket, melainkan meriam artileri.
"Wijaya! Kau tidak apa-apa?" Lev berseru melalui radio. Letusan keras terus terdengar membombardir bukit di sebelah selatan mereka.
[Am...n kal… ...gi.]
"Cih," Lev mendesis. Jemarinya meraih lekukan dan pengait pada tuas pengendali yang pas untuk jemari metal dari tangan prostetiknya.
"Hnngh!"
Seketika itu jemari prostetik Lev dikunci dan terhubung dengan nesti. Dia merasakan sakit menyebar dengan cepat dari jemari kirinya, yang seharusnya tidak bisa merasakan apa-apa, sampai ke tulang belakang.
Berkat sambungan dari lengan prostetiknya, Lev bisa mengendalikan nesti hanya dengan satu tangan. Tentunya masih dengan bantuan kakinya untuk mengendalikan pedal pengendali tenaga penggerak.
Oleh karena itu, Lev bisa melakukan hal lain bersamaan. Dia menarik papan ketik dari samping kursi dan mulai memasukkan perintah dengan tangan kanannya. Matanya bergerak cepat memeriksa semua parameter yang ada di layarnya.
Radar menunjukkan adanya pergerakan cepat dari utara. Lev terus mengganti parameter pemantauan dengan memasukan perintah pada papan ketik sampai akhirnya dia bisa memisahkan gelombang suara yang datang dari arah utara. Dari suara yang dihasilkan, jumlah para penyerang tidak sedikit dan sepertinya mereka scorpid.
Mata Lev membuka lebar memandang layarnya, terdapat pergerakan samar ujung pandangan kamera. "Mereka datang!"
[Lev bombardir. Yon, lindungi Lev. Win, kita jepit mereka dari samping.]
"Kau yakin mau bertempur di sini? Kita ada tepat di tengah-tengah api unggun!"
Walau memprotes, Lev tetap mengarahkan nesti untuk menembaki lawan mereka di ujung sana. Mau memakai mode infra merah ataupun penglihatan malam, kameranya tetap kesulitan untuk melihat lawannya dengan jelas akibat terangnya api hasil ledakan para scorpid. Lev hanya menembak berdasarkan kalkulasi dari perkiraan rada dan sedikit insting.
Setidaknya dia sepertinya berhasil mengenai dua target.
Namun, bukan hanya menembaki target saja yang dipersulit oleh api sisa ledakan dua scorpid itu. Api dari kedua bangkai scorpid ini aneh. Stielkruger tidak biasanya menyisakan kobaran besar macam api unggun seperti ini. Selain itu, nyala mereka begitu terang.
Di tengah-tengah menembaki lawan dengan acak, jemari Lev bergerak lincah mengeluarkan perintah agar semua sensor nesti memeriksa sekitar dengan sesama. Spektrum cahaya yang ditangkap kamera nesti menunjukkan ada senyawa sulfur, nitrat, dan kalium pada api bangkai scorpid. Senyawa macam itu membuat nyala api mereka bertindak sebagai semacam suar.
Selain itu, sensor suara menunjukkan bahwa tembakan artileri ke bukit posisi Wijaya sudah mereda. Itu bisa berarti artileri lawan sedang mengisi ulang…
… dan mengganti target.
"Yon, berpencar!"
Nesti bergeser agak jauh ke timur, memasuki hutan yang sudah gelap bersama tenggelamnya mentari. Sesaat kemudian, terdengar raungan-raungan dari langit sebelum terjadi ledakan keras di posisi mereka berada tadi.
Lev tidak langsung menarik napas lega. Tembakan artileri yang dilancarkan pada mereka memang tidak akurat, akan tetapi Lev menyadari ada pergeseran.
"Kwang, Win, menyingkir, rentetan tembakan ini merayap ke utara."
[Mereka mau menembaki kawannya sendiri atau apa?]
"Win, kalau tadi saja pilot scorpid-scopid itu berani meledakkan diri…."
[... artinya menembaki lawan sendiri dengan artileri bukan masalah besar.]
"Aku tidak meminta kau meneruskan kata-kataku, mata-mata," Lev menggeram. "Aaaah! Peduli setan, kalian berdua menyingkir, kuhalangi mereka," sembari menghentikan protesnya sendiri, Lev membidik dan melepaskan tembakan-tembakan dari meriam nesti. Dia tidak terlalu peduli jika itu mengenai lawan atau tidak, yang penting kedua rekannya bisa menjauh.
[Kau hampir mengenaiku, Lev.]
"Maaf, harusnya aku lebih akurat supaya ZHY-mu hancur berkeping-keping."
[Hmph…]
"Kau masih bisa tertawa di keadaan ini? Kalian mata-mata memang sinting."
[Efek adrenalin.]
"Cih. Lebih baik kalian bertiga bersiap."
Radar Lev menunjukkan Kwang dan Win sudah menyingkir. Tidak lama kemudian tembakan artileri dari musuh mereka mengenai para stielkruger yang tadi dihadapi Kwang dan Win. Kalau perhitungan Lev benar, sebentar lagi rentetan tembakan dari jauh itu akan berakhir untuk mengisi ulang.
[Win, Yon, sekarang!]
Tepat ketika tembakan artileri berakhir. ZHY, T-11, dan jiangdong langsung melesat ke posisi para lawan. Seperti biasa T-11 milik Yon memancing tembakan dengan maju di tengah. ZHY memutari mereka dengan pergerakan cepat dan tampaknya berhasil membuat kekacauan.
Sementara itu jiangdong merangsek dari kanan, menghabisi satu scorpid dengan senjata kepalannya, lalu melesat menjauh. Radar menunjukkan beberapa scorpid bergerak mengejarnya ke arah kanan.
Lev menjilat bibirnya, menyingkirkan papan ketik, lalu mengarahkan nesti untuk meletakkan meriamnya ke punggung dan mendadak meluncur cepat ke arah para scorpid yang mengejar jiangdong.
Sebelum para scorpid menyadari kedatangannya, Lev sudah berhasil menutup jarak dan menyapa mereka di jaringan radio umum, "Haaai <3."
Nesti meninju kepala scorpid yang berada paling belakang, lalu menggunakan tubuh scorpid itu sebagai perisai sambil menabrakkan diri pada scorpid yang membawa senapan patah sampai mereka menabrak pohon.
"Hnngh!"
Lev merasakan sengatan pada tangan dan punggungnya saat itu terjadi bersamaan dengan tembakan dari senapan serbu scorpid yang tersisa. Untungnya, tangan scorpid itu hancur akibat tembakan dari senapan patah jiangdong.
"Kau pernah dipeluk beruang Siberia?"
Nesti berputar dan melaju cepat ke scorpid terakhir yang tidak bisa melawan itu. Dia merentangkan tangan lalu memeluk kencang stielkruger yang jauh lebih kecil itu sampai agak remuk sebelum melepaskannya. Sayangnya, semua gerakan itu kembali mengakibatkan rasa sakit ke tangan dan punggungnya.
"Cih," Lev mengumpat sambil mengambil senapan serbu yang jatuh dan menembaki ketiga scorpid yang tidak bisa bergerak itu sambil meluncur mundur.
[Untuk apa kau melakukan hal beresiko macam itu?]
Terdengar Kwang bertanya saat ZHY meluncur mendekati nesti.
"Menghemat peluru," jawab Lev acuh tak acuh. "Lagipula untuk apa kau ada di sini? Kau sudah selesai dengan cecunguk-cecunguk lain?"
[Hanya gelombang pertama.]
Mendengar jawaban itu, Lev memeriksa radar dan seluruh data yang ditangkap sensor nesti. Kwang benar, ZHY dan T-11 sudah menghabisi scorpid sisanya. Akan tetapi radar Lev menangkap pergerakan stielkruger-stielkruger lain mengejar mereka.
[Sesuaikan penyaring kalian dengan gelombang granat cahaya.]
"Ya ampun," Lev menghela napasnya. Sambil mengikuti perintah Kwang, dia membuang jauh-jauh senapan serbu yang direbutnya untuk menghindari kemungkinan benda itu dipasangi pelacak. Dia kemudian memasang penyaring gelombang sesuai dengan angka yang muncul di layarnya.
Ketika granat cahaya meledak di udara menyilaukan semuanya kecuali kamera stielkruger mereka, Lev bersin dan menggumam, "Sudah kubilang, aku alergi dengan tempat ini."