webnovel

Stay: 'Berjanjilah Untuk Selalu Menetap'

Susah ya kalo jadi pacar kakak kelas yang banyak penggemarnya. Itu lah yang tengah di rasakan oleh seorang gadis cantik bernama Lauren Mackenzie Chloe. Belum selesai ia di bully habis habisan, ia harus mendengar kabar buruk yang keluar dari mulut ayahnya. Ia harus berusaha keras untuk semuanya, ia harus meluruskan semua yang terjadi disini. "Kak aku capek sama semua penggemar kakak" "Terus lo maunya gimana?" "Kita putus aja ya kak?!"

Tasyavabicia · Teen
Not enough ratings
19 Chs

13. Luka

Lauren menuruni anak tangga yang berada di sekolahnya. Lauren yang di temani oleh ketiga sahabatnya itu pun berjalan ke arah perpustakaan.

"Lo kesini mau ngapain Lau?" Tanya Nayra sembari duduk di salah satu kursi perpustakaan.

"Cari bukulah" Bella yang membuat Nayra mendelik kesal pada Bella.

"Gue nanya Lauren bukan lo" sinis Nayra yang hanya di hadiahkan gedikan bahu oleh Bella.

"Gue lagi nyari buku sastra" jawab Lauren masih fokus pada buku buku yang ia baca.

"Lo sendiri ngapain ngikutin Lauren?" Tanya Bella pada Nayra.

"Numpang makan" balas Nayra dengan cengirannya.

"Yeee gue kira niat baca buku" celetuk Freya dengan nada kesalnya.

"Emangnya lo mau ngapain kesini?" Tanya Bella menatap ke arah Freya.

"Ngadem lah" ujar Freya yang membuat keduanya mendengus kesal.

"Gue terjunin ke jurang ya" kesal Nayra yang membuat Freya tertawa pelan.

Sedangkan Lauren yang samar samar mendengar pembicaraan dari ketiga sahabatnya pun hanya menggelengkan kepalanya dan tetao fokus pada buku yang tengah ia cari.

Tapi atensi menangkap seseorang yang sangat ia kenal duduk bersama dengan seorang wanita. Ia mengerutkan dahinya dan menutup mulutnya tak percaya saat ia benar benar mengenali orang itu.

"Kak Daren sama--- kak Angel?" Gumam Lauren masih fokus menatap keduanya.

Tapi ia memilih untuk memalingkan wajahnya dan berjalan ke arah ketiga sahabatnya dengan buku yang sudah ia temukan.

"Udah ketemu. Ayo ke kelas" ajak Lauren yang membuat ketiganya bingung.

"Cepet amat!" Ujar Nayra.

"Lo kenapa kayak marah gitu Lau?" Tanya Bella yang membuat Lauren menggelengkan kepalanya.

"Ada masalah? Atau lo di godain sama cowok cowok?" Tanya Freya yang membuat Lauren lagi lagi menggeleng.

"Gue gak papa. Ayo buruan" desak Lauren menarik tangan teman temannya.

"Yaudah ayo" final Nayra yang membuat kedua temannya ikut berdiri.

Keempatnya berjalan melewati meja Angel dan Daren. Dengan cepat Lauren membuka pintu perpustakaan itu dan keluar dari ruang perpustakaan.

Ia berjalan cepat ke arah kelasnya dan membanting pelan buku yang ia bawa tadi, ia duduk meminum air yang ia bawa dari rumahnya.

"Lo kenapa sih Lau?" Kesal Nayra.

"Enggak papa" balas Lauren masih menatap lurus kedepan.

"Kalo lo enggak cerita foto foto cowok korea lo itu bakal gue bakar" ancam Freya yang membuat Lauren menatap Freya tajam.

"Awas aja sampe lo bakarin semua foto fotonya" kesal Lauren.

"Ya makanya cerita sama kita. Kita ini sahabatan udah lama Lau jadi jangan ada rahasiaan" jelas Bella yang membuat Lauren mengangguk pelan.

"Gue tadi liat Kak Daren sama Kak Angel" ujar Lauren yang membuat ketiganya membelalakkan mata.

"Kak Angel yang bedaknya tebel banget itu?!" Tanya Nayra yang membuat Lauren dan kedua temannya tertawa pelan.

"Jahat lo ngatain kakak kelas" ujar Bella dengan kekehannya.

"Bodo ah" balas Nayra.

"Iya kak Angel yang kemaren selalu gangguin gue"

"Ketemu dimana?" Tanya Freya.

"Perpustakaan" jawab Lauren sekenanya.

Mendengar hal itu pun Nayra menatap Lauren dengan tatapan tajam.

"Berarti yang tadi itu lo pengen cepet cepet pergi dari perpustakaan karena mereka berdua?!" Tebak Nayra yang diangguki oleh Lauren.

"Huh keterlaluan! Udah punya pacar malah mepet mepet sama cewek lain" gumam Nayra dengan nada kesal.

"Udahlah terserah kak Daren aja" ujar Lauren yang membuat ketiganya menatap Lauren kesal.

"Lo mau kak Daren diambil sama si kakak kelas songong itu?!" Kesal Bella.

Mendengar hal itu Lauren menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Y-ya enggak gitu! Udah lah, gue mau ke kantin dulu laper" pamit Lauren berlari keluar kelas.

Lauren berjalan ke arah kantin, ia memasuki area kantin dan mendudukkan tubuhnya di kursi pojok yang berada di kantin.

Tapi sebelumnya ia sudah membeli minuman kesukaannya. Ia menyeruput pelan jus jeruknya sembari memainkan ponselnya.

Sesekali ia tersenyum tipis saat melihat perdebatan ketiga sahabatnya yang berada di grup.

Tapi sedetik kemudian ia terkejut karena seseorang dengan sengaja menaruh ice cream ke arah pipinya. Dengan segera ia mendongak dan mendapati Daren menatapnya dengan senyuman miring dan mendudukkan tubuhnya di depan Lauren.

"Kakak ngapain disini?" Tanya Lauren kembali meminum jus jeruknya.

"Duduk" jawab Daren sembari memakan ice creamnya. Ia menyodorkan satu lagi ice cream yang berada di tangan kanannya ke depan wajah Lauren yang membuat Lauren menatap Daren dengan bingung.

"Untuk?"

"Gue beli ini buat lo makan" ujar Daren yang mmebuat Lauren mengambil alih ice crean itu dengan gerakan perlahan.

Keduanya memakan ice cream mereka dalam diam. Sembari Lauren yang sesekali melirik Daren yang tengah sibuk dengan ice creamnya.

"Kak" panggil Lauren yang membuat Daren menatapnya dengan alis yang bertautan.

"Kemaren kakak enggak sekolah?" Tanya Lauren.

Daren hanya memiringkan kepalanya dan menyeringai kecil, "Khawatir?"

Lauren yang mendengarnya pun menggeleng kuat dan kembali memakan ice creamnya hingga habis.

Tapi Lauren menyipitkan matanya saar ia melihat luka yang berada di pelipis, pipi, dan di ujung bibir Daren walau luka itu sudah sedikit memudar.

Daren yang melihat reaksi Lauren pun terkekeh pelan dan meniup pelan wajah Lauren yang membuat Lauren menatapnya dengan kesal.

"Kenapa ngeliatin gue gitu?!" Tanya Daren dengan nada datarnya.

"Ehm kakak luka?" Gumam Lauren yang membuat Daren mengangguk santai.

"Udah di obatin?" Tanya Lauren lagi.

"Belom! Gue enggak selemah itu" ujar Daren yang membuat Lauren mendengus.

Ia berdiri dan menarik paksa Daren hingga Daren hanya bisa mengikuti Lauren dari belakang dengan tangan yang masih di tarik oleh Lauren.

Lauren membuka pintu UKS dan menyuruh Daren untuk duduk di tepi ranjang UKS. Ia mencari kotak p3k dan mulai mengobati luka Daren dengan telaten.

"Lukanya bisa infeksi kalo enggak di obatin" ujar Lauren yang masih fokus pada luka Daren.

Sedangkan Daren hanya diam sembari menatap wajah Lauren dengan tatapan intens. Ia menghela nafasnya pelan, dan menatap Lauren dengan tatapan dingin.

"Gue liat lo di perpustakaan" ujar Daren yang membuat Lauren menghentikan aktivitasnya sebelum kembali melakukan aktivitasnya.

"Dimana?" Tanya Lauren berpura pura tak tahu.

Mendengar hal itu Daren terkekeh pelan dan menjilat bibir bawahnya yang kering.

"Gue liat lo di layar hp gue. Lo yang lagi liat gue sama Angel di perpustakaan" jelas Daren yang membuat Lauren terdiam.

"Maaf aku ganggu acara kak Daren sama kak Angel" cicit Lauren mengalihkan pandangannya ke arah samping.

"Angel nembak gue tadi" ujar Daren lagi yang membuat Lauren menatap Daren dan tersenyum tipis.

"Bagus dong kak! Jadi kakak bisa jadian sama kak Angel dan enggak pura pura lagi di depan kak Angel" ujar Lauren yang membuat Daren mengangkat alisnya sebelah.

"Gue tolak mentah mentah---" ujar Daren menggantungkan kata katanya.

"Karena gue udah punya pacar yang lebih lebih dari Angel" lanjut Daren yang membuat Lauren menatap Daren tak percaya.

"Dan jangan pikir gue naksir sama Angel" kesal Daren yang masih di hiraukan oleh Lauren.

Sedangkan Daren yang melihat hal itu pun terkekeh pelan memyentil pelan dahi Lauren.

Lauren yang dahinya di sentil pun mengaduh kesakitan dan mengusap pelan dahinya yang sedikit perih akibat sentilan Daren.

"Jangan kebanyakan bengong nanti kesambet" ejek Daren yang membuat Lauren mendelik kesal.

"Aku enggak bengong. Lagian udah aku obatin semua itu lukanya! Lain kali kalo mau berantem langsung aja pake golok" kesal Lauren sembari merapihkan peralatan kesehatan itu dan menyimpannya ke tempat semula.

Daren hanya menggeleng pelan dan turun dari ranjang UKS itu, berjalan keluar UKS. Tapi sebelum itu ia sempat berseru pada Lauren yang membuat sang empu menatap Daren tak suka.

"Lain kali kalo cemburu bilang jangan langsung keluar perpustakaan"