"Reina! Radi! Cepet turun!" teriak Mama Lareina dari ruang makan.
Meja makan telah dipenuhi dengan menu-menu makanan yang biasa disajikan untuk sarapan. Nasi goreng, telur mata sapi, susu, serta kerupuk udang dan buah potong sebagai pelengkapnya. Namun, semua makanan yang tampak lezat itu akan segera dingin karena Lareina dan Radithya tidak kunjung datang juga ke ruang makan.
"Kemana sih itu anak berdua? Kok gak turun-turun. Udah jam mau jam enam ini," protes Mama Lareina kesal.
Papa Lareina yang juga menunggu putri serta keponakannya untuk makan bersama pun ikut kesal. "Udah, Ma, biar Papa yang panggil." Papa Lareina meletakkan gelas kopinya sebelum melanjutkan, "Lareina Putri Arini! Radithya Mirza Putra Ardana! Turun sekarang! Kalian mau telat apa?!" teriak Papa Lareina.
Mendengar teriakan yang cukup kencang dari Papa dan Omnya, Lareina dan Radithya mengibrit lari ke arah meja makan sembari menenteng tas ransel mereka. Setelah sampai, mereka segera duduk di kursi masing-masing.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com