webnovel

Chapter 1 : Life in 2022

July, 2022

"Kak Lareina, aku mohon banget jangan ngomong yang aneh-aneh, apalagi menyinggung. Kalau kesel, tahan aja, Kak Rei. Bentar kok interviewnya cuma setengah jam. Please ya, Kak, please…"

Seseorang yang dipanggil dengan Kak Lareina itu menatap tajam lawan bicaranya selama kurang lebih lima detik tanpa mengatakan satu kata pun yang membuat jantung lawan bicaranya hampir saja meledak.

"Iya-iya," balas Lareina yang kemudian memutarkan bola matanya kesal lalu kembali fokus ke layar ponselnya.

Wanita dengan lanyard yang bertuliskan talent manager masuk ke dalam ruang tunggu yang sedang ditempati Lareina setelah diberi izin masuk. "Interviewnya di mulai lima menit lagi ya, Kak. Boleh langsung ke studio aja." ujar talent manager lengkap dengan senyumnya lalu pergi dan menutup pintu ruang tunggu tersebut.

"Jangan lupa nanti jawabnya pakai jawaban yang udah disiapin ya, Kak."

Lareina kembali menatap lawan bicaranya, yakni manajer junior bernama Alya. "Lo pikir gue bego apa sampai gak bisa hapal jawaban pendek-pendek gitu. Ngingetin mulu lo dari tadi. Lama-lama yang gue inget bukan jawaban interviewnya tapi omongan lo yang suruh gue buat inget jawabannya. Diem bisa gak sih?"

Lareina melempar jaket yang sedari tadi ia pakai untuk menutupi pahanya sembarangan lalu pergi keluar dari ruang tunggu. Sementara Alya hanya bisa mematung sembari memandangi sosok Lareina yang mulai menjauh dari dirinya. Rasa ingin menangis dan melempar Lareina dengan kopi panas yang ia pegang bercampur aduk. Dosa apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya sampai harus bekerja dengan wanita bermulut jahat itu.

Seperti hari-hari biasanya, studio dipenuhi staf yang berlalu-lalang dan sibuk melakukan bagian tugasnya masing-masing . Lokasi interview kali ini berada di studio salah satu tv nasional terkenal. Sebenarnya untuk ukuran interview, set studio kali ini cukup mewah. Atau bisa dikatakan sedikit berlebihan. Tentu saja, setiap set disesuaikan dengan siapa orang yang akan di interview. Untuk orang kalangan atas, set mewah ini tidak ada apa-apanya. Dan Lareina termasuk golongan dari orang kalangan atas tersebut.

Lareina dan interviewer yang merupakan salah satu youtuber terkenal, Ria, telah duduk di tempat yang telah disediakan. Mereka saling menyapa satu sama lain. Ah, atau mungkin hanya Ria yang menyapa Lareina karena Lareina sungguh tidak peduli dengan siapapun wanita yang ada di sampingnya ini.

"Camera, Roll!"

"Halo teman-teman semuanya! Aku Ria dan hari ini studio kita kedatangan tamu super spesial, Lareina! Kali ini Lareina kembali dengan film terbarunya, 'Blooming in Time'. Di kesempatan kali ini, kita bakal mengupas habis behind the scene dari filmnya langsung dari Kak Lareina. So jangan ganti channel dan stay tune!" sahut Ria membacakan pembuka dari interview ini dengan semangat dan di balas dengan senyuman serta sapaan singkat dari Lareina.

Sudah lebih dari 25 menit interview berjalan. Pertanyaan-pertanyaan basi yang sudah ditanyakan di tiga belas interview sebelumnya pun kembali ditanyakan di interview kali ini. Jika tidak ada kontrak yang mengatakan bahwa ia harus mempromosikan filmnya yang sedang tayang ini, Lareina ogah untuk melakukan interview yang pada dasarnya sama semua.

"Kak Lareina, aku denger-denger, kakak lagi ada proyek baru yang udah mulai syuting ya? Boleh dong kak bocorin sedikit tentang apa proyeknya." Pertanyaan Lina itu membuat Lareina mengalihkan pandangannya kepada Alya yang berada di belakang kamera karena pertanyaan itu tidak ada di daftar pertanyaan yang harus ia jawab di interview ini.

Alya hanya mengangguk kecil, menandakan bahwa Lareina boleh membicarakan mengenai proyek yang belum secara resmi diumumkan itu. Lareina yang mengerti langsung tersenyum dan berusaha untuk tenang. "Hm… jujur aku gak tau ya boleh dibicarain sampai mana. Yang jelas ini series dengan tema sekolahan. Mungkin itu aja kali ya spoilernya," jawab Lareina singkat.

"Berarti kita bisa liat Kak Lareina pakai seragam dong? Wah masih cocok gak ya kira-kira Kak Lareina pakai seragam."

Lareina memejamkan matanya sejenak, kembali berusaha untuk tenang. Rasa kekesalannya sudah berada di level 6. Dimana jika sudah mencapai level 10, set studio akan merasakan sneak peak dari perang dunia ketiga. Lareina menahan rasa kesalnya sedari awal interview. Mengetahui bahwa orang yang menginterview dia bukanlah host profesional dan hanya seorang youtuber yang sering menggunakan skandal artis papan atas untuk dijadikan konten saja sudah membuat level kekesalannya berada di level 4. Belum lagi nada bicara Ria yang terkesan diumut-imutkan membuat Lareina ingin membekap mulut youtuber itu. Ditambah lagi dengan mempertayakan apakah Lareina masih cocok menggunakan seragam yang menandakan bahwa ia terlihat tua untuk memerankan anak sekolahan.

"Harusnya masih cocok ya, kan ada proses yang namanya casting. Kalau dipilih, berarti tandanya aku cocok dong memerankan karakter itu." Balas Lareina dengan nada ramah walaupun sebenarnya semua orang di studio tahu bahwa terdapat makian dalam kalimat itu.

"Hahaha… betul banget. Pasti masih cocok lah ya Kak Lareina." Ria hanya tertawa canggung lalu melanjutkan interviewnya.

"Gak kerasa ya udah hampir setengah jam kita interview. Satu pertanyaan lagi nih buat Kak Lareina dan masih berkaitan dengan sekolah. Aku yakin Kak Lareina aware sama hal ini, di twitter nama kakak trending lima besar selama lima hari berturut-turut loh belakangan ini."

Lareina mengernyitkan dahinya dan tidak lupa dengan tatapan tajamnya yang ia tujukan pada Ria. Ia tahu kemana arah perbicangan ini akan berjalan. Dan Lareina yakin bahwa ia sudah memastikan bahwa tidak boleh ada yang menanyakan hal ini di dalam rangkaian acara apapun.

"Rumor kasus bullying yang kakak lakukan di SMA itu kelanjutannya gimana ya kak? Kakak bisa banget loh klarifikasi disini dan kalau perlu bisa aku upload di youtube pribadiku. Aku bisa bantu Kak Lareina," ujar Ria dengan senyum tanpa dosanya.

Semua orang di studio kaget dengan pertanyaan Ria yang sudah dipastikan tidak ada di list pertanyaan dan bahkan masuk ke dalam list pertanyaan yang dilarang. Produser dari acara tv yang ikut bertanggung jawab dengan sesi interview ini pun menyilangkan kedua tangannya kepada Ria dan menyuruhnya untuk mengganti pertanyaan sesegara mungkin. Namun telat sudah, level kekesalan Lareina sudah berada di level 10 dan ia tidak akan melepaskan Ria begitu saja.

Lareina menyesap kopi yang disediakan dihadapannya lalu menatap Ria dengan tatapan santai. "Lo tau gak, ini alasannya gue gak mau kerja sama orang yang levelnya rendah kayak lo." Ujar Lareina yang membuat Ria membelakakan matanya.

"Klarifikasi? Di chanel youtube lo? Nah, i'm not gonna do some shit yang bakal ngerendahin level gue. Kasus bullying kelanjutannya gimana? Gak ada kelanjutannya. Gue aja selalu dispen pas sekolah, kapan gue ada waktu buat bully orang? Tapi percuma sih mau gue jelasin panjang lebar juga orang bakal percaya sama apa yang mereka mau percaya. Gue gak peduli."

Lareina tersenyum sembari menyilangkan kedua tangannya di dada lalu melanjutkan kalimatnya. "Dan lagi pula, bukannya lo udah ngebahas itu di youtube lo ya? Yang judulnya "Rekapan kasus bullying Lareina", bener kan? Tenang, gue gak nonton video lo kok, gak sengaja lewat aja di home youtube pas gue lagi cari video workout."

Ria tersenyum kecut dan gerak tubuhnya menandakan bahwa ia sudah tidak nyaman. "Hahaha maaf kak kalau begitu, baiklah sekian dari interview kali ini, terim-" Kalimat Ria dipotong sesaat ia berusaha untuk menyudahi interview ini.

"Loh? Kok ditutup interviewnya? Gue belum beres ngomong. Gak sopan banget sih narasumbernya aja masih banyak yang mau diomongin kok udah main tutup aja. Orang-orang rendahan yang gak profesional kayak lo ini tuh gak bakal sukses, tahu gak? Panjat sosial kok dijadiin kerjaan. Stasiun TV segede ini kok bisa-bisanya nge hire lo? Lo sogok? Apa lo pake jalur belakang yang aneh-aneh biar diterima? Yang kedua kayaknya lebih mungkin."

"Lareina!" teriak Jessica, manajer senior Lareina, yang baru saja datang ke studio.

Lareina mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara, yakni Jessica. Semua staf di dalam studio saling bertukar pandangan dengan raut wajah bingung dan canggung. Sementara Ria yang tidak bisa berkata apa-apa hanya bisa meneteskan air matanya.

"Kenapa nangis? Yang dituduh kan gue, harusnya yang nangis gue dong? Ah, tadi gue juga nuduh lo, kan? Ya udah, impas berarti kita sama-sama nuduh. Gak usah nangis lah, gue aja ga nangis. Lebay amat." Itulah kalimat terakhir yang dilontarkan Lareina sebelum dirinya ditarik oleh Jessica untuk keluar dari studio.