webnovel

Sebuah Kenyataan -Part 7

Mendengar itu, Dinda hanya bisa menghela napas panjang. Bahkan sengatan matahari siang ini benar-benar menyakiti kulitnya yang basah. Sesekali, Dinda tampak menelan ludahnya dengan susah. Kemudian dia melihat Nathan, yang sudah memucat memandangnya dengan tatapan nanarnya.

"Sayang, uhuk! Uhuk!" Nathan pun tampak batuk.

Dinda yang awalnya ingin marah pun pada akhirnya tidak bisa, melihat kondisi Nathan yang seperti ini. Bagaimana bisa dia tega melihat Nathan yang sudah pucat pasi seperti ini.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Dinda pada akhirnya. Nathan pun menggeleng, kemudian dia meraih tangan Dinda yang kini memeriksa keningnya.

"Aku nggak akan kenapa-napa kalau kamu maafin aku," rengek Nathan yang persis seperti anak kecil.

Suhu tubuh Nathan menghangat, dan Dinda tahu kalau ini benar-benar tidak baik. Kini wajah pucat Nathan tampak memerah, matanya semakin nanar.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com