"Kami boleh tanya-tanya ama kalian berdua, nggak?" tanya cewek centil itu. Bibirnya tampak merah, dan itu benar-benar sangat mengganggu pandangan Dinda, dan Nora. Tapi, mau bagaimana lagi. Ibarat kata, mereka ini sudah dikepung, dengan kata lain, mereka tidak bisa berkilah lagi selain menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh mereka ini. Dinda tampak menghela napas panjang, sementara Nora tampak menyikut Dinda beberapa kali. Dinda bahkan tak merespon sama sekali. Apa yang harus dia respon jika seperti ini kan?
"Jadi kalian ini adik kelas, atau temen satu angkatan ama Nathan Alfaro?" selidik cewek itu lagi. Dinda agaknya menundukkan wajahnya. Dia tak mau kalau sampai dikenali sebagai pacar dari Nathan Alfaro. Bisa-bisa, seluruh anak sekampung ini bakal mukulin dia dan membuatnya babak belur dengan sangat sempurna.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com