Mendengar hal itu, Dinda sama sekali tidak merespon sama sekali. Karena menurut pandangannya. Cowok ganteng itu, tidak berpengaruh apa pun sama dia. Karena belum tentu mereka adalah cowok-cowok yang baik. Terlebih, dia juga sudah punya Nathan. Jadi, untuk apa dia membahas masalah cowok lain. Itu adalah hal yang membuang-buang waktu sekali.
"Kenapa lo diem aja sih, Din?" kata Nora sambil menarik sebelah alisnya, dia sampai heran dengan Dinda. Bertemu dengan cowok secakep itu, dia tak grogi dan gemetar sama sekali. Malahan dia tampak santai dan acuh. Sementara dia yang tak berinteraksi langsung, rasanya ingin kencing di celana karena saking groginya. "Cewek cantik emang beda, ya, dideketin cowok top kampus santai banget. Kalau gue mah udah kencing di celana, Din."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com