webnovel

#4 Teman..

Dave ternyata sudah mengajak dua orang temannya lagi untuk bergabung dengan kelompoknya. Pagi itu dia menemui Soya dan memberitahukannya untuk berkumpul di perpustakaan setelah kuliah selesai.

Sesungguhnya Soya tidak begitu setuju, perpustakaan bukan tempat yang bagus untuk berdiskusi, karena mereka harus berbisik - bisik saat berbicara. Namun belum sempat Soya bicara, Dave sudah pergi begitu saja. Hari ini suasana hati Soya sedang bagus, ia memutuskan untuk duduk di gazebo taman sebelum kuliahnya dimulai.

"Soya!" sapa seorang laki - laki dengan riang.

"Stefan." desis Soya murka. Ada apa dia merusak mood-nya yang sedang bagus dengan datang menemuinya pagi - pagi begini.

"Ada apa lagi?" tanya Soya datar saat Stefan berada di hadapannya.

"Sejujurnya kau tidak perlu terus - menerus menemuiku. Bahkan kakak dan kedua orang tuaku pun tidak sesering ini menemuiku." kata Soya ketus, yang disambung tawa oleh Stefan.

"Tapi aku ingin menemuimu." jawab Stefan tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Dan aku berhak untuk tidak meladenimu." jawab Soya ketus. Ia akan pergi ketika ia mendengar namanya dipanggil dari kejauhan. Stefan mengamati lelaki yang berlari ke arah Soya itu dengan sinis.

"Jadi dia penggantiku?" tanya Stefan mengejek.

"Ada apa Dave?" tanya Soya saat Dave sudah berada di hadapannya. Ia memang sengaja tidak mempedulikan Stefan yang sedari tadi mengamatinya.

"Apa kau sedang sibuk?" tanya Dave yang menyadari keberadaan Stefan.

"Tidak." kata Soya tegas. Matanya mengisyaratkn pada Dave untuk membawanya pergi dari sana.

"Kalau begitu mau ikut denganku?" tanya Dave sopan. Soya mengangguk menyetujui dan membiarkan Dave menggandeng tangannya, membuat Stefan memincingkan mata. Stefan belum pernah melihat Soya sedekat itu dengan lelaki lain, bahkan dengannya pun ia tidak pernah menggandeng Soya. Ia tidak percaya jika lelaki itu adalah kekasih Soya, namun rasa penasarannya membuat Stefan memutuskan untuk mengikuti mereka.

"Kamu mau mengajakku kemana?" tanya Soya datar. Ia menyadari jika Stefan tengah menguntit di belakang mereka.

"Hari ini aku ada pertandingan basket, jadi aku mau mengajakmu untuk menyemangatiku." kata Dave menjelaskan. Mereka berjalan santai ke lapangan tanpa menghiraukan tatapan mata orang - orang di sekelilingnya. Soya yang bergandengan tangan dengan Dave adalah berita besar untuk kampus mereka.

"Jadi siapa laki - laki tadi?" tanya Dave saat mereka masuk ke lapangan basket. Dave menyadari lelaki itu mengikuti mereka, jadi ia menahan diri untuk bertanya. Dan di lapangan basket ia rasa aman, karena ia melihat lelaki itu tidak ikut masuk ke dalam arena.

"Kakak iparku." jawab Soya singkat.

"Kamu tidak terlihat senang dengannya." kata Dave mengutarkan pendapatnya.

"Ceritanya panjang, tapi terimakasih sudah menyelamatkanku." kata Soya tulus. Ia benar - benar bersyukur Dave datang di waktu yang tepat.

"Apa tujuanmu menghampiriku memang untuk ini?" tanya Soya curiga.

"Sebenarnya aku tadi baru keluar kelas dan akan ke lapangan, tapi aku melihatmu tidak nyaman dengan lelaki itu, jadi aku pikir kamu diganggu dan aku ingin membantumu menjauh dari dia." jelas Dave jujur.

"Sepertinya dia mengikutimu sampai kemari. Jadi lebih baik kamu disini dan melihatku bertanding." imbuh Dave lagi. Ia segera pamit untuk berganti baju dan ikut bertanding bersama timnya setelah acara cheerleading selesai.

Dengan patuh Soya menonton pertandingan hingga selesai dan menunggu Dave hingga ia menjemput Soya lagi di tribun penonton.

"Soya!! Kamu mau kuajak ke suatu tempat?" tanya Dave tiba - tiba. Soya menimbang - nimbang dengan ragu.

"Aku ada kuliah!" teriak Soya kaget saat melihat jamnya. Dengan buru - buru Soya berlari ke kelasnya, disusul Dave di belakangnya. Sialnya kelas sudah dimulai, dan ia tidak diizinkan masuk.

"Aku telat." bisik Soya sambil terengah-engah. Ini pertama kali baginya, ia tidak pernah melewatkan kuliahnya dengan sengaja.

Soya melihat Dave yang tampak tenang, ya Soya tahu ini bukan pertama kalinya untuk Dave melewatkan kuliah begitu saja.

"Sekarang kita harus bagaimana?" tanya Soya putus asa, ia tidak memiliki gagasan apapun untuk melakukan sesuatu.

"Karena sudah telat, ayo kita lakukan sesuatu." ajak Dave bersemangat.

Di sisi lain, Stefan mengamati gerak - gerik dua orang yang sedari tadi diikutinya itu dari kejauhan. Amarah menyeruak dari dirinya, melihat kedekatan Soya dengan lelaki lain membuat hatinya tidak terima. Selama ini Stefan merasa menang karena ia tahu bahwa adik iparnya itu masih memiliki rasa untuknya. Ia puas melihat sikap sinis dan juteknya pada Stefan, maka dari itu ia dengan sengaja selalu mengunjungi Soya dengan berbagai alasan. Baginya, Soya adalah mainan yang menyenangkan.

Dave mengajak Soya ke perpustakaan, dua orang temannya yang dimaksud Dave adalah Yura dan Abimana. Soya mengenal mereka, karena Abimana sering sekali mengumpulkan tugas di kelas, sedangkan Yura adalah teman yang biasa ia ajak ngobrol. Mereka menunggu Dave di depan pintu, kenapa tidak masuk? pikir Soya dalam hati. Dave menyambut mereka sambil tersenyum dan berkata ayo.

"Lhoh, katanya di perpus?" tanya Soya bingung.

"Ngumpulnya aja." jawab Dave santai.

"Sekalian cari buku buat referensi." timpal Yura tenang. Sepertinya hanya Sora yang tidak memahami mereka akan kemana.

"Soya, gosip tentang kamu sama Dave lagi hot banget di kampus." bisik Yura pada Soya yang berjalan di belakang dua laki - laki yang asyik mengobrol sendiri.

"Gosip apa?" tanya Soya penasaran.

"Katanya kalian jadian ya? Tadi banyak saksi lihat kalian gandengan tangan." kata Yura memberitahu.

"Kami cuma teman." jawab Soya jujur. Namun entah mengapa hatinya tidak terima mengucap kata teman.