Pada akhirnya setelah menghabiskan waktu makan siang yang cukup lama yakni sekitar dua jam penuh, staff, karyawan serta tamu undangan-pun kembali ke aktivitas mereka masing-masing.
Begitupun dengan Leonardi sang Pemilik Pulau yang pada saat ini tengah berada di dalam salah satu pos pengawas wahana horror : desa hantu miliknya tersebut, tentunya dengan sosok Zing'er yang senantiasa mengawasi sekaligus menjaga keamanan dari Leo juga.
Lagipun tidak ada seorang-pun yang tahu, seperti apa sih tanggapan serta sikap para karyawan hantu tersebut kepada Leo yang hanya seorang remaja manusia biasa (Dalam pandangan para karyawan hantu).
Apa jadinya jika setiap karyawan hantu tersebut justru bertingkah usil dan malah memiliki niatan untuk mencelakai Leo secara diam-diam?? Bisa-bisa akan panjang urusannya jika hal tersebut benar-benar terjadi, oleh karena itulah Zing'er ataupun Anna akan senantiasa menemani Leo.
Dalam rangka mengawasi Leo agar tidak berkeliaran kemana-mana sekaligus untuk menjaga keselamatan dari Leo juga, singkatnya 'Sekali dayung, Dua Tiga pulau terlewati sekaligus'...
"Zing'er menurutmu, apa rombongan orang-orang itu akan baik-baik saja memasuki Balai Desa??" Leo bertanya kepada Zing'er setelah melepas sebuah perangkat elektronik yang tampaknya berfungsi untuk mengawasi suatu objek ataupun orang dari jarak jauh.
Nama perangkat tersebut ialah Binoculars sebuah perangkat elektronik yang tercipta dari dua perangkat bernama kacamata serta teropong, perangkat yang cukup populer di kalangan siswa-siswi sebab memberikan penggunanya kemampuan untuk melihat objek jauh dengan jelas (Solusi terbaik untuk orang-orang yang memiliki penyakit penglihatan seperti jarak jauh ataupun jarak dekat)...
Zing'er yang sebelumnya tengah menatap tajam ke arah rombongan pengunjung itupun spontan mengarahkan pandangannya kepada Leo, Zing'er tidak bisa langsung memberikan sebuah jawaban yang pasti kepada temannya tersebut. "Entahlah Leo, sejujurnya daku juga merasa bingung?? Bahkan alangkah lebih baiknya jika kamu memerintahkan tim penjaga yang di pimpin oleh Terra untuk mengikuti mereka secara diam-diam" Ucap Zing'er dengan nada yang akan keraguan.
Mengingat rombongan pengunjung tersebut benar-benar mengalami kendala saat berada di wahana horror : RS Basara, yang menurut Zing'er tingkat kengeriannya berada dalam kategori rendah jika dibandingkan dengan wahana-wahana horror lainnya.
Meski perlu di-akui juga sih kalau Anna memiliki sedikit campur tangan dalam wahana tersebut, tapi itu hanyalah sedikit campur tangan saja dan mereka sudah tidak bisa bertahan?? Sungguh rombongan pengunjung yang sama sekali tidak memiliki kesadaran diri kan?!!!
Terlebih lagi salah satu pengunjung pria tersebut yang selalu memanggil semuanya dengan embel-embel adik ataupun saudara,pria itu telah berada dalam list yang tidak di sukai oleh para staff.
Bertingkah seolah-olah ia merupakan yang paling tua, padahal hampir seluruh staff yang ada di-Pulau Hantu ini telah menembus umur dua ratus tahunan lho...
Mendengarkan jawaban serta saran kecil dari sosok temannya tersebut, Leo-pun hanya bisa terdiam sejenak menarik senyuman lembut yang sebelumnya bersemi di wajah tampannya tersebut.
Menghembuskan nafasnya dengan perlahan sebelum akhirnya Leo berkata "Terra!!! Jaga dan awasi keselamatan rombongan pengunjung tersebut" Dengan enggan Leo-pun hanya bisa mengikuti saran dari teman baiknya tersebut.
"Yes Sir!!" Sebuah balasan berupa suara tanpa wujud-pun terdengar menyahuti perintah dari Leo tersebut di-iringi dengan deru langkah kaki yang perlahan-lahan mulai mengecil sebelum akhirnya menghilang begitu saja.
"Semoga saja Paman Luke beserta Silvia tidak melakukan hal-hal konyol seperti di RS Basara, jika tidak maka mungkin bukan hal yang buruk untuk membiarkan rombongan Kak Ayu memberikan mereka pengalaman horror paling mengerikan kan??" Dengan kikikan kecil Leo-pun kembali menggunakan Binoculars mengawasi rombongan Chang.
"Hal yang terdengar cukup menarik buatku"Timpal Zing'er sebelum akhirnya mengikuti tindakan Leo yakni mengawasi rombongan keluarga Chang yang baru saja mengambil langkah pertama mereka ke dalam wahana horror : Balai Desa.
.
.
.
.
.
[With Anna Side...]
"Baiklah para pengunjung sekalian, seperti yang kalian lihat dengan kedua netra manusia milik kalian itu... Saat ini kita telah tiba di wahana horror kedua yakni : Balai Desa" Ucap Anna sembari bertepuk tangan pelan sebelum akhirnya pintu Balai Desa-pun terbuka secara perlahan-lahan.
"Perkenalkan dia adalah Ayu, salah seorang staff dari pulau hantu sekaligus pemimpin wahana horror ini juga... Kalian berempat akan berada dibawah pengawasannya untuk sementara waktu, sebab saya memiliki sedikit urusan di tempat lain" Sambung Anna sembari memperkenalkan sosok Ayu yang saat ini mengenakan pakaian kasual berupa baju kaos berwarna merah serta celana jens berwarna hitam tua, yang bisa dikatakan penampilan Ayu benar-benar menghilangkan kecurigaan dari orang-orang kalau dia merupakan sosok hantu.
Setidaknya itulah tanggapan yang di terima oleh Ayu dari para staff entah itu Leo ataupun dua Red-Spectre yakni Zing'er beserta nenek Ruwet juga, mereka bahkan memuji betapa bagusnya kombinasi pakaian dari Ayu.
Yang sekaligus membuat dirinya mendapatkan jabatan tambahan sebagai perancang busana dari para karyawan wahana horror, meski jabatan tersebut tidak terlalu berguna sih mengingat hampir seluruh karyawan hantu memiliki kemampuan umum untuk mengubah penampilan mereka kan??
Melihat penampilan Ayu yang bisa dikatakan benar-benar menyerupai gadis remaja manusia awam jelas membuat Irene tidak bisa berkata-kata, 'Pe-penampilan apa itu?? Kak Ayu berpenampilan lebih menarik sekaligus cantik dibandingkan diriku yang hanya manusia biasa ini' Dengan batin yang tertekan Irene-pun hanya bisa pundung di pojokkan merenungkan seberapa buruk dirinya jika dibandingkan dengan Ayu.
Di sisi lain Silvia beserta kedua orang tua keluarga Chang tersebut tampaknya sama sekali tidak menyadari kalau salah seorang anggota keluarga mereka sedang depresi, bahkan Silvia yang kedua netranya terlihat penuh akan cemerlang bintang??
"Kak Ayu bukan?? Kenapa kamu bisa berpenampilan cantik serta elegan seperti ini, apakah kakak menggunakan produk kecantikan tertentu untuk berpenampilan seperti ini??" Seperti remaja perempuan pada umumnya, Silvia yang bertingkah jauh dari kata 'Feminim'-pun merasa cukup iri terhadap penampilan Ayu tersebut.
Yang pada dasarnya menimbulkan reaksi seperti ini, reaksi dimana Silvia benar-benar ingin mengetahui rasa kecantikan dari Ayu.
Ayu hanya bisa mematung melihat antusiasme dari pengunjung kecil tersebut untuk sesaat sebelum akhirnya kembali ke profesionalisme-nya sebagai seorang staff sekaligus pemandu cadangan "Tidak ada rahasia sama sekali adik kecil, kakak memang memiliki penampilan seperti ini kok serta mungkin sedikit kelebihan dalam hal fashion tentunya" Ucap Ayu dengan tutur kata yang sangat-sangat kemayu sekali membuat seseorang merasa agak luluh seketika..
.
.
"Ehemm, baiklah para pengunjung sekalian mari ikuti saya untuk memasuki wahana horror : Balai Desa ini.. Saya harap para pengunjung sekalian bisa bersikap sopan dalam kunjungan kali ini yaa" Ucap Ayu dengan sebuah senyuman lembut nan manis di wajah kemayu-nya tersebut.
.
.
.
.
.
TBC