webnovel

第4章

Happy reading😘💜

.

.

.

Darah segar mengalir menjadi genangan di sekitar tubuh tak bernyawa di depannya. Tampak lubang menganga pada kepalanya setelah eksekusi yang ia dapatkan beberapa menit yang lalu akibat pengkhianatan nya. Sungguh bayaran yang setimpal untuk seorang pengkhianat sepertinya.

Yi feng tersenyum lebar kala melihat pemandangan mengerikan yang ada di depannya. Tak ada rasa bersalah di hatinya malah ia merasa puas dengan apa yang telah ia lakukan. Kemudian matanya beralih menatap ke arah depan sana di mana para pelayannya tengah ketakutan dengan kepala menunduk bahkan ada yang sampai menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena tak ingin melihat sesuatu yang mengerikan di depannya.

"Jadi.....      Yi feng menjeda ucapannya netranya menatap satu persatu pelayan yang bekerja di rumahnya itu.

"Inilah akibatnya jika berkhianat." Yi feng terkekeh seperti orang tak waras.

"Kalian akan mati sepertinya —Yi feng menendang mayat di depannya itu—  jika kalian berani melakukan pengkhianatan dan membangkang. Aku harap ini adalah peringatan pertama dan terakhir, jika kalian berani melakukan sesuatu yang tampak mencurigakan atau berani menyakiti wo de jie jie ku pastikan kalian akan ku kirim ke neraka. Ni mingbai?!"

"Shi Shaoye."

"Katakan dengan keras!" Bentak Yi feng.

"Shi Shaoye!" Ucap para pelayan serentak.

"Hao ba, sekarang bersihkan ke kacauan ini!"

"Shi Shaoye!"

"Ho, Chen.. Aku akan ke rumah sakit sekarang, Kalian awasi mereka." Ucap Yi feng datar.

"Shi Shaoye!" Ucap kedua bodyguard pribadi Yi feng.

***

Di sisi lain Jackson dan Xiao zan masih setia menunggu di depan ruang rawat pribadi Zhimin. Mereka menunggu di depan ruangan kamar inap karena dokter melarang mereka untuk masuk. Sebab saat ini Zhimin tengah beristirahat memulihkan tubuhnya yang lemah.

Jackson menghela nafasnya lega setelah mendapat kabar dari dokter jika keadaan Zhimin sudah baik-baik saja. Meski satu jam yang lalu dinyatakan kritis dan hampir kehabisan oksigen akibat sistem pernafasannya sempat terganggu karena efek dari alergi itu. Ia tak bisa membayangkan jika sesuatu yang buruk terjadi, entah apa yang akan ia jelaskan pada Yi feng. Karena ia sangat tahu bagaimana teman nya itu sangat menyayangi adik nya dan rela menukar nyawanya demi keselamatan pemuda mungil itu.

Jackson menyandarkan tubuhnya pada dinding yang ada di belakangnya, "Tuhan Terima kasih telah menyelamatkan nyawa Zhimin. Hah... Aku tak bisa membayangkan bagaimana jika....  Ucapan Jackson terpotong saat ia mengalihkan perhatiannya ke arah lorong. Dapat ia lihat Yi feng bersama salah satu bodyguard keluarga Zhu berlari menuju ke arahnya.

𝘿𝙧𝙖𝙥

𝘿𝙧𝙖𝙥

𝘿𝙧𝙖𝙥

𝘿𝙧𝙖𝙥

"Jackson! Bagaimana kondisi Zhimin?" Ucap Yi feng saat berada di depan Jackson. Pria itu tampak cemas akan kondisi adiknya.

"Ia sedang istirahat seka-YAK!" Jackson spontan memekik saat Yi feng langsung meraih knop pintu ruang rawat Zhimin.

"Yi feng kita tidak boleh masuk dulu!" Ucap Jackson sambil meraih lengan kanan pria itu saat berhasil membuka pintu dan akan masuk ke dalam ruangan inap adiknya.

"Persetan!" Yi feng menepis kasar tangan Jackson dan segera melesat masuk kedalam.

Setelah masuk ke ruangan itu, Yi feng di buat mengepalkan tangannya dan mengeraskan rahangnya saat melihat pemandangan yang ada di depannya.

Seorang pria memakai pakaian serba hitam dengan masker yang menutupi wajahnya berada di samping tubuh Zhimin yang terlelap dengan sebilah pisau lipat yang terangkat tinggi berniat menghunuskan pisau itu pada tubuh adiknya.

Jackson yang baru saja masuk menatap horor dengan apa yang ia lihat saat itu.

"WHAT THE FUCK!" Umpatan Jackson membuat tubuh pria itu membeku dan menatap ke arah dua orang yang ada di depan pintu itu.

Yi feng yang sadar akan bahaya yang tengah mengancam keselamatan adiknya segera berlari ke arah ranjang Zhimin dan melayangkan tendangan ke arah tangan pria itu dan berhasil menjatuhkan pisau itu ke lantai.

𝙆𝙡𝙖𝙣𝙜

𝙎𝙧𝙚𝙩

Sebuah pistol mengarah ke arah wajah pria yang hampir membunuh adiknya.

"Siapa yang memerintahkan mu?" Ucap Yi feng dingin dan menatap tajam pada pria yang kini berada di depannya.

"Cih! Kau tak perlu tahu siapa tuan ku. Yang harus kau tahu aku di tugaskan untuk membunuh adikmu." Ucap pria itu mendecih dan sedetik kemudian tertawa remeh di depan Yi feng.

"Katakan padaku siapa yang memerintahkan mu BRENGSEK!" Yi feng yang tak sabaran pun berteriak karena amarahnya telah di ambang batas. Namun, sedetik kemudian suara tembakan yang memekakkan telinga menggema di ruangan itu.

𝘿𝙤𝙧

𝘽𝙧𝙪𝙠

Pria di depan Yi feng tersungkur ke lantai dengan darah yang mengalir dari kepalanya kini menggenang di sampingnya. Namun bukan senjata api milik Yi feng yang mengeluarkan pelurunya namun, senjata api dari arah pintu lah yang telah memuntahkan pelurunya. Jackson yang tadinya berada di depan pintu kini sudah menyingkir memeluk daun pintu sambil menatap kearah moncong pistol di sampingnya dengan membelalakkan matanya.

Seseorang itu pun masuk ke dalam ruangan itu dengan raut dinginnya namun, tak melunturkan ketampanannya meski usianya telah mencapai setengah abad.

"P-papa?!" Ucap Yi feng gugup.

"Kenapa kau tak memberi tahu ku tentang masalah ini?" Ucap Yi Long pada putra sulungnya yang kini tampak menunduk.

"D-duibuqui, Aku tak ingin kau khawatir pa."

𝙋𝙡𝙖𝙠

Mata Jackson terbelalak saat melihat temannya mendapat tamparan keras hingga tersungkur ke lantai. Heol.. Jackson hanya bisa menyerukan rasa Terima kasihnya pada Tuhan di dalam hati karena ia tidak terlahir dari keluarga mafia seperti temannya. Karena ia dapat melihat sungguh kerasnya kehidupan temannya itu. Di saat salah sedikit saja di pastikan akan babak belur atau paling parahnya lagi ia akan meregang nyawa di tangan orang tuanya sendiri. Membayangkan itu Jackson bergidik ngeri.

"Apa kau tak punya akal huh? Jika terjadi  sesuatu pada Zhimin aku tak akan memaafkan mu Yi feng."

"Shi papa."

"Jacky cari tahu tempat persembunyian nya saat ini. Karena yang ku tahu dia sering berpindah tempat untuk menghilangkan jejaknya."

"Tuan tenang saja kita bisa mulai dari gudang persenjataannya yang ada di Baoshan." Yi Long pun menyeringai, membenarkan ucapan Jacky.

"Lakukan tugasmu sekarang juga. Bawa juga anak buahmu."

"Mingbai de xiansheng." Jacky pun membungkuk dan segera beranjak dari sana di ikuti beberapa orang yang ada di depan ruangan itu.

Yi long pun mengalihkan pandangannya ke arah Zhimin yang masih terlelap seakan tak terusik dengan keributan yang baru saja terjadi di ruangan itu.

Yi Long melangkah perlahan ke arah putra bungsunya kemudian segera meraih jemari mungil Zhimin yang terasa dingin di tangan besarnya.

"Bagaimana kondisinya saat ini?" Entah bertanya pada siapa namun, Jackson yang mendengarkan pertanyaan itu pun menjawabnya karena ia lebih tahu kondisi Zhimin saat ini.

"Jimin sudah baik-baik saja samchon. Dokter menyarankan untuk Jimin beristirahat agar ia dapat memulihkan kondisinya." Yi Long pun menolehkan pandangan matanya ke arah Jackson dengan tatapan datarnya. Hingga Jackson menahan nafasnya saat mata tajam dari ayah temannya itu seakan menusuk tepat di dadanya.

"Kau teman Yi feng dari Korea itu." Ucapan dengan suara rendah itu seperti bukan pertanyaan melainkan sebuah pernyataan dan membuat Jackson seperti seorang tersangka yang tengah di adili.

"N-ne S-samchon." Ucap Jackson dengan terbata. Ia sungguh gugup berhadapan dengan ayah temannya yang berstatus mafia itu. Dan Jackson sebenarnya dari dulu tak pernah menduga jika ia akan menjadi teman dari putra seorang mafia. Rasanya ia ingin berlari saja dari ruangan itu.

Yi Long pun tertawa melihat kegugupan dari Jackson. Meski sudah beberapa bertemu namun ia dapat menangkap gelagat ketakutan dari teman putra sulungnya itu.

"Tak perlu takut. Bukan kah kita sudah bertemu beberapa kali?!"

"Nde Samchon. H-hanya saja.... Em.. S-saya.. Hanya belum terbiasa saja."

"Mulai sekarang biasakan lah dan siapa namamu nak?"

"J-jeoneun Jackson Wang-ibnida, Samchon." Ucapnya memperkenalkan diri sambil membungkuk sopan pada Yi Long.

Yi Long pun menghela nafasnya jengah, "Bisakah kau bicara dengan bahasa yang bisa ku mengerti? Aku tak tahu banyak dengan bahasa mu."

"Duibuqui, Wo de mingzi Jackson Wang, shushu." Yi Long pun menganggukkan kepalanya.

"Jackson aku butuh bantuan mu." Ucapnya dengan menatap serius pada Jackson.

"Bantuan? Apa yang bisa saya bantu Samchon?"

"Bantu aku menyelamatkan hidup Zhimin." Jackson mengerutkan keningnya bingung.

"Bagaimana caranya saya menyelamatkan Jimin, Samchon?"

"Aku ingin kau membawa Zhimin ke Korea setelah ia keluar dari sini."

"MWO?"

𝙏𝙤 𝙗𝙚 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙞𝙣𝙪𝙚𝙙...

Next chapter