webnovel

Satria vs Satu Pasukan Perang

'Wwrrr'

'Bress'

Tiga tebasan Satria langsung melesat menyapu setiap archer yang ada di dekatnya, suara riuh angin terdengar menderu mengiringi tebasan Satria. Tanah yang dilewati tebasannya langsung meninggalkan lubang yang memanjang dan dalam. Tubuh pasukan archer demi human yang tertebas langsung hancur terpotong-potong.

"Serang dia!" terdengar suara seorang pria berteriak dari barisan depan.

"Jangan biarkan dia mengacak-acak formasi kita!" sambung pria tersebut yang kemungkinan adalah pemimpin pasukan.

"Aku tidak akan membiarkan kalian mengacau lebih jauh lagi! Kalian akan membayar mahal penyerangan kalian!" teriak Satria yang terus bergerak menghabisi lawannya satu persatu.

Dua regu swordman, satu regu lancer dan satu regu fighter yang semuanya adalah demi human langsung bergerak menuju kepada Satria. Tapi Satria tanpa gentar langsung mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, archer yang ada di dekatnya kebanyakan sudah tumbang dan yang tersisa buru-buru pergi menjauh.

"Fire slash!" teriak Satria.

Pedang hitam Satria seketika diselimuti oleh api hingga menimbulkan gradasi cahaya berwarna merah di sekitarnya. Melihat hal itu regu swordman langsung maju dan menggunakan skill pedang mereka.

"Fire slash!"

"Air slash!"

"Triple slash!" teriak para demi human swordman yang menebaskan pedangnya mengarah kepada Satria.

'Dhooomrrrr'

"Argh!"

Suara dentuman keras terdengar bersamaan dengan pekikan para demi human swordman yang terpental karena skill yang mereka gunakan tidak mampu menahan tebasan pedang api yang Satria lakukan. Api yang terbentuk dari tebasan Satria terus melesat membabad habis demi human yang dilewatinya.

"Ternyata level mereka belum setinggi dugaanku," batin Satria.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya regu lancer dan fighter yang mengepung Satria.

"Aku adalah orang yang kalian rugikan dalam penyerangan kalian!" jawab Satria dengan lantang.

"Kelihatannya dia adalah petualang yang tinggal di Desa Whis," tukas seorang fighter, setelah Satria perhatikan ternyata dia adalah salah satu petualang demi human yang sempat berpapasan dengannya.

"Tapi aku tidak menduga levelnya setinggi itu," sambung demi human tersebut.

"Tidak masalah, bos dungeon saja yang levelnya sangat tinggi bisa dikalahkan dengan jumlah petualang yang banyak. Apalagi hanya manusia sepertinya," kata seorang demi human lancer.

"Apa tujuan kalian menyerang Desa Whis? Apakah Kerajaan Grimer memang ingin berperang dengan Kerajaan Luxurie?" tanya Satria seraya memainkan pedang di tangannya.

"Ya. Kami akan membalas semua perlakuan warga Kerajaan Luxurie kepada para demi human! Kalian akan kami jadikan budak di Kerajaan Grimer!" jawab demi human lancer.

"Begitu ya, tapi yang memperbudak kalian hanyalah orang-orang yang memiliki kekuasaan di kerajaan ini. Warga desa tidak ada sangkut pautnya!" tegas Satria.

"Hahaha.. bukankah setiap manusia selalu merendahkan demi human? Kalian merasa kalianlah ras paling unggul di dunia ini. Jangan harap kami akan menutup mata dan telinga kami terhadap perlakuan kalian," tukas lancer.

"Tapi tidak semuanya, jika kalian memang merasa keberatan dengan keadaan demi human di kerajaan ini seharusnya kalian mengatakannya langsung kepada pihak Kerajaan Luxurie, atau kalian bisa mengungsikan para demi human di kerajaan ini kembali ke kerajaan kalian. Dengan begitu tidak akan ada korban," ucap Satria.

"Hal itu tidak akan mengobati luka di hati kami!" teriak demi human fighter yang langsung menyerang secara bersamaan.

"Fire punch!"

"Thunder punch!" Teriak para demi human sambil menghantamkan tinjunya mengenai armor hitam yang Satria pakai.

'Bhoomrr'

Suara ledakan hebat terjadi saat enam demi human fighter mendaratkan skillnya secara bersamaan. Kilatan petir, kobaran api, deru angin serta percikan air terlihat bersamaan saat pukulan mereka mengenai tubuh Satria yang mengenakan armor. Tapi Satria masih berdiri di tengah-tengah tinju yang menghujani tubuhnya, skill yang digunakan para demi human itu seakan tidak berarti hingga tidak bisa menggores armor yang Satria pakai sedikitpun.

"Skill yang kalian gunakan itu tidak ada artinya. Level kalian terlalu rendah untuk bisa menggores armor milikku ini. Aku tidak percaya jika Kerajaan Grimer mengirim orang-orang seperti kalian untuk menginvasi Kerajaan Luxurie," kata Satria yang menghentakan tubuhnya seketika. Hanya dengan begitu saja para demi human fighter langsung terhempas beberapa jengkal ke belakang.

"Tidak, aku yakin ada beberapa orang kuat yang Kerajaan Grimer kirimkan. Sebab dengan pasukan level rendah begini Kota Lunar yang besar itu tidak akan takluk dengan mudah," batin Satria sambil melihat ke arah Kota Lunar yang sudah tidak terlihat ada tanda-tanda pertarungan lagi.

"Atau mungkin mereka punya strategi jitu lainnya. Tapi jika memang benar begitu, aku rasa.. ada campur tangan player di dalam penyerangan ini," pikir Satria seraya menyeringai seolah tidak takut sedikitpun meski saat ini para demi human lancer mulai menggunakan skill mereka. Ya, keadaan sekarang berbeda dengan saat dia datang ke dunia ini untuk pertama kalinya. Kali ini dia bertarung menggunakan perlengkapan terbaiknya, jadi dia tidak perlu mengkhawatirkan serangan dari para demi human berlevel rendah seperti mereka.

Sementara itu Alexa dan para penduduk desa lainnya sudah sampai ke jembatan. Mereka bisa melihat tebasan-tebasan berbagai elemen dan skill lainnya memancarkan cahaya di tengah-tengah pasukan musuh. Beberapa demi human yang terkena tebasan juga terlihat berhamburan ke udara, sontak saja Foxi, Alexa dan yang lainnya terkejut bukan main.

"Apa yang terjadi di sini?" ujar beberapa warga. Sementara itu para guardian demi human yang melihat kedatangan banyak warga langsung kembali maju melewati bangkai-bangkai hewan buas untuk mendekati jembatan. Di belakang mereka juga disusul oleh beberapa regu swordman dan lancer.

"Satria, apa itu kau?" gumam Alexa sambil menghunuskan pedangnya.

"Nak Alexa, aku akan coba membukakan jalan," kata Foxi yang langsung mencabut tameng di punggungnya.

"Baik," jawab Alexa.

"Maju!" teriak Foxi sambil berlari menuju guardian lawan diikuti oleh Alexa.

"Triple slash!" teriak Alexa yang langsung melancarkan serangan jarak jauh dengan tebasan pedangnya.

Tiga tekanan udara langsung melesat menuju barisan guardian yang mendekat. Dua demi human guardian langsung maju dan menghadapkan tamengnya ke arah tebasan Alexa. Sementara itu para warga yang membawa batu dan panah langsung melemparkannya menuju para demi human yang maju.

"Maksimal defend!" ucap para demi human guardian.

'Bbhhooommrrr'

Tiga tebasan jarak jauh yang dilakukan Alexa menghantam tubuh dua guardian yang berdiri paling depan, suara dentuman terdengar kencang saat tebasan Alexa menghantam tameng lawannya. Tubuh para demi human itu terlihat terdorong ke belakang, menjadi bukti bahwa level Alexa jauh lebih tinggi dari mereka.

"Padahal aku hanya berlevel 41, tapi jika mereka sampai terdorong seperti itu mungkin level mereka paling tinggi baru dua puluhan," batin Alexa yang terus maju mengikuti Foxi, di belakangnya juga ada beberapa warga yang berlari dengan menghunuskan senjatanya.

Benturan kedua kubu tidak terelakan lagi, Foxi yang berdiri di barisan terdepan berusaha menghalau para demi human swordman dan lancer yang mendekat. Sebagai seorang guardian yang berpengalaman dia terlihat mulai menunjukan kemahirannya, saat ini dia sudah memiliki level 30. Sementara itu Alexa yang memiliki level paling tinggi diantara yang lainnya bertindak sebagai pusat serangan yang mengobrak abrik pertahanan para guardian lawan.

Para warga desa yang membawa senjata dan memakai perlengkapan apa adanya berusaha mengimbangi para demi human yang datang. Sementara warga yang hanya membawa batu dan panah langsung bergerak di barisan paling belakang untuk menghujani lawannya.

Tapi mereka kalah bukan hanya dari segi perlengkapan, tapi dari segi fisik, tenaga, skill dan pengalaman bertarung. Seorang warga desa biasa tentu tidak akan bisa mengimbangi seorang prajurit dalam pertarungan, apalagi ini adalah prajurit demi human yang sejak awal kekuatan fisiknya jauh lebih unggul dari mereka.

Bersambung…