webnovel

BAB 1 ~ SMAN Citra Mulyana 01

Sinar matahari mulai memancar lebih kuat, Matahari sudah mulai naik sedikit lebih tinggi dari sebelumnya. Namun kicauan burung burung liar masih lah terdengar, layaknya nyanyian yang merdu.

Di lapangan sebuah sekolah, sedang diadakan upacara. Fahri termasuk ke dalam salah satu barisan yang ada disana.

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah untuk tahun ajaran baru. Seluruh anak didik, baik yang merupakan anak didik lama maupun yang baru, semuanya berbaris.

"Baiklah, sekian dari saya hari ini, saya selaku Kepala Sekolah SMA Negeri Citra Mulyana 01, mengucapkan selamat datang kepada siswa dan siswi baru di lingkungan SMA Negeri Citra Mulyana ini." Sang pembina upacara yang juga merupakan kepala sekolah menyambut para murid baru.

Suara tepuk tangan dari para murid meramaikan lapangan untuk beberapa saat dan kemudian upacara terus berlanjut hingga selesai tanpa ada kendala.

••••

Selesai upacara, kegiatan pengenalan sekolah dilakukan untuk peserta didik baru.

Fahri merupakan siswa kelas 11 di SMA Negeri Citra Mulyana 01 atau sering disebut dengan SMA CiMutu, ini. Terkadang dia akan membantu beberapa anggota OSIS sebagai anggota tambahan dalam penyelenggara kegiatan pengenalan lingkungan sekolah walaupun dia tidak secara resmi menjadi anggota OSIS.

Kegiatan pengenalan berlangsung selama 3 hari berturut turut. Dalam rentang 3 hari tersebut, dijelaskan mengenai hal hal yang bersangkutan dengan SMA Negeri Citra Mulyana 01, mulai dari kegiatan belajar mengajar, ekstrakurikuler, dan lain sebagainya.

••••

Tiga hari kemudian di teras rumah, Bapak duduk di kursi sambil menyeruput kopi di gelas yang ada di tangannya. Baju koko putih dan celana hitam masih lah merupakan ciri khas miliknya.

Sesekali dia menyeruput kopi, lalu melihat kelangit biru di hadapannya. Terkadang wajah istrinya terbayang dan rasa sesal mulai menghantui dirinya.

Tak lama setelah itu, Fahri keluar dari dalam rumah. Seragam sekolah telah dipakainya rapi, di punggungnya telah terpasang tas miliknya yang tampaknya sedikit mengembung karena isi di dalamnya.

"Pak, Fahri berangkat sekolah dulu yah." Fahri meminta izin.

"Cepet banget siap siapnya, bukannya ini masih kepagian yah?" Ucap Bapak.

"Enggak kok pak, hari ini kan hari pertama masuk sekolah, jadi Fahri inisiatif buat nyari tempat duduk yang bagus." Ucap Fahri.

"Gitu yah, yaudah kamu hati hati di jalan." Bapak mengulurkan tangan kanannya lalu di cium Fahri.

••••

Sesampai di sekolah, Fahri menyusuri lorong sekolah, melihat palang tanda masing masing kelas. Akhirnya, dia sampai di depan kelas dengan penanda bertuliskan "XI E" di depan pintunya.

Memasuki ruang kelas, barisan meja dan tempat duduk yang kosong menyambut. Ada beberapa murid yang sudah datang lebih cepat dan mengisi beberapa tempat duduk.

Setelah melihat lihat kelas barunya untuk beberapa saat, Fahri mengambil tempat duduk yang berada di tengah barisan kedua.

Tempat yang bagus, mendapat penerangan yang cukup, terlebih itu terletak tepat di bawah kipas angin.

"Eh, Fahri! Masuk kelas ini juga yah?" Seorang remaja laki laki seumuran dengan Fahri memanggil dari belakang.

"Eh, Budi? Kamu disini juga toh?" Fahri berbalik.

Budi Wijayanto, dia adalah teman Fahri sejak masuk sekolah dasar.

"Iya ri, kadang aneh rasanya kita 1 kelas terus sejak pertama masuk SD." Ucap Budi sambil berjalan ke dekat Fahri dan lalu menaruh tasnya di kursi sebelah tempat duduk Fahri.

"Iya juga sih." Fahri menanggapi.

Perbincangan berlanjut hingga beberapa waktu berlalu tanpa terasa. Masing masing murid satu kelas yang sebelumnya tidak ada mulai bermunculan satu demi satu. Tiap kursi yang kosong mulai di klaim setiap murid.

*Kriiinggg *kriiinggg *kriiinggg*

Bel masuk akhirnya berbunyi, guru yang sudah Fahri dan Budi kenal memasuki ruang kelas dan pelajaran belajar mengajar pun dimulai.

••••

*Kriiinggg *kriiinggg

Bel penanda jam istirahat berbunyi.

"Baiklah, sekian dari pembelajaran kita hari ini, tugas yang saya berikan dapat di kerjakan di rumah dan di kumpulkan di pertemuan kita selanjutnya. Terima kasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Guru yang mengajar di kelas menutup kegiatan belajar mengajarnya.

""Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh, iya bu."" Jawab semua murid.

Guru keluar dari kelas, tak lama kemudian kelas menjadi ramai. Beberapa murid tampak mulai berpindah tempat membentuk perkumpulan, ada juga yang bergegas pergi ke kantin atau tidur di tempat belajarnya walaupun ini bisa dikatakan masih pagi.

"Ri! Mau ke kantin bareng?" Budi mengajak Fahri.

"Kamu sendirian kan bisa kesana juga?" Fahri menjawab.

"Yee... Minimal temenin kek..." Budi menyindir.

"Iya deh." Fahri berdiri.

"Nah, gitu dong." Budi berdiri menyusul.

Akhirnya mereka berdua keluar dari kelas dan menuju kantin.

••••

Di kantin

Fahri dan Budi duduk bersebelahan di meja dengan bangku panjang. Tampak di hadapan Fahri satu porsi mie goreng instan sedangkan Budi satu porsi nasi goreng dengan telur mata sapi.

"Gak bosen makan mie instan terus Ri?" Budi bertanya ke Fahri.

"Hmm? Enggak juga sih, toh karena murah rasanya juga beragam." Jawab Fahri memakan mie yang ada di hadapannya.

"Hadeh... Iya deh... Iya..., Emang bener sih rasanya enak hahaha." Budi tertawa.

"Benerkan? Hahah" Fahri juga ikut tertawa.

"Tapi kurang kurangin makan mie instannya, gak baik kalo berlebihan." Budi memberitahu.

"Iya iya, aku juga gak makan sesering itu kok. Paling kalo kebanyakan makan juga udah kena geplak ini kepalaku sama bapak." Fahri menerima perkataan Budi.

"Iya juga sih, hahah. Btw bapak kamu sekarang gimana?" Budi bertanya.

"Ada kok noh, dirumah." Fahri menjawab acuh tak acuh.

"Yee, kalo itu mah aku juga tau. Yaudah deh, ngomong sama kamu kalo lagi makan tuh emang susahnya minta ampun." Budi mengeluh.

"Yaudah maklumin aja lah." Jawab Fahri.

Tak ada jawaban dari Budi, Fahri juga acuh taj acuh fokus menyantap hidangan kantin miliknya.

*Kriiinggg *kriiinggg

Tak lama kemudian bel penanda waktu istirahat telah berakhir berbunyi. Para murid mulai bergegas menuju kelasnya masing masing.

"Ri! Bel udah bunyi tuh, buruan! Kita cabut ke kelas!" Budi memberi isyarat.

"Iya, ayok." Budi menanggapi.

Mereka pergi menuju ke kelas segera dan akhirnya kegiatan belajar mengajar di mulai kembali.

••••

"Itu orang kemana dah, katanya ke kantin bentaran doang. Ini mah udah lambat banget." Ucap laki laki itu sambil melanjutkan jalannya.

Ketika dia sampai, dia melihat kelompok Fahri, Budi, dan orang yang sebelumnya sedang berdebat.

"Lah, itu dia, woi! Lu ngapain aja sih? Lama banget di tungguin." Ucap anak laki laki itu memanggil pemuda yang sebelumnya bertengkar.

"Oh, elu ternyata bro? Ini loh, ada anak gak mau ngasih bagian ke kita." Ucap pemuda yang sebelumnya berdebat.

"Mana, coba aku liat orangnya..." Anak laki laki itu mendekat, melihat Budi dengan Fahri di belakangnya. Untuk beberapa saat anak laki laki itu diam lalu angkat bicara.

"Gimana bro? Kita apain enaknya ini mereka?" Ucap pemuda dengan sombong.

Budi masih menyilangkan tangannya sedangkan Fahri diam di belakang.

"Sini!" Anak laki laki itu menarik sng pemuda mundur.

"Kenapa sih?" Pemuda bingung.

"Lu kalo mau malak orang perhatiin orangnya dulu kek. Ini 2 orang bukan orang yang baik buat kita macem macem, apalagi orang yang diem di belakang noh." Ucap anak laki laki itu.

Setelah berdiskusi berdua, anak laki laki membalikkan badan menghadap Budi dan Fahri lalu meminta maaf. Setelahnya, mereka langsung pergi tanpa isyarat.

"Mereka pergi tuh, yaudahlah, kita ke kelas aja sekarang." Ucap Fahri memberi usul.

"Yaudah"

Mereka pergi ke kelas, pelajaran sudah dimulai dan akhirnya mereka membuat sebuah alasan ketika ditanyai mengapa bisa telat.

••••

Beberapa jam kemudian.

*Kriiinggg *kriiinggg

Bel istirahat kedua berbunyi. Jam istirahat kali ini tidaklah sepanjang sebelumnya karena hanya di peruntukan kepada murid untuk melaksanakan shalat zuhur berjamaah.

Beberapa murid mulai membereskan perlengkapan belajarnya dan bersiap pergi ke mushola sekolah untuk melaksanakan shalat. Fahri juga mulai bersiap, suara azan berkumandang walaupun tidak terlalu keras karena hanya mencakup bagian dalam sekolah saja.

Di tempat wudhu, banyak anak yang mengantri mengambil air wudhu. Ada juga yang memainkan air wudhunya dan bertindak jahil ke teman temannya.

Fahri mengambil air wudhu tanpa menghiraukan orang yang bermain dan langsung masuk ke dalam mushola dan melaksanakan shalat zuhur berjamaah.

••••

Beberapa saat setelah shalat zuhur berjamaah selesai.

*Kriiinggg *kriiinggg

Bel masuk berbunyi.

Kegiatan belajar mengajar di mulai. Hari sudah siang, dan suhu udara juga naik. Kebanyakan anak sudah lesu dalam mengikuti pelajaran atau bahkan ada yang tertidur.

*Kriiinggg *kriiinggg *kriiinggg

Bel penanda pulang akhirnya berbunyi, kelas kelas menjadi gaduh seketika. Dan aliran murid yang menuju gerbang sekolah meningkat.

••••

Di gerbang sekolah.

"Yaudah, Bud. Aku duluan."ucap Fahri.

"Yaudah, kamu jangan makan mie instan terus." Budi mengingatkan.

"Iya, iya." Fahri mulai berjalan menuju arah pulang ke rumah. Budi juga mengikuti, pergi ke arah berlawanan dari Fahri menuju rumahnya.

****