'Kita mau ke mana?'
Max bertanya begitu melewati pintu keluar toilet. Dipandangnya sosok anak seusianya yang tadi mengajakku untuk meninggalkan tempat itu. Di mana punggung mungilnya tampak berpadu dengan lautan manusia dewasa di sekitar mereka. Sebelum akhirnya hampir hilang dari pandangan.
'Tunggu. Biarkan aku ikut dan bermain denganmu.'
Akhirnya Max benar-benar mengabaikan ucapan ibunya. Bocah itu berlari dengan cepat mengikuti arah pergi anak itu. Bersusah payah melewati semua orang di sana juga untuk dapat kembali berbicara dengannya.
Karena untuk pertama kalinya Max merasakan keterikatan. Berusia enam tahun, sejak kecil dia merasa berbeda dengan anak seusianya karena dia tak bisa mendengar apapun sehingga tak bisa berbicara dengan mereka. Selama ini selalu begitu, yang membuatnya tumbuh menjadi bocah pemurung dan pendiam. Karena memang tidak ada yang bisa mengerti dirinya di dalam pergaulan sehari-harinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com