Eki menarik tisu dan menyeka lembut bibir gadis dengan bibir sedikit bengkak dan basah yang duduk dengan meja yang sama, pria tampan nan gagah itu tersenyum hangat membuat hati si gadis kian meleleh tak tahan akan pesonanya yang luar biasa, si tampan yang mampu meluluhkan hati gadis manapun, yang tak pernah gagal menancapkan rayuan maut.
"Ada sisa es krim di bibirmu," ujar Eki dengan gesture tubuh tenangnya, pria itu mengulum senyum penuh pesona mendapati wajah merona gadis di hadapannya saat ini, bahkan si gadis kian salah tingkah di hadapan Eki.
gadis itu meraih kaca kecil di dalam tasnya, dia memperhatikan detail di wajahnya takut ada yang kurang, Eki meraih kaca kecil itu, membuat si gadis terkejut.
"Ah." wajah si gadis tak percaya dengan kacanya yang segera menghilang dan berpindah dalam genggaman Eki
"Kamu tak perlu kaca, ada aku yang selalu bilang sempurna karena wajahmu yang cantik itu." issh.. rayuan gombal Eki memang tidak pernah salah, gadis itu menutup wajah dengan telapak tangan, wajahnya terasa panas, dadanya berdebar debar mendapatkan kata-kata manis dari pria tampan di hadapannya, dia sungguh dibuat merona oleh gombalan sesat Eki, apalagi kerlingan mata jernih itu, ah… ingin segera tersedot dalam tatapan dalam itu.
"Apakah kamu mau ke toilet?" tanya Eki dijawab malu malu oleh teman wanitanya itu. Itu bukanlah pertanyaan, itu adalah ajakan, perhatikanlah tatapan mata yang tak henti-henti menggoda gadis di hadapannya, Eki tersenyum penuh arti dengan gelagat positif dari gadis yang cukup membuat Eki tertarik ini.
Hari ini dia sengaja memilih cafe yang sepi pengunjung, dia akan membawa seorang gadis baru lagi kali ini, dia mengenalnya lewat aplikasi online, gadis dengan tampilan seksi dan menggoda, ah Eki semakin tak sabar mendapatkan gadis itu ternyata memiliki penampilan yang tak jauh dari avatar sosmed nya, lumayan!
Tarikan tangan Eki merosot turun, dari pinggang ke bok0ng gadis di sebelahnya, tubuh gadis itu merespons positif hingga dia semakin berani dan percaya diri. Lampu hijau sudah menyala terang, hatinya senang.
Baru saja mereka menuju lorong ke arah toilet, keduanya tampak tak sabar, Eki menatap bibir gadis disebelahnya, sorot matanya berkata, aku menginginkan kamu. Dan wanita itu memahami arti sorot mata sayu itu.
Tak menunggu sedetik, mereka menautkan ciuman panas dan pelukan erat, si pemuda tampan terus menarik bok0ng si gadis, berbenturan dengan 'miliknya' dan bibinya tak sabaran, terus menyerang, menancapkan kecupan berkali kali, dia melumat habis bibir gadis yang tadi ditemuinya begitu rapi memakai lipstik, tapi tidak kini, sekitar bibir gadis ini sudah kena noda merah lipstik.
Tangan kekar Eki terus bergerak lincah memeluk, menggenggam dan menelusuri tiap lekuk tubuh gadis yang mengenakan pakaian ketat ini, si gadis pun tak kalah pengalaman, dia dengan cepat menyesuaikan langkah dan gerakan mereka, saling menyerang lincah dan piawai, keduanya sudah sangat profesional.
badan keduanya seperti enggan terlepas, punggung mereka menabrak pintu kamar mandi, tangan Eki menyambar handle pintu dan mendorong pintu, mereka segera masuk ke dalam toilet, ah bersyukur sekali cafe ini sepi.
Eki masih terus menciumi tiap jengkal kulit terbuka gadis di hadapannya, dia tak akan menyia nyiakan kesempatan ini, hasratnya sudah memuncak, membuat gerakannya semakin cepat dan bertenaga.
"Duduklah." Eki berbisik dengan suara berat.
si gadis segera duduk di toilet dengan kedua tangan yang sudah bersiap menyambut tubuh Eki.
Dengan cepat Eki membuka sweater dan kaosnya, aah.. mereka ingin gerak cepat saja!
kini bergantian giliran si gadis yang membuka pakaiannya, disaat pria itu melucuti setiap lembar lapisan di tubuhnya si gadis dengan cekatan membuka kancing dan resleting pemuda tampan yang menggugah seleranya ini, matanya terbelalak tak percaya dengan ukuran 'junior' didepan matanya kini, gadis itu tersenyum puas, dia membasahi bibirnya dengan lidah yang bermain seksi.
Eki mengangkat bahu, dengan percaya diri dia meminta gadis itu memulai adegan panas mereka.
"Kau siap?"
****
Eki menutup resleting celana dan meninggalkan kamar mandi, dia berjalan cepat menuju kasir dan membayar tagihan, pemuda itu meninggalkan cafe sesegera mungkin.
Dia melihat layar handphonenya dan segera menghapus akun aplikasi dimana dia dan wanita tadi bertemu, bibirnya tersenyum sinis.
pemuda itu mengusap wajahnya dengan tisu basah, dia segera menyalakan sepeda motornya dan menelusuri jalanan dengan wajah yang terlihat senang
sementara..
Si gadis terduduk lemas di toilet, dia menyeka dahi dengan keringat mengucur, gadis itu terlihat kesal.
Beberapa jam kemudian…
"Setelah aku membuatnya puas, lalu dia pergi begitu saja!" gusar si gadis, dia jelas belum merasakan apapun, bahkan harapannya seketika punah ketika cairan kental si tampan itu mengotori wajah cantiknya.
"Aku harus bertemu lagi dengannya dan dia harus membalas kebaikan hatiku hari ini!" janji si gadis pada dirinya sendiri
Siapa yang tak tahu Eki, mahasiswa tampan rupawan dengan julukan playboy cap kuda, dia sering sekali merayu wanita dan melampiaskan birahinya, setelahnya? dia menghilang bak ditelan bumi, pria itu hanya mau enak sendiri!
Harusnya dia ditangkap polisi karena kasus mesum yang meninggalkan banyak catatan, tapi nyatanya tak satu gadis pun yang melaporkan kelakuan buruknya, apa karena dia tampan, atau..
"Aku sudah menelpon ke nomornya berkali kali dan selalu mailbox, bahkan akun medsosnya pun hilang!" keluh Mawar menundukkan wajahnya di meja, kedua temannya terlihat khawatir melihat ekspresi Mawar yang tampak 'nanggung'
"Itu artinya kamu harus cari pria lain, lagipula apa hebatnya pria yang ditemui di aplikasi online, mereka itu kebanyakan buaya, dan buruknya lagi, foto profil sama asli beda jauh!" gusar salah satu teman Mawar mengingatkan sahabatnya yang tampak masih sangat sedih dan kecewa karena ditinggalkan oleh teman dating tanpa aba aba.
Mawar cemberut dengan wajah sedih. "masalahnya adalah, dia meninggalkan sesuatu yang membekas di sini!" Mawar menunjuk telinganya dengan wajah tak bisa melupakan kehebatan seorang Eki.
Kedua teman Mawar merapatkan telinga, mereka penasaran seberapa hebat pria yang sudah Mawar temui hari ini.
"Dia sangat tampan dan gagah, dia pandai memperlakukan wanita, dia berbisik di telingaku…" Mawar mengenang tingkah Eki yang membuat hatinya terus berdebar. "Dia menghembuskan nafasnya pelan, lalu berbisik lembut 'kamu sangat cantik, kamu diam saja sudah tampak begitu menggoda' ah… dia sangat gila!" Teriak Mawar sambil membayangkan wajah Eki yang memberikan banyak ciuman tadi siang.
Kedua temannya menatap wajah Mawar dengan sorot mata jengkel, keduanya tampak geli dengan pengakuan Mawar.
"Dia buaya darat."
"Gombalannya luar biasa!"
Ucapan kedua teman Mawar adalah kebenaran, tapi sebelum mereka melihat mahakarya wajah Eki, ketika mereka sudah berhadapan dengan pria itu, maka semua kata negatif tentang Eki akan lenyap bersama udara.
"Dia bahkan memperhatikan semua detail tentang aku, dia sangat suka melihat senyumanku, dia mencium helaian rambutku, dia mengelap bibirku, dia mengatakan aku cantik, dia selalu memujiku, dia membawakan tasku, dia menarik kursi untuk tempat dudukku… ah…" Mawar tersihir dengan pesona Eki.
"Wah, dia sudah kena sihir pria gombal!"
"Sulit diselamatkan."
Bisikan kedua temannya tak dipedulikan oleh Mawar, dia terus membayangkan wajah Eki yang membuat angannya terbang kian tinggi.
"Ah, tapi mengapa dia tak melakukan 'itu' padahal aku sudah sangat siap. Mengapa dia meninggalkan aku begitu saja sebelum kami menyelesaikan semuanya dengan baik!" Sekarang suara Mawar berubah jengkel. Dia menepuk meja hingga mereka menyita perhatian beberapa penghuni meja lain di cafe itu.
"Aku selalu mengatakan padamu untuk tidak gampangan, pria akan hilang minat kalau kamu mengobral diri!" Dengan sinis salah satu teman Mawar berkata jujur.
Mawar mendelik kesal. "Aku ini sangat pandai menaklukkan pria, aku tidak pernah ditolak teman kencan, tapi kali ini, dia membuat aku sangat menginginkannya, dimana aku bisa menemukan dia!"
Mawar menjadi gila karena Eki.
"Oh my God, dia sangat panas, roti sobeknya padat dan berisi, ketika kamu sentuh maka kamu ingin segera memakan dengan lahap. Apalagi wajahnya seperti malaikat, tampan sekali! Perpaduan Orlando bloom dan seokjin BTS! Siapa yang tahan dengan semua pesona itu!" ujar Mawar lemas, dia membenamkan wajahnya ke meja, sepertinya harapan akan melanjutkan hubungan dengan pemuda yang dia kenal di jejaring sosial memang layu sebelum berkembang, mungkin Mawar bukanlah tipe gadis Eki, Mawar menghela nafas kecewa.
"Hei.. lihat arah jam sembilan!" teman Mawar mencubit lengan gadis yang tertunduk dalam diatas pangkuan tangan, Mawar menepis malas sentuhan temannya.
kedua temannya itu menggigit bibir melihat seorang pemuda berjalan dengan langkah tegap, bibirnya tersenyum seolah menyapa semua orang yang ada di cafe.
"Oh my, dia ganteng banget!" gumam teman Mawar dari balik kaca cafe, teman yang satunya lagi pun tak kalah terkejut, gadis itu menahan rahangnya yang terjatuh, dia melongo dengan mulut terbuka.
Eki menyebrangi jalanan, dia akan menemui seorang lagi hari ini, dia mampir ke cafe satu lagi dimana teman wanitanya sudah menunggu.
dengan langkah percaya diri dan senyuman penuh pesona, Eki memasuki cafe dimana teman kencan berikutnya sudah menunggu, dia tak perlu waktu lama untuk mendapatkan gadis yang lainnya.
pria itu tersenyum di antara langkah kaki panjangnya, dia menyeka rambut depan membuat dahinya yang bersih terlihat jelas, lihatlah otot keras yang menyembul di balik baju kaosnya, pria itu mencuri perhatian mata gadis di sekitar sana, dan dia tahu betul itu.
Eki si playboy yang sangat tampan, dengan tinggi 185 Senti, pundaknya lebar, bahunya lurus 90 derajat, hidungnya mancung, matanya coklat pekat dengan bulu mata super lentik, tatapan matanya dalam, alisnya tebal, rambutnya hitam tebal, sesekali dia membiarkan rambut tipis tumbuh di rahangnya yang tegas. Dia adalah pria yang ramah dan suka tersenyum, salah satu gigi taring atasnya tampak lebih tajam dari gigi taring lainnya hingga senyumannya tampak begitu khas dan unik. Dia sangat menyukai wanita, tapi dari sekian banyak wanita belum satupun yang melekat di hatinya.
"Aah.. ada bidadari bekerja di sini." Eki menenggerkan tangannya di meja kasir, si gadis tersipu malu mendapati pria tampan menyodorkan wajahnya.
"Aku pesan dua minuman ya." pesanan Eki disambut wajah bingung si gadis pelayan, dia datang sendiri dan memesan dua minuman?
"Satu untukku, dan satu lagi untuk pelayan cantik yang kini berdiri di hadapan ku." ujar Eki mulai meluncurkan aksi selanjutnya.
Eki, tokoh pria pertama pria, si playboy cap kuda liar.