webnovel

Skandal Cinta Sang CEO

Author: ViviBarbara
Urban
Ongoing · 94.4K Views
  • 3 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Manusia melepaskan yang dimiliki namun menginginkannya kembali ketika telah lepas. Kevan, seorang CEO muda playboy yang mesum. Tiap malam selalu berganti-ganti wanita untuk menemani malamnya. Ingin mengubah sifat jelek sang CEO, kedua orang tua Kevan menjodohkannya dengan anak asuh mereka, Raline. Raline yg ingin balas budi, tetap menikahi Kevan meski tau sifat brengsek si pria. Namun…di malam pernikahannya, Kevan malah menghina Raline dan meninggalkannya? Kevan bahkan tak pernah menganggap Raline ada! Raline yg awalnya ingin menjadi istri yg baik, akhirnya menyerah. Terlalu sering disakiti, Raline menyetujui tawaran perceraian dari Kevan. Tapi…Kevan malah jatuh cinta pada Raline? Sang playboy justru tidak mau bercerai? Apa yg akan Raline lakukan? Akankah ia lari dari genggaman Kevan, atau justru menyukai pria ini? Bagaimana usaha Kevan untuk mendapatkan cinta sang istri dan perceraian mereka batal? Cover ini adalah milik saya. Kunjungi instagram saya @vivibarbara1708.

Tags
3 tags
Chapter 1Opening

"Kamu sudah menyakiti aku terlalu dalam Van. Aku sudah tak bisa lagi menahan rasa sakit ini. Terlalu nyesek disini." Raline menyentuh dadanya. Bulir bening jatuh membasahi pipinya. Pada akhirnya Raline harus menyerah dan tak ingin menggapai Kevan lagi. Ia gagal mendapatkan cinta suaminya.

Dada Kevan ikutan sesak. Jantungnya serasa diremas dan ditusuk jarum. Sakit mendengar penuturan Raline. Satu tahun mereka menikah, baru kali ini Raline mengungkapkan isi hatinya. Bagaimana pun penghinaan dan sikap buruk Kevan, perempuan itu tak pernah mengeluh bahkan menunjukkan sikapnya.

Kevan bahkan heran mendapati Raline yang selalu menjaga martabatnya di depan keluarga. Hati Raline sangat lembut bahkan tak mau menyakiti meski pun ia sering disakiti. Raline selalu memujinya di depan keluarga besar bahkan perempuan itu suka memberikan hadiah untuk keluarga dan selalu bilang 'ini oleh-oleh dari Kevan, dia nitip sama aku buat dikasih ke om dan tante'.

Raline sangat tulus menyayangi keluarganya. Tak ada kepura-puraan berusaha mengambil hati Oma, Tante, Om dan juga sepupunya. Wanita itu terlalu baik untuknya. Nafkah yang ia berikan pada Raline setiap bulan dikembalikan wanita itu dengan memberikan hadiah untuk keluarganya. Kevan bahkan tak pernah melakukannya namun Raline melakukannya demi nama baiknya. Kevan tak mengerti dengan jalan pikiran istrinya.

Kevan mendekati Raline namun perempuan itu malah menghindar. Berjalan mundur ketika ia dekati. Kevan gigit jari dan menahan diri agar Raline tak semakin jauh darinya.

"Kenapa kamu menjauh Raline?" Kevan terluka mendapati sikap Raline yang dingin.

"Jangan dekati aku Van. Aku tidak ingin dekat-dekat dengan kamu. Semuanya sudah berakhir Van. Aku sudah penuhi hak kamu selama setahun ini meski pernikahan kita banyak cela. Aku sudah jadi istri yang baik buat kamu selama satu tahun ini. Melayani kamu dengan baik. Aku harus pergi dan jangan lupa mengurus perceraian kita." Raline mendorong koper namun Kevan menahannya.

"Jangan pergi Raline. Kamu mau kemana? Kamu enggak punya siapa-siapa di dunia ini. Aku tempat kamu pulang."

"Jika kamu ucapkan kata itu setahun yang lalu mungkin aku akan senang Van. Semuanya sudah berakhir dan aku sudah menyerah. Aku juga layak bahagia. Jurang yang kamu gali terlalu dalam dan aku sudah tak bisa naik lagi. Jangan jadi pria pengecut tak menepati janji Van. Kamu minta aku tiga bulan ini jadi istri kamu dan penuhi semua hak kamu. Melayani kamu di ranjang dan dapur. Sudah aku lakukan Van. Setelah perjanjian kita berakhir tolong penuhi janjimu. Aku akan menghargai kamu jika kamu melakukan semua itu. Jangan mempersulit perceraian kita."

"Raline jangan tinggalkan aku. Kamu mau kemana? Enggak mungkin kamu kembali ke panti. Yuk kamu disini sama aku di rumah kecil kita." Kevan berusaha membujuk Raline dan tak akan menyerah.

"Jangan kamu pikir aku tidak ada tempat berteduh. Aku punya rumah Van."

"Rumah?" Kevan memijit pelipisnya.

Apa Raline beli rumah dari uang yang telah ia berikan setiap bulan? Selama satu tahun jika nafkah darinya dikumpulkan cukup untuk membeli rumah minimalis, namun tidak mungkin Raline bisa membelinya jika ujung-ujungnya perempuan itu mengembalikan uangnya dalam bentuk hadiah pada keluarganya.

"Kamu suami yang brengsek Van. Saking brengseknya kamu bahkan tidak tahu apa pekerjaan istrimu. Aku tidak semiskin yang kamu kira dan gila harta seperti dugaan kamu selama ini." Raline bicara dengan tenang namun terdengar menakutkan bagi Kevan.

"Bukankah kamu kerja di kafe mama sebagai manager?" Ini bukan pertanyaan tapi lebih ke pernyataan.

"Saking bajingannya kamu dan tak pedulinya padaku hingga enggak tahu apa profesi aku yang sebenarnya. Aku ke kafe hanya untuk bertemu mama dan melepas penat dari pekerjaan aku."

Deggg…..ucapan Raline mengena dan menohok Kevan. Suami macam apa dia tidak tahu pekerjaan istri sendiri? Kevan tersenyum ironi menyadari betapa ia mengabaikan dan tak mengganggap keberadaan Raline selama ini. Dia telah menendang Raline bahkan sebelum wanita itu masuk ke dalam hatinya.

Ckkckcckk….Begitu kejam. Kevan menyugar rambut seraya mengusap wajahnya kasar. Pernyataan dari mulut kecil Raline kian lama menyesakkan dadanya.

Terbuat apa hati Raline? Masih bisa sabar ketika Kevan tidak pernah pulang ke rumah. Dalam hitungan bulan hanya beberapa hari ia pulang. Sekalinya pulang selalu menghina dan memojokkan Raline.

Awalnya perempuan itu menjawab semua kata-katanya, lambat laun diam dan jadi istri yang penurut untuknya. Raline akan bicara jika diminta bicara. Diam ketika diminta diam. Raline bahkan tak menunjukkan gelagat aneh meski ia sakit. Raline terlihat seperti boneka yang bisa Kevan mainkan sesuka hati.

Kevan pulang tiap hari ketika mereka melakukan perjanjian. Pria itu ingin haknya dipenuhi selama satu bulan sebelum mereka resmi bercerai. Tomi tak rela jika Raline pergi dengan selingkuhannya tanpa pernah ia sentuh. Kevan ingin mendapatkan imbal balik atas semua materi yang ia berikan. Kevan menukar materi yang ia berikan dengan tubuh Raline.

Perempuan itu memenuhi hak Kevan sebagai suami. Bukan maksud untuk menukar materi yang telah Kevan berikan, tapi hanya melakukan kewajibannya. Kasar disebut tugas istri hanya ke dapur, sumur dan kasur. Raline penuhi semua hak Kevan meski ia sendiri sakit.

Raline masih bergulat dengan pikirannya. Kevan membuatnya mati rasa. Terlalu sering disakiti membuatnya kebas hingga tak punya rasa lagi.

"Kenapa kamu diam saja Raline? Bicaralah. Ijinkan aku untuk mencintai kamu." Kevan menangis pilu seraya berlutut di depan istrinya.

"Aku seorang dokter Van."

Kenyataan ini membuat Kevan semakin tenggelam dalam rasa bersalah yang tak berkesudahan.

"Jadi anak kecil itu..." Kevan menggantung ucapannya.

"Pasienku." Potong Raline cepat.

Raline buang muka, tak mengacuhkan suaminya. Tak tersentuh sedikit pun meski Kevan telah berlutut. Sikap Raline seperti ini juga buah dari perbuatan Kevan. Terlalu sering dipermainkan membuat Raline tak menaruh rasa iba untuk suaminya. Meski Kevan serius kali ini namun Raline sudah tak akan percaya. Hatinya telah mati. Apa pun yang Kevan katakan tak akan mempengaruhinya lagi.

"Sudah terlambat Van," ucap Raline tegar. Tak ada lagi air mata. Raline kuat menghadapi semua ini.

"Aku mulai mencintai kamu," ucap Kevan terisak-isak. Pria itu memukul kepalanya. Pada akhirnya sang playboy bertekuk lutut pada istrinya.

"Sudah terlambat nyatakan cinta Van. Apa pun yang kamu katakan tidak akan mempengaruhi keputusanku untuk pergi dari rumah ini. Aku sendiri tak ada niatan untuk kembali bersamamu. Pernikahan kita sudah tak sehat. Pernikahan kita toxic. Dari awal kita sudah gagal Van, sejak kamu meninggalkan aku di malam pertama kita. Kamu minta aku penuhi hak kamu selama sebulan ini karena tidak sudi aku menghabiskan uangmu. Aku lakukan Van. Sebagai laki-laki sejati penuhi janjimu untuk menceraikan aku. Cepat ucapkan talak Van biar kita resmi cerai secara agama dulu. Bukankah kamu yang minta cerai? Aku sudah penuhi permintaan kamu. Sekarang giliran kamu. Apa pun pinta kamu tidak akan aku penuhi kecuali datang ke pengadilan. Aku sudah tanda tangani surat perceraian kita. Aku tidak ingin kamu mempersulit segalanya."

"Jika aku tak mau bercerai bagaimana?"

"Aku akan tetap tinggalkan kamu," ucap Raline tanpa keraguan.

Tenang namun menghanyutkan. Tanpa mengeluarkan suara keras Raline mampu membuat Kevan bergidik.

"Raline tolong beri aku kesempatan kedua," jerit Kevan mengiba. Untuk pertama kalinya Kevan menginginkan Raline untuk tetap disisinya, menjadi istrinya. Kevan saja yang buta tak pernah melirik istrinya padahal Raline lebih berharga dan menarik dibandingkan para berbi yang ia miliki. Berbi adalah panggilan untuk para wanita selingkuhan Kevan yang menjadi partner one night stand.

"Tak ada kesempatan kedua Van. Aku lelah dan capek. Gak mau lagi emosi. Emosi itu menguras hati. Satu tahun limit kesabaranku buat jadi istrimu. Kamu pemain Van. Nikmati saja permainan yang telah kamu ciptakan. Aku pergi." Raline mengabaikan Kevan. Ia mendorong kopernya hingga ke depan pintu rumah.

"Raline jangan tinggalkan aku," cebik Kevan seperti anak gadis.

"Sudah terlambat Van. Bukankah ini yang kamu inginkan? Ingin terbebas dari pernikahan ini?"

Tamparan langsung terasa di hati Kevan. Tepat mengenai tempat yang seharusnya. Penyap dan sesak, perasaan Kevan campur aduk. Semakin tahu kejahatannya pada Raline membuatnya tak bisa bernapas. Jantung Kevan berdenyut nyeri. Pria itu tak berani memandang Raline meski sesaat. 

"Aku pergi," ucap Raline tanpa sedikit pun menoleh pada Kevan

"Raline jangan tinggalkan aku," pekik Kevan berlutut memeluk kaki Raline.

"Sudahlah Van Percuma kamu minta aku jangan tinggalin kamu. Nasi sudah jadi bubur Van. Pria itu yang dipegang omongannya. Tepati janji kamu dan kita akan bertemu di pengadilan."

"Aku enggak mau cerai Raline. Jika kamu hamil gimana?" Kevan menemukan secercah harapan untuk mengikat Raline.

"Ga bakal Van," jawab Raline dingin.

"Belum tahu Raline. Bisa jadi.…."

"Aku minum pil KB."

Kevan terhenyak. Kesempatan bersama kian pupus. Raline merancang perceraian mereka sekian rupa. Kevan pikir ia masih raja di hati Raline. Ternyata ia salah. Ia yang membuat Raline menjadi tega dan tidak berperasaan.

You May Also Like

Lolos dari Mantan, Diculik oleh Saingannya

Selama tiga tahun terakhir, Ariana Ari Harlow telah memberikan segalanya untuk suaminya. Mereka menikah karena saudara perempuannya memilih untuk lari pada malam pernikahan, karena ia percaya rumor bahwa Nelson Corporation bangkrut. Ari mencintai Noah sejak usia 16 tahun, ia pikir ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Namun, dia tidak tahu bahwa saudara perempuannya telah menggali perangkap untuknya, dan ini bukan awal kehidupan baru, melainkan neraka baru baginya. Ia terpaksa menghentikan pendidikannya sebagai dokter karena Nyonya Nelson yang terhormat tidak bisa memiliki tangannya tertutupi darah. Ari menyetujuinya. Untuk Noah, ia menjadi istri yang sempurna yang merawat mertua dan suaminya. Namun, yang menanti dia tidak lain hanyalah penghinaan, suaminya malu padanya dan ibu mertuanya berpikir bahwa saudara perempuannya, Ariel, lebih cocok untuk anaknya. Namun, Ari bertahan. Dia berpikir suatu hari dia akan dapat menghangatkan hati suaminya. Namun dia memergokinya berciuman dengan saudara perempuannya! Patah hati, Ariana memutuskan untuk bercerai dengan suaminya, tapi entah bagaimana dia malah terlibat dengan Nicolai. Musuh dan saingan suaminya. Mereka tidak ditakdirkan untuk bersama. Namun Nicolai tampaknya tidak peduli dengan rintangan yang menumpuk di hadapan mereka. Bahkan, dia bertekad untuk masuk ke dalam kehidupan Ari dan membakarnya. Dalam keadaan mabuk, suatu kali dia memegang lehernya mendekat ke dinding pub kumuh, “Kau boleh menyangkal sebanyak yang kau mau, putri, tapi kau menginginkanku.” Matanya melirik dada Ari yang naik turun dan matanya semakin gelap, merahnya tampak tak terkendali, posesif seolah dia ingin mencabik jiwa dari tubuhnya dan menyematkannya ke dalamnya sendiri. “Taruhan jika kupandang, kamu akan basah untukku.” Panas membara di pipi Ariana saat dia mendengus, “Diam.” “Buat aku,” kata Nicolai saat dia menumbukkan bibirnya di bibirnya. Ciumannya membakar jiwa Ariana, dan kehangatannya menyengat kulitnya setiap kali mereka bersentuhan. Ia berpikir bahwa kesalahan terbesarnya adalah terlibat dengan Nicolai. Namun, Ari segera menyadari dengan cara yang sulit, Secara harfiah, diinginkan oleh mimpi buruk seindah itu jauh lebih buruk daripada sebuah kesalahan. Dan situasi menjadi rumit ketika suaminya menemukan kebenaran tentang segalanya. “Temak hatiku, Ari,” kata Noah saat dia menempatkan moncong pistol di mana hatinya berada. “Karena hidup tanpa kamu adalah hidup yang tidak kuinginkan, jadi tembaklah aku atau kembalilah. Aku memohon padamu.” Sekarang Nicolai telah memberinya pilihan, akankah Ari jatuh cinta dengan dia dan melompat ke dalam kehidupan yang penuh dengan bahaya? Atau akankah dia kembali ke suaminya, Noah, yang telah ia cintai sejak ia berumur 16 tahun? Dan akankah Ariana menghindari bahaya yang mengintai dalam kegelapan, menunggu dia untuk melakukan kesalahan dan kehilangan segala sesuatu yang berharga baginya? Akankah dia menemukan kunci dari semua rahasia yang mengikat dirinya dengan Noah dan Nicolai serta takdirnya yang rumit? ******* Potongan: “Ini semua tentang uang, bukan? Ambil itu dan hilang,” Dia berteriak sambil melemparkan kartu hitam ke wajah Ariana. Ariana tidak percaya dengan telinganya ketika dia mendengar suaminya atau calon mantan suaminya menghina dia seperti ini. Tiga tahun. Ariana Harlow memberikan Noah Nelson, tiga tahun dan namun ketika dia memergokinya berciuman dengan saudara perempuannya yang lebih tua, Ariel—— ini yang dia katakan kepadanya. “Saya akan menceraikanmu,” Ari menyatakan dan pergi. Dia pergi tanpa sepeser pun tetapi Ari tersandung ke Nicolai. Musuh dan saingan suaminya, pangeran Mafia kota Lonest, bajingan terkenal karena kecenderungan kekerasannya. Pertemuan malang itu meletakkan dia di jalur Nicolai, dan begitu saja dia menatapnya. Pertama kali mereka bertemu, Nicolai memintanya untuk mengundangnya makan malam. Kedua kali mereka bertemu, dia memberinya sejuta dolar. Ketiga kali mereka bertemu, dia menyatakan, “Kamu akan terlihat bagus di pelukanku, bagaimana menurutmu putri?” ********

fairytail72 · Urban
Not enough ratings
539 Chs

Satu Malam Liar

Lucinda Perry, seorang penyendiri sosial dan pekerja keras, berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menggila di ulang tahunnya yang ke-25 dan bahkan mencetak one night stand jika ia mendapatkan promosi yang sudah lama ditunggu di pekerjaannya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan tidak hanya itu, tapi ke kantor pusat di kota yang berbeda. Harus menghabiskan malam ulang tahunnya di kota baru, dia pergi ke klub di mana dia bertemu dengan orang asing tampan, Thomas Hank, yang menawarkan diri untuk menjadi one night stand-nya setelah melihat daftar berani-melakukannya, yang termasuk memiliki satu malam berdiri. Thomas Hank, setelah digunakan oleh beberapa wanita di masa lalu, bertekad untuk mendapatkan wanita impiannya yang akan mencintainya untuk dirinya sendiri dan bukan karena kekayaannya. Jadi ketika dia bertemu Lucinda Perry yang imut dan polos di klub, dia memutuskan untuk menjaga identitas aslinya dari dia dan mencari tahu apakah dia layak untuk dia pertahankan. ***Excerpt*** Apa yang lebih menghibur daripada sisi karakter yang gila? Katakan halo pada Sonia dan Bryan. Jantung Sonia berhenti berdetak sebentar, lalu berbagai pemikiran mulai berterbangan di kepalanya pada saat yang sama. Bryan Hank? Idola selebriti yang dia naksir sedang berlutut tepat di depannya dan memintanya untuk menjadi istrinya? Apakah dia salah mengira dia dengan orang lain? Apakah mungkin ini adalah lelucon, atau mungkin ini seperti salah satu lelucon selebriti dan ada kamera-kamera di sekitar, menunggu untuk merekam dia membuat dirinya tampak bodoh? Atau mungkin dia sedang bermimpi? Sonia bertanya-tanya sambil melihat-lihat sekitar mereka, tetapi yang dia lihat hanyalah penonton yang penasaran. "Tolong! Jadilah istriku dan buat aku menjadi pria paling bahagia di Bumi," katanya dengan suara keras yang menarik perhatian semua orang. Editornya yang telah ditunggunya selama lebih dari satu jam karena dia mencoba menandatangani kesepakatan dengan produser film yang tertarik dengan salah satu ceritanya, muncul saat itu juga, "Sonia, kamu kenal Bryan Hank?" Tanyanya dengan heran saat melihat adegan di depannya. Sepertinya sudah berjam-jam sejak Bryan berlutut, tapi ternyata baru satu menit. Bryan tahu tidak ada wanita yang cukup gila untuk menerima proposal gila seperti itu, dan bahkan jika ada yang mau menerima, membayarnya dan membatalkan keseluruhan hal tersebut akan mudah karena yang dia inginkan hanyalah skandal yang bisa terjadi dari situ. Judul beritanya mendatang akan tentang proposal pernikahan yang ditolak atau pertunangannya yang dikatakan, yang cukup membuat Sophia lepas dari kaitannya. "Ya!" Jawab Sonia dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya dan mengulurkan jarinya agar dia memakaikan cincin pertunangan. "Ya?" Tanya Bryan dengan bingung saat mendengar jawabannya. "Ya! Aku akan menjadi istrimu dan membuatmu menjadi pria paling bahagia di dunia!" Sonia berkata dengan tertawa dan menggerakkan jarinya hingga Bryan memasukkan cincin itu ke jarinya. Secara mengejutkan cincin itu adalah ukuran yang tepat untuknya, dan duduk di jarinya seolah-olah dibuat khusus untuknya. Suara tepuk tangan meledak di sekitar mereka saat Sonia berdiri dengan senyum lebar di wajahnya dan memeluk Bryan sebelum menciumnya tepat di bibir. Bryan sedikit terkejut dengan keberaniannya tapi cepat pulih karena ini adalah permainannya, dan dia harus ikut serta. Dia lah yang mendekatinya terlebih dahulu, bagaimanapun juga. Jadi ketika dia mencoba memutuskan ciuman, dia memegang dagunya dan perlahan menggigit bibir bawahnya sebelum membuka bibirnya dengan lidahnya dan mengisapnya dengan cara yang menggoda, mengeluarkan desahan dari Sonia. Sonia merasa pusing. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Itu haruslah mimpi. Bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bahwa pada suatu saat dia duduk di lobi hotel menunggu editornya, dan pada saat berikutnya dia bertunangan dengan idola selebriti yang dia naksir dan menciumnya di sini di depan umum?

Miss_Behaviour · Urban
Not enough ratings
1016 Chs

SUPPORT