webnovel

Bab 2: Misteri Desa Renasci

Brianna merasa dirinya seperti seorang penjelajah asing di tengah hutan yang belum pernah dia kunjungi sebelumnya. Dia dikelilingi oleh penduduk desa yang tampaknya hidup dalam kedamaian dan kesederhanaan. Tapi segala sesuatu yang dia saksikan adalah seperti memasuki dunia yang tak dikenal. Teknologi modern, yang selama ini menjadi bagian dari hidupnya, telah digantikan oleh primitifnya cara hidup desa ini.

Wanita tua yang mendekatinya tampaknya paham akan rasa kebingungan yang dirasakan oleh Brianna. Dia tersenyum lembut dan mencoba menjelaskan sesuatu dengan gerakan tangan dan bahasa tubuhnya. Brianna menyadari bahwa wanita itu ingin mengajaknya ke suatu tempat, dan dia pun mengikuti dengan penuh harapan.

Mereka berjalan melintasi jalan-jalan berbatu di desa tersebut. Warga desa yang mereka lewati memberikan pandangan heran pada Brianna, tetapi mereka tetap berjalan tanpa memberikan banyak perhatian.

Wanita tua itu membawa Brianna ke sebuah bangunan yang tampaknya lebih besar dari yang lainnya. Bangunan itu terbuat dari kayu yang kuat dan memiliki atap yang terbuat dari jerami kering. Begitu mereka masuk, Brianna melihat bahwa ini adalah tempat pertemuan desa.

Di dalam, banyak warga desa berkumpul di atas tikar yang diletakkan di lantai. Mereka duduk dalam keheningan yang penuh rasa hormat. Di bagian depan ruangan, ada sekelompok pria yang tampaknya memainkan peran penting dalam pertemuan ini. Mereka tampak sangat serius.

Wanita tua itu membawa Brianna untuk duduk di salah satu tikar. Ia merasa canggung di antara orang-orang yang sepenuhnya asing baginya. Dia tidak bisa mengerti bahasa yang mereka bicarakan, dan itu membuatnya merasa terasing.

Sementara itu, pemimpin desa, seorang pria berusia paruh baya dengan tatapan tajam, mulai berbicara dengan suara yang keras dan tegas. Semua mata dalam ruangan itu tertuju padanya.

Wanita tua yang mendampingi Brianna berbicara dengan penuh semangat, sesekali menunjuk-nunjuk pada Brianna. Para warga desa mendengarkan dengan serius dan sesekali mengangguk setuju.

Brianna duduk dengan penuh rasa penasaran, tidak tahu apa yang terjadi. Ia merasa sebagai seorang tamu yang tidak diundang di tengah-tengah acara yang sangat penting.

Saat pertemuan berlanjut, pemimpin desa mengambil sebuah keputusan yang tegas. Ia memberikan instruksi pada beberapa orang di sekitarnya, dan mereka tampaknya akan melaksanakan tugas-tugas tertentu.

Wanita tua yang mendampingi Brianna akhirnya kembali mendekati Brianna dengan senyum di wajahnya. Ia menunjukkan dengan bahasa isyarat bahwa Brianna harus menunggu di tempat itu.

Brianna mengangguk, mencoba menunjukkan rasa terima kasihnya pada wanita itu. Ia merasa ada kebaikan di hati penduduk desa ini, meskipun ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Begitu wanita tua itu pergi, Brianna duduk di tempatnya dan mencoba merenungkan situasinya. Ia merasa sendirian di dunia yang asing, terjebak di masa lalu yang begitu berbeda dari yang pernah dia bayangkan.

Ketika ia menunggu di dalam bangunan pertemuan desa, ia merenung tentang tindakan apa yang harus diambil selanjutnya. Bagaimana ia bisa kembali ke masa depannya? Bagaimana ia bisa memahami dunia ini dan mencari jawaban atas misteri perjalanan waktu yang membawanya ke sini?

Brianna merasa bahwa petualangan epiknya baru saja dimulai, dan dia akan melakukan segala yang dia bisa untuk memahami dunia ini dan mencoba membangun peradaban yang lebih maju kembali, sesuai dengan tujuan asalnya. Dan dalam dunia ini, tanpa perasaan percintaan yang mengganggu, dia siap menghadapi apa pun yang akan datang.