Syuting lagi…. Ketika menatap Rong Mo, Lin Yi'er terkejut.
Rong Mo masih tersenyum hangat seperti biasanya. Namun, entah kenapa—atau mungkin karena Rong Mo berdiri di bawah bayangan lampu—ia merasakan kesan dingin dari matanya.
Ketika Rong Mo berjalan keluar dari bayang-bayang, matanya kembali berkilau cerah dan berkelap-kelip bagai bintang, terang dan murni.
Sama seperti Mo Feifei dulu.
Rasa cemburu melilit hati Lin Yi'er seperti ular yang berbisa. Menahan semuanya, ia tersenyum dan berlari dengan Rong Mo memegang tangannya dengan lembut dari belakang.
Pada saat itu, ia perlu menoleh dan memberi senyum penuh perasaan kepada Rong Mo sebelum terus berlari, mengelilingi pohon bayangan itu sebelum terjun dari tebing.
Lin Yi'er tertawa getir sebelum melangkah ke atas kotak yang kira-kira setinggi tubuh manusia dan melompat. Sama seperti sebelumnya, ia melompat. Namun, seolah ada sesuatu di bawahnya, pergelangan kakinya terkilir parah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com