Setelah bercerita cukup panjang pada sang kakak. Kini, Dinda dan Devin saling diam. Devin masih mencari solusi terbaik atas curhatan adiknya. Sementara Dinda merasa puas karena sudah mengeluarkan unek-unek yang membebani kepalanya. Tunggu, kakaknya? Devin? Kakaknya yang selama ini sangat anti jika ia membicarakan soal pacaran atau lelaki yang ia sukai. Lantas, mengapa Dinda setenang itu mengungkapkan semuanya? Mata Dinda tiba-tiba melotot. Ia menyadari sesuatu yang harusnya tak ia lakukan. Jantungnya berdebar lantaran takut akan sang kakak. Dalam kondisi panik, ia mencari seribu cara agar menyelamatkan dirinya dari amukan Devin.
"Eh, Ka-Kak. Takutnya kakak salah paham, gini loh cerita aslinya. Jadi, maksud aku tuh sedih karena, Rizky udah banyak pelanggan setianya di sekolah. Kalau dia pindah, mereka akan merasa sangat kehilangan. Rata-rata dari mereka adalah teman aku dan termasuk aku juga. Jadi, aku sedih banget kalau Rizky beneran mau pindah," ungkap Dinda terpaksa berbohong.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com