webnovel

Pertengkaran Si Kembar Tiga

Wod yang sedari tadi tidak fokus akan keadaan di sekitarnya dan hanya berusaha berpikir bagaimana melawan orang yang telah terkena pengaruh sihir itu merasa kaget bukan kepalang mendengar teriakan Tan Metri. Sio yang di samping Wod juga merasa terkejut dengan serangan dadakan seorang pria yang seperti kerasukan tersebut. Namun dengan cepat Wod dan Sio bisa menghindarinya.

Meski begitu, sesaat kemudian pria asing tersebut langsung melakukan hal serupa seakan hendak menyodomi Wod dan Sio. Sio dan Wod menghindar ke arah yang berlawanan.

"Sial! Kenapa dengan dia ini, Sio?! Kok tiba-tiba menyerang sesama jenisnya? Apakah efek dari sihirnya bisa mempengaruhi pikirannya juga?" tanya Wod yang serta merta heran.

Sio hanya garuk-garuk kepala tak gatal.

"Entahlah, yang lebih penting jangan bunuh mereka, Wod! Kita pikirkan saja cara terbaik untuk menyadarkan semuanya!" tegas Sio.

Tan menarik napas lega melihat kedua paman itu bisa menghindari serangan pria asing. Sintri makin ketakutan dan tetap jaga jarak dengan mereka yang ada di depan. Gonocos sendiri merasa sedikit kecewa melihat pria asing tersebut sudah selesai bersenggama dengan korbannya. Bocah geblek!

"Oi, Paman! Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang terhadap mereka?" tanya Tan ingin membantu.

"Sudah kubilang lebih baik kalian bertiga kembali saja ke guild biar aman dan tidak menjadi korban! Sana kembalilah!" bentak Wod.

Tan hanya mendengus sebal.

"Betul apa kata Wod! Kalian bertiga kembali saja ke guild dan laporkan hal ini pada Kakek Master! Mungkin dia tahu cara menyadarkan orang-orang ini!" ujar Sio membenarkan perkataan Wod.

"Ayolah, Tan... alangkah baiknya kita menuruti apa yang diucapkan Paman Wod dan Sio. Kita juga belum jadi anggota guild. Bukan begitu, Cos?" pinta Sintri.

Cos melirik ke arah kedua saudara kembarnya di samping dan belakang. Dia sebenarnya masih ingin melihat lagi orang-orang ini berhubungan badan, tapi saat melihat Sintri betul-betul ketakutan akhirnya Cos memutuskan untuk mengikuti perintah Wod.

"Baiklah, Paman! Kami bertiga akan kembali ke guild Lumiere dan melaporkan hal ini pada Kakek Master!" lantang Cos.

Wod dan Sio yang agak kesulitan karena semakin banyak yang mengincar mereka pun hanya menganggukkan kepala tanda setuju dengan keputusan Cos. Tan tak habis pikir. Dia kira Cos akan bertahan di sini dan mengamati semuanya. Tan yang memang sangat egois tetap saja menolak keputusan Sintri dan Gonocos.

"Tidak! Kalian berdua saja yang kembali ke guild! Biar aku ikut membantu menghabisi orang-orang menjijikkan ini dengan apiku! Kalian yang le...."

"Jangan banyak omong!" potong Cos sembari menarik lengan Tan dengan cepat dan segera berlari ke arah guild. Tan yang baru sadar akan tindakan Cos merasa jengkel. Terpaksa Tan ikut berlari agar tidak ditarik oleh Cos.

"Apa yang kau lakukan, Cos?! Kau menyebalkan sekali! Lepaskan tanganku!"

"Cobalah berpikir dengan benar!! Kau terlalu bodoh karena hanya mengandalkan apimu saja!" bentak Cos yang juga merasa muak dengan sikap Tan.

"Apa maksudmu? Lepaskan!" Dengan sekuat tenaga Tan akhirnya berhasil melepaskan tangannya dari genggaman Cos. Tan berhenti di tempat. Cos dan Sintri juga berhenti. Mereka bertiga saling pandang satu sama lain.

"Kalo kalian berdua ingin kembali ke guild dan cari aman, silakan saja! Aku tidak ikut! Aku tidak sepengecut kalian berdua! Aku ingin membantu dengan caraku sendiri! Kalian berdua juga membantu dengan cara kalian sendiri, bukan?" kata Tan mengeluarkan unek-uneknya.

Cos hanya memendam rasa geramnya dalam-dalam. Sintri menengahi pertengkaran antar saudara itu.

"Sudah, hentikan! Kalian berdua jangan bertengkar di keadaan seperti ini." Tak terasa bulir air mata jatuh dari mata indah Sintri.

"Tenanglah, Tan. Niatmu memang baik untuk membantu mereka. Tapi kita juga masih terlalu dini untuk masalah seperti ini. Kita juga belum menjadi anggota guild Lumiere. Akankah lebih baik jika kita menolong dengan cara yang risikonya kecil, bukan? Cos juga! Tidak perlu membentak Tan seperti itu. Aku ingin kita bertiga selalu kompak dan bersama. Jadi jangan bertengkar untuk hal sepele," kata Sintri dengan terisak-isak.

Mau bagaimana pun Tan, dia tetap saudara kembar Sintri dan merasakan apa yang dirasakan Sintri walau sedikit. Cos justru tersenyum dan merangkul Sintri.

"Maafkan aku, Tan. Aku terbawa emosi dan membentakmu. Ayo kita selesaikan masalah ini dan temui kakek Master!" ujar Cos.

"Baiklah. Apa boleh buat,"

Mereka bertiga pun berniat untuk lanjut bergegas menuju guild Lumiere. Namun tak disangka seorang wanita asing yang juga terkena pengaruh sihir aneh itu menyerang Tan dari belakang.

Sintri yang baru mengusap air matanya secara kebetulan melihat hal itu dan langsung berteriak, "Tan, awas!!"

Tan seketika sangat terkejut dan tak bisa menghindar. Dia tertangkap oleh wanita asing itu dan langsung tersungkur ke tanah. Tan meronta-ronta untuk melepaskan diri dari cekalan wanita asing.

"Lepaskan! Lepaskan aku!" teriak Tan.

Wanita asing yang tak mengenakan benang sehelai pun seakan hendak menyantap Tan dengan nafsu buasnya. Cos tak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa terbengong saat melihat si wanita asing itu yang mempunyai gunung kembar yang besar. Sedang Sin segera menolong Tan dengan sihir anginnya pada wanita asing itu dan akhirnya berhasil membuat Tan berdiri lagi.

"Dasar bodoh! Apa yang sedang kau pikirkan itu?! Aku baru saja hendak digerayah oleh wanita itu!" maki Tan.

"Eh? Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Apa maksudmu, Cos?!"

"Lihat itu," ujar Sintri menimpali seraya menunjuk ke arah belakang Tan.

Bukannya mendengarkan makian dari Tan, Cos sendiri bengong saat melihat sebuah kekacauan di Kota Nakasam yang semakin menjadi jadi malam itu. Tan memutar badannya dan melihat ke arah yang ditunjuk Sintri.

Sebuah kekacauan yang hanya disebabkan oleh nafsu binatang yang dipaksa keluar itu sungguh tak bermoral. Kota Nakasam berubah dari kota yang ramah dan ramai akan penjual dan pembeli malam itu menjadi kota yang dipenuhi oleh teriakan dan jeritan para korban pelecehan seksual di mana-mana. Mereka seperti zombi yang menyerang siapa saja di depan mata.

Baik itu lawan jenis atau sesama jenis dari bayi sampai orang tua sekali pun. Ironisnya lagi para anggota guild Lumiere yang tadi berniat membantu juga terkena dampaknya. Ada sebagian dari mereka yang justru terkena pengaruh sihir aneh tersebut. Namun tetap ada yang lain yang masih berusaha melawan dan menyadarkan orang-orang itu sekuat tenaga.

"Sungguh mengerikan dan menjijikkan! Ayo, Sin, Cos! Kita harus cepat sampai ke guild dan minta bantuan Kakek Master!" ujar Tan setelah melihat kejadian itu.

Namun tiba-tiba saja saat hendak berlari kembali, Tan merasakan seperti ada anak panah yang melesat menembus tengkuknya.

"Aaaaa!!!" pekik Tan.