Tiba-tiba, Riana merasa seseorang sedang memandangnya dari belakang. Ketika menoleh, sia melihat Andi menatapnya. Wajahnya langsung memerah.
Andi menatapnya dengan bingung. "Kau sedang apa? Seperti pencuri saja."
"Bukan apa-apa!" Dengan senyuman di wajahnya, Riana berpikir: bukan pencuri memang, tapi hampir sama! "Mas Andi sudah selesai?"
"Aku belum mulai. Aku baru mencuci muka seadanya!
"Oh…. Semangat, Mas Andi!" Riana tersenyum, kemudian menarik kepalanya kembali ke ruangannya, dan kemudian menutup pintu.
"Ada apa gadis ini? Mencurigakan sekali!" Andi menggaruk wajahnya dengan telunjuknya.
Lupakan saja, kenapa harus dipikirkan? Masih ada dua wanita itu yang harus diurus.
...
Setelah menutup pintu, Riana bersandar di pintu dan terengah-engah, dengan ekspresi seperti orang yang nyaris tertangkap basah. Olahraga jantung memang bagus, namun kalau terlalu sering, Riana takut dia akan terkena serangan jantung.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com