"Udahlah, jangan berdebat atau berbicara lagi. Saya juga semakin pusing." Tuan Berto berangkat dari kursi dalam kamar.
Sebuah ruang kamar yang begitu megahnya, dengan sisi ujung jendela dilindungi oleh tabir yang sangat tinggi dengan aksen kebarat-baratan. Hingga di setiap aksen tempat tidur didatangkan langsung dari luar negeri.
Lemari, meja rias, hingga dua kursi dengan bentuk yang tidak meninggalkan kesan Eropa. Ditinggalkannya sisi nyonya Ancala termenung diam membisu tanpa kata. Teringat kalimat sang suaminya, dia hanya dapat menundukkan sedikit pandangan ke lantai bawah.
***
Semua terjadi secara tidak terduga, adakalanya dunia mengungkap di balik misteri kehidupan. Langit, dinding, angin, hingga apa pun yang ada di antara kita seakan menjadi saksi bisu.
Malam yang belum menandakan sisi larutnya. Tapi, aku lebih memilih berdiri di dekat balkon, di balik pintu jendela lantai dua.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com