Jose tersenyum ke arahku, dia tidak lagi bersuara lebih, bahkan tatapannya begitu aneh kepadaku. Melihat keberadaan dua pria perkasa, aku jadi sangat gemetar. Tanganku mendadak lunglai, kakiku mundur perlahan.
Nadiku berdenyut sangat dalam, seakan napasku tertahan karena sesuatu yang mendesak. Sekujur tubuhku mulai kepanasan, entah karena tempat ini terlalu gelap, atau berasal dari mereka berdua.
Jose kembali menatap Adrian, dia sedikit melenturkan senyumannya, hingga menatap dengan visus.
"Hai, Sayang! Kita kok bisa ketemu di sini?" Adrian beralih menatap Jose. "Eh, lo dateng buat nyerahin kesayangan gue ke sini. Makasih ya."
"Jose, lo. Lo." Napasku tersendat oleh sesuatu. Aku menekan setiap ritme yang keluar agar tidak menghasilkan nada serupa pada tangisan.
Jose melesatkan pandangan ke arahku. Dia menyeringai, lalu mendorong satu tendangan ke perut Adrian itu lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com