Ilham mengangguk. "Kalau gitu, sampai ketemu nanti siang, ya. Mbak Vi, mau masuk bareng, nggak?"
Vianti menatap Ilham tidak percaya. Ia hampir saja tidak sadarkan diri, karena mendapat ajakan langsung dari Ilham.
"Bapak ngajakin saya?" tanya Vianti dengan suara pelan.
"Iya. Emangnya kenapa? Ruangan kita kan barengan" jawab Ilham masuk akal.
Ghea hampir menumpahkan tawanya. Wajah Vianti saat ini terlihat lucu. Wanita itu seperti mati kutu di depan Ilham yang baru saja mengajaknya untuk pergi bersama.
"Hehe... ayo, Pak. Maaf ya, saya kurang fokus" ucap Vianti dengan wajah yang sudah merona.
Sebelum pergi, Vianti mencubit lengan Ghea pelan dan berjalan menyusul Ilham.
"Pak, Bapak beneran mau traktir kita makan?"
"Iya, Mbak Vi. Sekalian sama yang lainnya juga."
"Yang lain?"
"Mbak Kiki dan Mbak Yunita."
Vianti langsung terdiam. Tidak biasanya Ilham bersikap seperti ini. Apa suasana hatinya benar-benar baik?
"Bapak kok tumben? Bapak lagi seneng?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com