webnovel
#ROMANCE
#COMEDY

SHEILA : Skate Love

Memberanikan diri dan merelakan hatinya jatuh kepada wanita yang acuh, dingin dan bermental baja? Ya. Itulah yang dilakukan seorang lelaki yang tidak pernah tahu bagaimana rasanya menjomblo. Ilham Satyanara. Lelaki tampan yang dikagumi oleh banyak kaum hawa, namun tidak pernah membuatnya menjadi seorang playboy atau bahkan mempermainkan hati wanita. Baginya, satu wanita saja cukup. Dan hanya satu yang harus ia bahagiakan. Bagi Ilham, dengan mudah mendapat dan mengambil alih hati wanita. "Nggak ada satu pun cewek yang mampu menolak pesona seorang Ilham" Kata-kata mutiara yang selalu ia lontarkan untuk membanggakan dirinya sendiri. Namun, memang benar adanya. Sayangnya, kata-kata mutiara tidak berguna dan tidak terpakai sama sekali ketika ia bertemu dengan seorang wanita yang dua tahun lebih tua di atasnya. Sheila Aksadana Setyaningrum. Gadis tomboy yang memiliki kharisma terpendam, namun enggan untuk membalas cinta Ilham. Sheila adalah seorang gadis yang memiliki hobi bermain skateboard. Ia senang hidup di atas panasnya aspal dan berbaur dengan para lawan jenis yang satu hobi. "Terus, kalo lo ganteng, bakal bikin gue cinta gitu sama lo? MIMPI!" Tapi tidak ada kata menyerah dalam kamus Ilham. Ia terus saja berusaha mencari cara untuk bisa mengambil hati Sheila. Sampai ia rela berlatih skate, hanya untuk menyeimbangi hobi Sheila yang sebenarnya sulit ia lakukan. (Halo.. Ini adalah karya keduaku. Semoga kalian suka, yaa! Jangan lupa review dan tinggalkan komen kalian!.) Cover by : @JieunDesign

Fenichaan · Teen
Not enough ratings
321 Chs
#ROMANCE
#COMEDY

Penerjemah Kebahagiaan

"She, gue sama Maxim putus. Dia selingkuh"

Sheila menghela napas berat. "Jodoh emang gak ada yang tau, Feb. Walaupun hubungan kalian udah bertahun-tahun, tapi kalau Tuhan udah bilang enggak, ya enggak"

"Lo bener. Gue sampe mikir, ternyata gue udah buang-buang waktu selama tiga tahun. Padahal umur gue udah segini, udah waktunya mikirin nikah"

"Lo ngapain mikirin nikah, Feb? Lo santai aja, kalau udah waktunya lo pasti nikah" Sela Satria memberi sedikit wejangan agar tidak berperan menjadi patung hidup diantara dua gadis itu.

"Dah lah! Gue males mikirin yang kayak gini. Pokoknya gue nggak mau pusing sendiri! Mending kita makan di kantin!"

Satria dan Sheila menatap Febi yang sudah berdiri di tengah-tengah mereka yang masih duduk.

"Lo serius masih bisa makan di saat patah hati kayak gini?" Tanya Sheila tak habis pikir.

"Emangnya kenapa? Menurut lo, orang yang patah hati nggak boleh makan?"

Sheila menggeleng lemah. Ia mengacungkan dua jempol tangan sembari tersenyum getir.