webnovel

Perasaan Trisha

Trisha memilih ke warung nasi dengan makanan yang tersaji berbagai aneka lauk pauk.

"Bu, aku mau pesan nasi setengah, pakai Ayam kecap sama tahu goreng terus hmmm.." ujarnya sambil masih memikirkan lauk selanjutnya.

Dehaan memperhatikan pesanan Trisha

"Ini enak tumis jamur, lo kan belum pilih sayur."

"Hmm, aku ga suka jamur." jawab Trisha.

"Owh gitu, hehe ya udah tumis buncis."

"Boleh juga, ya udah Bu, pakai tumis buncis."

Akhirnya Trisha memilih tumis buncis untuk tambahan lauknya.

Dehaan dan Trisha makan berhadapan dengan lauk pauk yang sama, sementara itu Farhan dan Sandi masih memperhatikan mereka dari jauh sambil tertawa meledek Dehaan.

"Makanan disini enak juga yah, apalagi ayam kecapnya." Dengan lahap Dehaan menyantap makanannya, Trisha memperhatikan cara makan Dehaan yang agak rakus.

"Haha, makannya cepet banget Mas? Belum sarapan ya?"

"Hmmm, tadi ga sempet sarapan huhuhu.." Nasi sedikit muncrat dari mulut Dehaan, membuat Trisha merasa kocak dengan tingkahnya.

Mereka makan sambil membicarakan pelajaran, Dehaan banyak bertanya tentang cara belajar supaya cepat paham. Trisha menjelaskan kalo semua butuh semangat belajar dan konsentrasi.

Farhan dan Sandi memperhatikan mereka sambil makan bakso, gak jauh dari warung nasi tempat Dehaan dan Trisha ngobrol.

"Kira-kira si Dehaan ngobrol apa yah? Seru kayaknya." Tanya Sandi ke Farhan yang sedang mengunyah bakso.

"Ga tau lah, tapi yang jelas si Dehaan lagi ngeluarin jurus-jurusnya haha.." jawabnya

"Hmm yoi kayaknya, kita kan tau bener siapa si Dehaan, rajanya buaya." Sambung sandi.

Setelah selesai makan, merekapun kembali kedalam kelas untuk memulai pelajaran yang lain, Dehaan dan Trisha jalan bersamaan menuju kelas, Farhan melihat wajah Trisha menjadi lebih ceria dari sebelumnya. Sekilas dia mendengar Trisha berucap kepada Dehaan.

"Kamu kalo ada yang enggak ngerti tanya ke aku aja yah, nanti aku kasih tau kamu.." katanya sambil tersenyum kepada Dehaan dan menuju tempat duduknya.

Farhan dan Sandi saling bertatapan, ternyata Dehaan sang Beauty Hunter berhasil menaklukan si cupu Trisha, entah jurus apa yang digunakannya.

Mereka segera mendekati Dehaan yang sudah berpisah dengan Trisha.

"Kampreett, muka gila, gua gak percaya cepet banget lo taklukin dia bro?" Tanya Sandi

"Heh, yang begituan lebih gampang dirayunya, dia belum pernah dapet rayuan cogan (cowok ganteng) kayak gua sebelumnya, jadi ya wajar kalo dia geer setengah mampus..haha" jawabnya dengan penuh percaya diri.

"Emang gila sih..mantap.." sambung Sandi.

Sampai akhirnya semua berjalan sesuai rencana. Seiring berjalannya waktu, Dehaan semakin dekat dengan Trisha, dan diapun menjadi sering bertanya tentang pelajaran yang tidak dimengertinya. Bahkan saat ujian, Dehaan dengan santainya meminta bantuan Trisha, dan membagikan jawaban-jawabannya kepada Farhan dan Sandi.

Tanpa Dehaan sadari, Trisha menganggap semua rayuan yang dilancarkan kepadanya itu semua serius. Bibit-bibit cinta mulai tumbuh dihati Trisha, padahal Dehaan yang saat itu memiliki 3 pacar sekaligus.

Trisha sering secara diam-diam mencuri pandang menatap Dehaan ketika sedang dikelas, karena posisi meja mereka sebelahan, tapi Dehaan satu meja lebih kebelakang, dibelakannya lagi ada Farhan kemudian Sandi.

"Ya ampun, seneng banget rasanya setiap kali ketemu Dehaan, sikapnya yang baik, perhatian, humoris, ternyata ada juga lelaki sebaik dia..hmm.." kata Trisha dalam hati.

Sementara itu jari-jemari Dehaan sibuk mengetik di Handphone yang dia pegang.

"Iya sayang, nanti sore sepulang kuliah aku langsung ketemu kamu..love you" isi pesannya kepada salah satu pacarnya.

***

Sore hari tiba, mahasiswa dan mahasiswi berhamburan keluar kelas dikarenakan pelajaran yang telah usai.

Trisha terlihat gugup dan masih duduk dimejanya.

"Tris, kamu gak pulang?" Sapa Dehaan.

"Ehh..Be..belum..aku, bentar lagi pulang, lagi beres-beres buku dulu."

Trisha menjawab dengan wajah yang terkejut sekaligus malu-malu.

"Owh..ya udah aku tungguin, kita keluar kelas bareng" sambil tersenyum manis kearah Trisha.

Tingkah Dehaan yang seperti itu membuat Trisha semakin melayang.

"Ma..makasih..btw aku a..ada coklat, buat kamu."

Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya, akhirnya Trisha memberikan cokelat yang dia simpan dari kemarin didalam tasnya, coklat yang sudah dia hias dengan pita warna merah. Sengaja dia mempersiapkannya untuk Dehaan.

"Eh, makasih banyak loh yah..nanti aku makan" Dehaan mengambil coklat pemberian Trisha, dan dia masukan kedalam tasnya.

"Iya sama-sama, jangan banyak-banyak makannya sedikit-sedikit aja, nanti sakit gigi."

Dehaan mencubit perlahan pipi Trisha yang memerah karna malu.

"Iya, makasih ya. Kamu baik banget.."

Sikap Dehaan yang seperti itu membuat Trisha semakin dimabuk kepayang.

# Coffee Shop

"Hai sayang, maaf aku telat.." kata Dehaan kepada wanita yang duduk sendirian didalam Coffee shop.

"Hmm bete deh, lama banget sih kamu, aku udah abis dua gelas Vietnam Drip." Jawabnya, dengan muka cemberut.

Wanita tersebut bernama Silvi, pacar pertama Dehaan. Silvi kuliah di fakultas kedokteran di Jakarta.

"Udah dong, jangan bete lagi yah..nih, aku bawa oleh-oleh buat kamu." Dehaan mengeluarkan cokelat pemberian Trisha dari dalam tasnya, dan memberikannya kepada Silvi.

"Hmm, ngerayu nih? Tapi makasih yah..hehe, aku suka, apalagi ada pitanya lucu." Silvi mengambil coklat pemberian Dehaan.

"Gitu dong, aku udah susah-susah ngehias coklatnya."

"Iya sayang, makasih." Kata Silvi.

Disisi lain, Trisha sedang senyum-senyum sendiri didalam kamarnya. Dia membuka laci meja belajarnya, dan mengambil buku Diary yang selalu dia isi setiap hari.

"Dear diary, hari ini aku memberanikan diri memberi cokelat kepada Dehaan, dan dia mencubit pipi aku dengan lembut, melayang banget rasanya. Makin hari, aku makin suka sama Dehaan, apa aku jatuh cinta sama dia? Ya ampun, baru sekarang aku jatuh cinta sama lelaki. Mungkin selama ini aku hanya fokus belajar dan belajar tanpa memperdulikan sekitar, ternyata dunia ini begitu indah dan berwarna. Terimakasih Dehaan, rasanya mau cepet-cepet besok ketemu kamu di kampus."

Trisha menutup buku diarynya, pikirannya melayang kemana-mana sambil tersenyum sendiri.

"Sayang, aku mau nonton bioskop"kata Silvi sambil merangkul Dehaan berjalan keluar coffee shop.

"Oke, yuk kebetulan aku juga mau nonton film nih."

Dehaan membonceng Silvi menggunakan sepeda motor Ninja 250cc , sepanjang jalan Silvi memeluk Dehaan dari belakang dan menyandarkan kepalanya dibahu Dehaan.

"Sayang..jangan tinggalin aku yah, aku mau terus sama kamu.." kata Silvi

Entah apa yang ada didalam hati Dehaan, hanya Tuhan dan dia yang tau.

"Iya sayang, aku gak akan kemana-mana" jawabnya.

Motor terus melaju membelah macetnya kota Jakarta dimalam hari, dengan lampu yang terang dari berbagai gedung tinggi pencakar langit semakin memperindah kota.

Orang tua Trisha heran melihat anak semata wayangnya senyum-senyum sendiri saat makan malam, mereka melihat sesuatu yang tidak seperti biasa pada putrinya.

"Kenapa kamu nak??" Tanya Ibunya Trisha.

"Gak apa-apa mah, aku lagi Happy aja." Jawabnya.

(Bersambung)

Kalau suka sama ceritanya, dukung Author terus yah..biar makin semangat mengupload cerita-cerita selanjutnya, terimakasih.