Tak luput dari rintangan

Seketika tubuh Dini terpaku dan ingin rasanya berlari agar menjauh dari hadapan Bara dan wanita cantik berpakaian seksi itu. Bisa-bisanya ia mengaku dengan percaya diri kalau telah hamil dan mengaku telah menikah dengan seseorang yang jelas-jelas telah beristri itu.

"Halo, Pak!" sahut Celine, membalas sapaan pria itu dengan tenang.

"Kamu sakit?" tanya Bara.

"Ah, tidak. Hanya suntik hormon rutin saja," jawabnya, seraya melirik ke arah Dini yang tertunduk tanpa kata.

"Ohh ...."

"Mm-- hamil?" tanya Celine, meski sebelumnya telah mendengar kebenarannya dari Dini.

"Ohh, iya!" jawab Bara tanpa merasa canggung.

"Ooh ...." Celine pun hanya mengangguk dan memaksakan segaris senyum di sudut bibirnya yang merah.

"Maaf. Kami akan masuk lebih dulu."

"Oh, ya, Pak! Silakan," sahutnya.

Bara pun segera mendorong kursi roda itu kembali, membawa Dini masuk ke dalam sebuah ruangan yang memang dikhususkan untuk pasien hamil dan menyusui.