Maria mengurungkan niatnya untuk kembali ke kamar, saat melihat bayangan punggung Dini yang membelakanginya. Perempuan itu tampak sedang memperhatikan ponsel dan tidak menyadari keberadaannya.
"Kenapa, Din?" tanya wanita itu.
"Ohh!" sahut Dini terkejut, seraya berbalik.
"Loh, kamu kenapa? Kamu nangis?" tanya Maria, ketika melihat wajah Dini yang berisi air mata.
"Mbak ...."
"Iya, kenapa? Ada apa? Ayo duduk dulu, sini!" sahut Maria, seraya menarik tangan sahabatnya untuk duduk di sofa.
Dini terlihat panik dan beberapa kali mengusap wajahnya dengan tangan yang gemetar, sembari menggenggam ponsel di satu tangannya yang lain.
"Cerita saja, kenapa?" tanya Maria lagi.
"Aku baru saja menerima kabar dari Sukabumi, Mbak. Abah ... meninggal dan rencananya mau dimakamkan besok pagi."
"Innalilahi wainailaihi rojiun. Orang tua angkatnya Pak Bara?"
"Iya."
"Dia sudah tahu soal ini?"
"Entahlah. Apa yang harus aku lakukan, Mbak?"
"Kau harus memberitahunya."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com