Bara masih memikirkan ucapan istrinya yang tidak pernah sekali pun terlintas dalam pikirannya. Benarkah wanita itu bersedia memasukkan nama anaknya bersama Dini ke dalam kartu keluarga mereka?
"Ada apa dengannya?" gumam pria itu.
Sikap galau Bara itu, tidak terlepas dari perhatian Selvi. Ia bahkan sesekali menghela napas saat melihat pria itu menyandarkan kepalanya ke belakang, menatap langit-langit ruangan.
Ponsel miliknya berdering dan langsung diterimanya ketika melihat nama dan foto Reno tertera di layar.
"Halo, Sayang!" sapanya dengan berbisik.
"Kau belum otewe, kan?" sahut Reno.
"Mm-- belum, Sayang. Sebentar lagi aku pulang, kok."
"Lembur?"
"Tidak, sih. Sebenarnya ... Pak Bara masih berada di kantor," ujarnya.
"Jam segini? Tumben."
"Kamu di mana, sekarang?"
"Mau pulang ini, baru selesai lepas gips."
"Ooh! Naik taksi, kan? Ke sini saja! Nanti kita pulang bareng."
"No! Aku tidak ingin bertemu dengan Bara dulu. Lagi pula ... besok kan, aku sudah mulai ngantor."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com