webnovel

Ancaman sang penguasa

Bara tertegun, tidak tahu harus berkata apa-apa lagi dan hanya terdiam. Entah bagaimana ia harus meyakinkan sang anak kalau apa yang sedang ia lakukan adalah hal yang tidak seharusnya.

"Cincin?" gumam pria itu.

"Iya. Malam ini, aku mau melamarnya."

"Kirim alamatnya. Papa ke sana sekarang!" ucapnya, seraya mengakhiri panggilan dan mulai menyalakan mesin mobil.

Benar saja, tidak berapa lama menunggu, Riki sudah mengirimkan alamat Mall melalui pesan teks. Bara pun segera meluncur ke sana. Setidaknya masih ada waktu untuk mencegah sang putra semata wayang untuk bertindak gegabah.

"Halo, Ma! Kamu di mana?" tanya Bara, memutuskan untuk menghubungi sang istri sambil menyetir.

"Masih di Salon, Pa."

"Aku kirimkan alamat, cepat menyusul! Papa lagi on the way ke sana."

"Lho, ngapain, Pa?"

"Udah, pokoknya ke sana sekarang. Kita ketemu di sana secepatnya."

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

Next chapter