Nathanael masih berdiri membeku. Selama beberapa detik pria bermata cokelat itu masih belum mempercayai segala ucapan yang keluar dari mulit manis Angela. Meskipun begitu ia memutuskan untuk mundur perlahan lalu membalikan badannya.
Angela berdiri menahan rasa nyeri dalam perutnya, keringat dingin kembali membasahi alisnya. Dengan tangan gemetar, wanita itu menyeka keringatnya. Dia tahu ada yang tidak beres dengan kandungannya, tapi, dalam pikirannya saat ini adalah keputusan yang tidak bijak apabila ia terduduk di lantai dan mengaduh kesetanan. Dia harus tetap kuat bagaimanapun caranya.
Bertahanlah, nak. – pikir Angela.
*
Support your favorite authors and translators in webnovel.com