"Maksudmu, aku mengusirmu dari apartemenku?" tanya Nio.
Catherine menghela napas panjang.
"Ya, aku merasa begitu," ucap Catherine. Nio pun lagi-lagi terdiam selama beberapa detik.
Nio lalu mengambil kopinya dan menyesapnya. Setelah itu dia kembali melihat Catherine.
"Kamu berpikir berlebihan, aku sama sekali bukan ingin mengusirmu. Jelas-jelas aku yang sejak awal mengizinkanmu untuk menempati apartemen itu, tetapi aku hanya mencoba memberikan saran saja padamu. Bukankah lebih menyenangkan tinggal di dalam sesuatu yang menjadi milikmu? Oh ya, kurasa itu juga cukup untuk membeli sebuah rumah kecil?" ucap Nio seraya tersenyum.
Melihat senyuman itu dari bibir Nio, entah mengapa membuat Catherine merasa Nio semakin menunjukan tujuannya yang seperti apa yang Catherine pikirkan. Catherine yakin, Nio memang benar-benar ingin mengusirnya tetapi Nio hanya tak ingin mengatakannya secara langsung, Nio tak ingin memintanya keluar dari apartemen itu dengan bibirnya sendiri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com