Nio mengembuskan napas perlahan. Lalu melihat papi mertuanya.
"Aku bukan ingin menyembunyikannya dari siapapun, selain Papi, aku juga tahu baru-baru ini bahwa Allena hamil," ucap Nio.
Cahyo mengembuskan napas perlahan. Dia mengusap wajahnya dan kembali menatap Nio. Namun, kali ini dia hanya diam membuat Nio merasa canggung. Kenapa mertuanya itu terus saja menatapnya? Apa yang sedang mertuan itu pikirkan? Pikir Nio.
"Apa karena itu Allena akan kembali tinggal di sini? Apa karena Allena hamil, jadi kamu kamu mau membawanya kembali ke sini?" tanya Cahyo.
Nio terdiam.
Cahyo lalu sedikit memajukan tubuhnya dan menatap Nio dengan serius.
"Saya memiliki kartu As-mu, Nio. Kamu tahu, kamu tak bisa macam-macam dengan Saya. Jika kamu memanfaatkan kehamilan Allena untuk kepentingan pribadimu, bahkan jika kamu berani mengusir anak Saya lagi dari rumah ini, maka Saya takan segan untuk membuka kartu As-mu," ucap Cahyo.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com