Sentuhan Tangannya

"Kalau Bapak yang genit sih nggak apa-apa." Jawab Rini.

"Lho, kenapa?"

'Karena saya suka pada Bapak, saya mencintai Bapak.' Batin Rini. Ia hanya mampu berucap dalam hati saja.

"Karena kan Bapak majikan saya." Jawaban yang keluar dari mulut Rini.

"Oh, kiarin ada alasan lain."

"Nggak kok, Pak."

Rini merasa, Andra sedang memancing-mancing dirinya, ia ingin sekali berterus terang pada Andra bahwa ia mencintainya, namun tidak mungkin, ia takut hal itu akan menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

"Tangannya, Pak!" Ucap Rini, ia ingin memijiti tangan Andra, lalu Rini pun bergeser tempat duduk, posisi duduknya kini semakin dekat dengan majikannya itu.

Andra mengulurkan tangan kanannya, lalu ia mencium wangi parfum pada tubuh Rini.

"Kamu wangi banget Rin!" Ucap Andra.

"Iya, Pak. Dari pada bau, kan nggak enak."

"Seperti mau keluar rumah aja, pakai parfum segala." Ucap Andra, lalu Rini pun tersenyum padanya.