"kata orang cinta itu mampu membutakan segala hal. Kayak lu sama dia." Aku tidak peduli dengan ucapan sahabatku. Memang tau apa dia tentang aku. Mungkin, dia juga suka dengan pacarku. Makannya, dia mau menjauhkan aku dengan pacarku. Ciuh.., Sahabat macam apa itu. Amira menghela nafas panjang.
'kebiasaan nih, anak untung gw sayang' ucapnya dalam hati
"Re." panggil Amira. Namun, tetap aku tak hiraukan anak satu ini biar tau rasa. Suruh sapa kamu mau jauhin aku sama dia. Kata orang, sahabat tuh. Selalu ada di sisi kita dalam keadaan apa pun. Tapi apa? Kek, Amira dibilang sahabat. Aku langsung bangkit dari tempat dudukku, lalu meninggalkan Amira seorang diri. Saat aku ingin bangkit. Amira menahan tanganku.
"lu mau kemana? Jangan kayak gini mulu dong."
"kayak gini gimana?!"( menghempaskan tangan Amira dengan kasar)
"Reina, dengerin gw dulu."
Tanpa basa basi aku langsung menuju keluar starbunk .
Persahabatan kami telah hancur. Persahabatan yang ku jaga. Yang ku percaya. Semua musnah. Karna, keegosian Amira. Ya. Amira, lah yang memulai ini semua. Ia kira aku tidak tau hubungannya dengan pacarku. Tapi, ada rasa kasian dengan Amira. Kenapa? Ya karna pacarku hanya menganggapnya sebagai 'pelampiasaan' saja.
Menurut kalian siapa yang jahat ?
Aku, kah?
Ku akui. aku jahat. Ya. Aku memang jahat. Dengan tega nya aku meninggalkan seorang yang ku anggap seperti saudara. Hanya masalah sempele, merebutkan 'satu pria'. Parah kan.
Kalian tau apa yang aku rasakan saat ini.
Aku menyesal . Sangat menyesal. Aku tidak tahu bahwa saat itu Amira penyakitnya sedang kambuh. Dengan bodohnya aku berkata kasar kepadannya saat itu. Aku tidak tau bila itu membuat semuanya menjadi seperti ini. Tega ya, aku melakukan itu semua. Seperti, membunuh sahabat sendiri secara perlahan.
Kalian boleh anggap aku apa?
Tapi, sungguh aku menyesal. Sahabat ku. Amiraku . Meninggalkan aku untuk selamanya. Aku hanya berharap semoga disana Amira selalu bahagia, ceria,dan jangan bersedih karna tidak ada lagi yang menyakitimu. Seperti, apa yang telah aku dan pacarku perbuat,Amira. Percayalah sesungguhnya aku menyayangimu. TAPI SEMUA TERLAMBAT. Aku emang bodoh. Ku akui itu.
Love you,
Reina
Ku tulis sepucuk cerita ini untuk mengenang sosok Amira . Orang yang selalu aku cintai setelah keluargaku.