webnovel

CHAPTER 12

Kang Do Hyon dan Kang So Hyun berlari mengikuti langkah kaki Oh Jin Shim yang berlari menyusuri koridor rumah sakit. Mereka sudah sampai di UGD. Disana ada Kang Seul Gi dengan kursi rodanya.

"Noona", jerit Do Hyon yang langsung memeluk kakaknya, ia mengecek semuanya, beberapa bagian tubuh kakaknya memar dan ada luka dikepala juga.

"aku tidak apa-apa", jawab Seul Gi dengan isak tangis. Ia memeluk kedua adiknya yang menangis bersama, "maafkan Kakak".

"Oennie, bagaimana keadaan ibu?", tanya So Hyun disela tangisannya, ia benar-benar takut.

"Belum tahu. Dokter belum ada yang keluar".

Oh Jin Shim terpaku mendengan percakapan mereka bertiga. Ia menghampiri Seul Gi dan mengusap punggung teman yang sudah ia anggap adiknya selama ini. Seul Gi menatapnya dan menggenggam tangan Jin Shim.

Perasaannya sekarang kacau, ia tidak tahu bagaimana keadaannya ibunya. Kedua adiknya menangis sedari tadi. Ia menahan tangisannya karena ia harus kuat walaupun sekarang ia hanya bisa duduk dikursi roda saja.

Seul Gi mengenggam tangan Do Hyon dan juga So Hyun. Hanya itu yang ia bisa lakukan sembari berdoa atas keselamatan ibunya.

Seorang dokter keluar. Ia mengetahui keadaan Seul Gi yang juga ikut bersama kecelakaan sehingga ia pu berkata dengan Jin Shim yang sehat dan mengaku bahwa ia adalah anak tertua dari pasien.

Jin Shim pun selesai berbicara pada dokter. Ia menghampiri Seul Gi yang langsung bertanya.

"lengan dan juga kaki Eomma patah, dan ada luka-luka yang harus dijahit. Sepertinya ia harus menggunakan pen untuk lengan dan kakinya. Tapi sekarang semua sudah ditangani dan operasi pen akan dilanjutkan setelah kalian menyetujui".

Hati Seul Gi terasa hancur mendengar penjelasan Jin Shim. Ia teringat bagaimana dirinya membujuk ibunya untuk mengendarai motor bersamanya. Ia ingat bagaimana ibunya sudah menolak. Seul Gi menutup wajahnya dan menangis tersedu-sedu.

Do Hyon melap air matanya dan memeluk Seul Gi dari belakang.

"noona, jangan menangis lagi. Setidaknya Eomma selamat", bisik Do Hyon yang berusaha menghentikan tangisannya, "kita harus bersyukur".

Seul Gi menahan isaknya, dadanya begitu sesak. Ini sangat tidak adil. Mengapa bukan dirinya saja yang terluka parah dan Eomma yang baik-baik saja. Mengapa semua harus berbalik seperti ini.

____

Sudah tiga hari Kang Seul Gi tidak ada dikelas. Wali kelasnya pun menanyakan namun tidak ada yang tahu kemana dirinya pergi termasuk Park Ji Min dan Kim Nam Joon yang berusaha mematahkan ucapan teman sekelas mereka ketika mereka bergosip bahwa Seul Gi tidak sekolah karena pekerjaannya di club.

"Apa kau pernah masuk ke dalam club itu?", tanya Jimin pada Ye Ri yang tidak dapat menjawab apapun, "kau harus belajar agar otakmu tidak serusak foundationmu", Jimin berlalu setelah mengatakan hal itu.

Semua anak-anak tertawa mendengar ucapan Jimin. Mereka tahu bagaimana Ye Ri mengincar Jimin namun ia berakhir diejek mengenai make upnya yang tebal. Ye Ri benar-benar merasa malu.

Nam Joon menyusul Jimin keluar kelas.

"hei Park Ji Min".

"waeyo?".

"apa kau tahu kemana dia?".

Jimin menggeleng, "tanyalah sendiri".

"dia tidak akan membalas pesanku".

Jimin sedikit menertawakan Nam Joon, ia merasa menang darinya, "berarti kau memang tidak berhak untuk tahu".

Nam Joon hanya dapat menahan amarahnya melihat Jimin yang langsung berbalik begitu saja. Salah dirinya memang tidak mengetahui alamat rumah Seul Gi sehingga ia tidak bisa menghampirinya.

____

Mobil Jimin mengebut dijalan raya. Ucapan tetangga Seul Gi terngiang-ngiang dikepalanya bahwa Seul Gi dan ibunya mengalami kecelakaan sehingga sekarang dirawat dirumah sakit.

Jantungnya berdebar sangat kuat. Dan akhirnya ia sampai di rumah sakit. Setelah membiarkan mobilnya di Valley, Jimin bergegas bertanya dimana kamar Kang Seul Gi pada resepsionis.

"pasien ini sudah keluar dari kemarin".

"apa? tidak mungkin. Bagaimana dengan ibunya? Aku tidak tahu nama ibunya. Mereka kecelakaan berdua".

"Jimin".

Jimin mengenali suara itu dan saat ia menoleh, jantungnya mencelos. Ia langsung mengabaikan sang resepsionis dan berlari ke arah Seul Gi. Jimin memeluknya dengan erat.

Rasa tegangnya seketika buyar saat ia memeluk Seul Gi. Ia mengalungkan tangannya pada pundak Seul Gi. Ia baru merasakan bahwa perempuan itu lebih kecil darinya. Jimin merasakan lututnya lemas. Ia bersyukur Seul Gi berada dipelukannya sekarang dan bukan di tempat tidur rumah sakit.

Jimin benar-benar sangat bersyukur hingga ia tidak sadar bahwa ia memeluk Seul Gi ditengah-tengah rumah sakit yang lumayan ramai. Ia lupa akan itu semua.

❤❤❤