webnovel

9. Hanfu Hijau Muda

Aku melihat mereka, ayah dan ibuku. Mereka aku dekati perlahan menjauh, ketika aku mencoba mengejar mereka, aku tertarik oleh kegelapan lubang.

Aku menyadari bahwa sebenarnya aku sendirian, tidak ada yang bersamaku selama aku hidup. Bahkan aku melihat Kakek terbaring tak bergerak.

Siapa aku?.

Untuk apa aku hidup?

Dan mengapa aku memanjat menara?

Aku melihat diriku ketika aku masih kecil, seperti cermin, sangat persis. Aku melihat diriku yang kecil menangis dalam kegelapan, dan hanya ada satu cahaya yang datang dari atas.

Aku penasaran, ada apa disana?

Tiba-tiba sesuatu menarikku dari atas, tangan yang sangat putih. Aku meraihnya dan meninggalkan diriku sendiri. Kemudian ketika aku sampai di atas, aku melihat Marco yang memiliki senyum hangat yang ingin aku lihat.

"Bangun."

Kata-kata Marco menghilang pada saat yang sama ketika aku melihat ke langit-langit putih, dan menyadari bahwa aku berada di kamarku. Aku mencoba untuk mengingat.

Ketika Marco dan aku kembali ke tempat Xue Lao dan Anna, mereka sudah menemukan tempat untuk beristirahat. Artinya mendapatkan kamar.

Kamar yang mereka dapatkan adalah untuk empat orang, dan aku bisa melihat kamar dengan empat tempat tidur susun di setiap sudut dinding. Ini sempit tapi inilah yang kami dapatkan.

"Ayolah, kamu akan terlambat untuk acara itu."

Aku berada di atas kasur mencoba melihat ke bawah dan aku menemukan Marco yang menyebut namaku berulang-ulang. Aku melihat pakaian yang dikenakannya, semacam gaun pesta dengan dasi hitam panjang lengkap dengan jas hitam yang dikenakannya.

"Kemana kamu pergi?."

"Tentu saja ke pesta, kita sudah lulus ujian jadi penguji mengadakan pesta di bawah."

Aku menyipitkan mataku dan bergulat dengan selimut dan bantal dengan teriakan yang sangat keras. Kemudian aku bangkit dan turun dari tangga tempat tidur menunjukkan bahwa aku akan mengikuti.

Marco yang mengerti itu segera meninggalkanku sendiri.

.....

Lima menit kemudian aku keluar dengan Hanfu pria hijau muda.

"Sesuai."

Tidak hanya Marco yang mengatakan itu, Xue Lao juga mengatakan hal yang sama: "baju itu cocok untukmu." Itulah yang dia katakan dalam bahasa isyarat.

Sementara Anna memelukku dan berbisik.

"Itu akan menjadi indah dengan make up."

Tubuhku langsung mundur beberapa meter. Sejujurnya, hal yang membuatku takut bukanlah kecoak terbang atau manusia setinggi lima atau enam kaki, tetapi yang aku takutkan adalah riasan.

Jadi aku menolak. Tapi saat aku bilang aku tidak mau, Anna menyeretku masuk. Sejak kapan kekuatannya menjadi sebesar ini? itulah yang aku katakan dalam hati sambil menangis minta tolong.

Tapi bukannya ditolong, Marco dan Xue Lao tetap diam dan hanya memasang wajah datar seolah tidak mengerti gerak-gerikku.

...

Kami menghadiri pesta dengan gembira karena ada banyak makanan dan pusat bermain, ketika aku ingin mengatakan untuk pergi ke pusat makanan, Marco memintaku untuk bermain sebentar.

Aku menolak dan aku ditinggalkan sendirian.

Satu hal yang aku suka adalah makanan, jadi aku pergi ke pusat makanan dan mengambil banyak porsi besar. Tapi aku pikir aku sendirian, rupanya aku bersama seorang gadis kecil bernama Mulan.

"Oh, Mulan, senang bertemu denganmu."

"Aku juga."

Kami kemudian membawa sepiring penuh makanan ke meja tamu dan memakannya dengan lahap, sekarang tidak ada yang tersisa. Aku bahkan mendengar Kamane memarahi Mulan, tapi kenapa aku dipukul juga?

"Yo, Kamane."

Aku melihat seorang pria dengan pakaian aneh, tunggu mereka kembar. Aku melihat dua orang dengan wajah yang sama tetapi satu adalah seorang gadis.

"Yo Agus."

Setelah Kamane menyapa orang dengan pakaian aneh itu, satu orang muncul dengan pakaian aneh lainnya dan mereka kembar tetapi berbeda jenis kelamin.

"Halo Kamane."

"Halo Kadek."

Aku mengerutkan kening mendengar nama mereka, yang satu ini laki-laki bernama Agus dan yang satu ini perempuan bernama Kadek. Mereka benar-benar mirip baik wajah maupun tubuh.

"Halo Kak Kadek dan Kak Agus, perkenalkan Anly."

Mulan memperkenalkan aku pada dua anak kembar, dan aku menjabat tangan mereka dengan ragu-ragu.

"Mulan mereka terlihat agak aneh."

Saat aku membisikkan itu, Mulan yang sedang minum memuntahkan minumannya. Semprotan itu membuat salah satu pakaian si kembar basah.

"Kamenku. Mulan hati-hati."

"Ups, Maaf Agus."

Mulan kemudian menginformasikan bahwa pakaian yang dikenakan Agus dan Kadek adalah pakaian adat Bali dari Indonesia. Untuk Pria : Berupa Kamen yang diikat di bawah seperti sarung, kancut runcing, Saputan, selendang kecil, kemeja putih polos, dan Udeng.

Sedangkan untuk wanita: Kamen dengan berbagai motif yang indah, Bulang, Kebaya sebagai pakaian, dan selendang dengan berbagai warna.

"Ohhh..."

Aku terkesima dengan pakaian yang dikenakan Agus dan Kadek.

"Anly, bolehkah aku tahu pakaian yang kamu kenakan?"

Aku tidak memiliki banyak informasi tentang pakaian yang aku kenakan, tetapi tidak salah untuk menjelaskan kepada Kadek sementara Agus, Mulan dan Kamane sibuk berbicara.

Hanfu adalah jubah panjang dengan lengan lebar, dipadukan dengan rok sutra emas dan dibordir dengan banyak. Bagi mereka yang memakainya, Hanfu memiliki hiasan pin di rambut.

Untuk mendefinisikan Hanfu itu rumit karena dikaitkan dengan gaya yang berbeda setiap periode waktu. Beberapa yang paling populer adalah dari Dinasti Ming, Song, dan Tang.

Hanfu dengan pola lambang swastika yang berkesinambungan memiliki arti keberuntungan dan umur panjang. Aku menambahkan bahwa Hanfu juga belajar tentang adat-istiadat tradisional lainnya, seperti upacara minum teh atau dupa, memainkan guqin (alat musik tujuh senar Tiongkok), dan mempromosikan pelestarian warisan budaya.

Hanfu diambil dari kata 'Han' dalam bahasa Cina yang berarti pakaian orang Han.

Menurut sejarah, Hanfu adalah pakaian tradisional Tiongkok tertua yang berusia lebih dari 4000 tahun.

Salah satu ciri khas Hanfu kuno adalah hiasan jumbai, liontin dari batu giok atau Pei, serta berbagai ornamen yang digantung di ikat pinggang atau selempang.

Ketika aku menjelaskan ada banyak orang memperhatikanku, dan aku baru menyadarinya. Tapi bukannya diejek, Aku didekati dan diminta untuk mengajari mereka cara berpakaian ala Hanfu.

Kadek dan Agus juga tampak tertarik karena aku melihat mata mereka bersinar dengan bintang.

"Ajari kami memakainya."

Itulah yang mereka katakan.

"Mohon perhatiannya, Acara akan segera dimulai."

Suara mic dan pembawa acara mulai memenuhi ruangan. Ruangan bermotif kucing persia memenuhi ruangan, baik kursi, meja maupun serbet.

Kemudian muncul sesosok yang mengaku sebagai pengurus lantai satu, namun ternyata itu hanyalah seekor kucing Persia biasa.

"Ayolah, jangan bercanda."

Kucing Persia telah berubah menjadi manusia, benar-benar manusia dan membuat orang dengan katana itu berdiri diam karena malu.

"Hah, selamat malam untuk para peserta ujian yang lulus. Aku Mamo Sia, aku Adminislator lantai satu."

Itu benar, Kakek berkata bahwa Administrator setiap lantai adalah binatang yang menyamar, atau sebaliknya.

"Disini kami sebutkan nama-nama peserta yang lolos..."

"Kamane Kai.... Mulan Rao.... Kadek Dewi.... Agus Dewi.... Dari tim enam."

"Marco Asensio.... AnlyRio.... Xue Lao.... Anna Paolo... Dari tim empat."

"Katana Mao.... Ren Siu.... Macha Rin....Hanzo You.... Dari tim tujuh."

"Baiklah segitu saja untuk hari ini, dan silahkan nikmati pestanya."