webnovel

84

Awu berkali-kali oleng dari duduknya karena kantuk yang berat. Niskala—yang tubuhnya sudah dibersihkan dan bebatan luka di tubuhnya sudah diganti—belum juga bangun dari dipan.

“Haaaah!!!” Mendadak, Niskala bangkit dan duduk. Awu meloncat dan hampir terjatuh dari kursinya. “Haaah! Haaah! Haaaah!?”

“Mas, tenang! Tenang! Tenang!!!” Bukannya membantu Niskala, Awu justru mundur dengan mata melotot.

Niskala celingukan seperti anak ayam kehilangan induknya. Ketika melihat empu Paser memasuki kamar, ia berjengit hebat.

“Tenang, aku bukan dedemit,” ujar Empu Paser halus, menaruh sepiring ubi rebus dan segelas air ke meja di dekat dipan.

“Iya! Tenang, Mas! Tenang!!!” Pekikan Awu makin keras.

“Kau juga tenanglah. Kau justru membuatnya tambah panik.” Empu Paser menepuk lembut pundak Awu.

“A…apa saya sudah sampai di peradaban manusia?” Perhatian Niskala tertuju ke piring berisi ubi. “Apakah itu makanan?”

“Silahkan, makan saja.”

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com