webnovel

72

“Bisakah kau memainkan tembang lain?” pinta Catra yang sedang menyapu dedaunan di halaman belakang sore itu.

“Mau tembang apa memangnya?” tanya Sita yang duduk di undakan batu pintu belakang, baru saja menghentikan permainan serulingnya.

“Aku tak bermaksud… Yah, tembangmu itu-itu saja…. Ah, aku tidak bilang permainanmu jelek. Permainanmu itu sangat indah,” jawab Catra jujur. Ia bukan penikmat tembang, tapi mendengar permainan Sita hampir setiap hari, lama-lama dia mengakuinya. Anak ini punya bakat.

“Yah, mbok yang dulu menjaga kami sudah meninggal. Tak ada yang mengajariku tembang baru. Dia suka sekali bermain seruling dan aku satu-satunya yang tertarik belajar padanya. Yang lain lebih suka belajar beladiri, menjahit, atau yang lainnya.”

“Ah, maaf. Aku turut berduka.” Catra menghentikan kegiatan menyapunya. “Ngomong-ngomong, kenapa kau tidak memainkannya untuk teman-temanmu? Kenapa kau malah menyendiri bersamaku di sini?”

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com