webnovel

26

Di tanah kosong yang diterangi cahaya dari tiang-tiang obor itu, orang-orang bersorak-sorai mengelilingi sebuah arena melingkar, atau lebih tepatnya tanah kosong yang mereka anggap sebagai arena.

“Ayo pasang! Pasang!” Seorang pria berkeliling sambil membawa besek besar berisi uang. Setiap ada yang membayar, dia akan menyerahkan potongan daun lontar bertuliskan nama salah satu pihak yang sebentar lagi akan bertarung.

Caci-maki mulai menggema saat seorang pria berkepala plontos memasuki arena. Namun, pria dengan badan besar itu tak terpengaruh. Dia hanya memandang tajam ke depan.

“Mereka mencelanya, tapi aku yakin tetap ada yang pasang untuknya,” gumam Manur yang ada di kerumunan. “Namanya juga judi.”

Galih mengawasi kalau-kalau ada tangan hidung belang yang mau menggapai sang putri. “Aku masih tak percaya Aji mau ikut pertarungan rendahan seperti ini.”

“Aji! Aji! Aji!”

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com