10 Memilih Ekstra Kulikuler

Aku dan Olivia selesai dari pasar malam, ku antarkan Olivia pulang dengan sepeda ku, lalu aku kembali ku rumahku.

Pagi hari aku berangkat ke sekolah, dengan suasana yang sangat ramai, dan ternyata ada beberapa orang juga yang menggunakan sepeda, sebelumnya aku tidak melihat sepeda-sepeda ini pikirku.

"Refta…."Teriak Sisko dari kejauhan, ditemani oleh Lena dan dua murid lainnya, aku membalasnya dengan melambaikan tanganku.

Ku lihat juga dari kejauhan, Olivia baru sampai di depan gerbang sekolah diantarkan oleh keluarganya, lalu dia berjalan kemari perlahan-lahan sampai ketempat parkiranku berada.

"Selamat pagi"Senyum Olivia menyambutku

"Pagi, ayo kita kesana, teman-teman sudah menunggu untuk masuk kelas"Jawabku kepada Olivia.

Aku dan Olivia menuju ke rombongan Sisko, Lena dan teman-temannya, suasana pagi yang sangat ramai di sekolah, suara-suara percakapan kecil yang dikeluarkan dari banyak orang, terdengar menjadi sangat ramai, namun sepertinya tahun-tahunku di sini akan terasa panjang, dan untuk masalah apakah aku akan selalu senang atau justru hambatan-hambatan yang akan datang, semua tergantung bagaimana kami menghadapi dan menyelesaikan semua masalahnya nanti.

Tiba di tempat Sisko dan Lena, kami diperkenalkan dengan dua temannya, "Refta perkenalkan teman-teman kami dari sekolah menengah pertama, kami sudah berteman lama"Ucap Sisko sambil memperkenalkan teman-temannya.

"Rimo" seorang anak perempuan dengan badan yang cukup kecil bisa di bilang tidak cukup tinggi untuk ukuran anak seusia kami, warna kulit yang kecoklatan, rambut yang lurus dan hitam, namun terlihat cukup gugup dan canggung saat pertama kali bertemu dengan orang lain.

"Ramo"Seorang anak laki-laki dengan badan yang sama kecil dengan Rimo, wajah dan perawakan yang sama namun perbedaannya Ramo lebih berani, mungkin karena dia anak laki-laki jadi lebih berani dari saudaranya.

"Rimosa dan Ramosa anak kembar jadi jangan heran jika wajah mereka sama" Terang Lena kepada kami, memang benar wajah mereka sangat mirip, hanya saja berbeda untuk jenis kelaminnya, jika saja keduanya sama, mungkin akan sangat sulit untuk dibedakan, mengingat anak kembar merupakan genetika langka.

"Ayo masuk ke kelas bel sudah berbunyi"Ajak Ramo kepada kami.

Kami berenam menuju ke ruang kelas melewati koridor yang cukup sunyi, berbeda dengan suasana luar yang sangat ramai, ketika kita memasuki ruang koridor terdengar suasana yang begitu sunyi, bahkan suara burung-burung berkicau mulai terdengar.

Bel pun berbunyi, Ibu Alixia seperti biasa menjelaskan pelajaran dan menerangkannya kepada kami, tidak jauh berbeda dengan sekolah pada umumnya, semua pelajaran akan di bahas satu persatu dan memang akan terasa membosankan untuk di dengar.

Tidak semua murid kelas mendengarkan apa yang di jelaskan oleh Ibu Alixia, bahkan ada yang bercanda, mengobrol, bermain handphone, tidur, dan tingkah-tingkah aneh lainnya anak-anak seusia kami, namun demikian tidak ada teguran atau semacamnya dari wali kelas kami.

Membuatku menjadi khawatir apakah ini merupakan bagian dari penilaian juga atau ini memang merupakan kebebasan untuk kami.

Setelah pelajaran pertama selesai, tiba waktunya untuk makan siang, Sisko dan Lena mengajak makan siang bersama-sama.

"Ayo ke kantin, aku sudah mulai lapar" Ajak Sisko dengan penuh semangat, "namun apakah bisa mendapatkan tempat dengan enam orang bersama sekaligus" Sambung Olivia yang memikirkan hal kemarin di kantin sekolah, karena sebelumnya kami kesulitan mendapatkan tempat duduk.

"Tenang saja, pasti kita akan dapat tempat kali ini"Lanjut Sisko mengajak kami ke kantin.

Sampai di pintu kantin ku lihat rombongan Redo sedang bersama-sama menuju kantin yang sama dengan kami, kami berpapasan tepat di depan pintu kantin. Ku lihat tatapan matanya saat melihatku, aku tak begitu memperdulikannya, karena prioritas kami siang ini hanya untuk mencari tempat duduk lalu makan siang bersama, lagipula aku sedang bersama dengan teman-teman yang lain.

Sampai di dalam kantin, kulihat semua tempat duduk sudah penuh terisi, akhirnya kami berpencar untuk mencari tempat duduk untuk enam orang, Sisko dan Lena menemukan tempat duduk kosong.

"Hei kemari"Sambil melambaikan tangannya ke arah kami ber empat yang sedang mencari tempat duduk.

Akhirnya kami pun bisa makan bersama-sama makan siang kami, setelah kami menghabiskan makan siang kami, Sisko dan Lena memberitahukan info tentang Eksta Kulikuler sekolah untuk di pilih.

"Kalian sudah dengar tentang salah satu syarat penilaian kita di sekolah ini?"Tanya Sisko kepada kami.

"Syarat apa"Tanya Ramo penasaran.

"Jadi setiap siswa masing-masing wajib mengikuti satu ekstra kulikuler"Jawab Sisko dengan muka yang ceria.

"Aku sudah memutuskan akan memilih Basket sebagai Ekstra Kulikuler ku, karena dari dulu aku sudah terbiasa dengan hobiku ini, dan kalau kalian tahu aku sudah sering mengikuti kejuaran basket" Dengan bangga mengatakannya kepada kami semua.

"Kalau begitu aku akan mengikuti Ekstra Kulikuler bahasa Inggris saja"Terang Rimo dengan menundukkan wajahnya terlihat gugup saat berbicara.

"Kamu akan memilih apa Lena"Tanya Olivia kepada Lena yang belum memutuskan akan memilih Ekstra Kulikuler apa.

"Bagaimana kalau kita ber empat berada dalam satu Ekstra Kulikuler yang sama?"Pinta Lena dengan wajah yang sangat ceria kepada kami semua.

"Apa ya yang bagus di sini"Gumam Ramo yang juga belum tahu akan memilih apa.

"Bagaimana denganmu Refta"Sambung Ramo menanyakan kepadaku apa yang akan aku pilih.

"Entahlah aku belum tahu Ekstra Kulikuler apa saja yang ada di sekolah ini"Jawabku yang belum tahu akan memilih untuk mengambil Ekstra Kulikuler.

"Disini yang paling bagus Ekstra Kulikuler Bela Diri, Sepak Bola, Basket"Tiga cabang ini yang sangat menjadi populer di sekolah kita.

Mendengar jawaban Sisko membuatku ingin menghindari tiga cabang tersebut, belum sempat aku berkata-kata tiba-tiba Lena menyarankan sesuatu kepada kami "Hmmm…. Bagaimana kalau kita berempat ikut bela diri bersama-sama, lagi pula itu cukup bagus untuk anak-anak seusia kita agar dapat membuat pertahanan juga di zaman saat ini"Ajak Lena kepada kami bertiga.

"Wah boleh juga lagi pula lumayan juga untuk berolahraga, dan juga akan sangat menyenangkan bila kita bersama-sama dalam satu kegiatan sekolah"Lanjut Olivia yang menyetujui ajakan Lena.

"Aku setuju, aku akan ikut bela diri untuk mengisi waktu selama kita di sekolah ini"Ramo juga menyetujui ajakan Lena.

"Bagaimana Refta?"Tanya Ramo lagi kepadaku.

"Aku akan memikirkannya lebih dulu, sebelum aku memutuskan akan ikut ekstra kulikuler apa nantinya"Jawab ku sambil memakan satu suapan terakhir ke mulutku.

"Ayo Refta kita sama-sama ikut satu kegiatan ini, lagi pula ini hanya kegiatan biasa saja, untuk mengisi nilai dan syarat di sekolah ini"Ajak Lena sambil mengarahkan wajahnya dekat sekali kearah wajahku, tersisa dua centi wajahnya dari wajahku.

"Ya ya baiklah, tolong jauhkan wajahmu, ini terlalu dekat" kataku kepada Lena, dengan mendorong wajahnya karena dekat sekali denganku saat itu.

avataravatar
Next chapter