webnovel

4. Kabar bahagia

15 menit kemudian setelah Al Farizi menelfon asisten nya.....

seluruh mahasiswa pada heboh berhamburan keluar ruangan, karena melihat sosok sosok elite yang sering muncul di berita bisnis no 01 di media sosial. semua pada bisik bisik ke yang lain.

segerombolan orang orang berpakaian hitam berjalan melewati para siswa, yang paling mengesankan adalah pemuda kacamata dengan tinggi badan sekitar 180an dan di sebelahnya seorang wanita anggun dengan rambut di gerai satu sisi di selipkan di telinga.

"wah ada apa ini" terus bilang, "aku

ngga salah lihat" ada juga, "bukankah itu asisten dan sekertaris unggul yang sering memenangkan bisnis". dan "mereka itu kan yang bekerja di perusahaan terbesar di Barat". ada juga yang merasa heran, "ada gerangan apa ya mereka kesini, dimanakah CEO nya ?" siswa siswi itu saling berbisik dan bertanya. Hingga para dosen membubarkan untuk masuk ke kelas masing masing. Di antara siswa siswa itu, ada siswa berdiri diam memperhatikan dan berkata dalam hati (kenapa asisten paman ada disini ya).

Jodi dan sekertaris nya masuk ke ruangan untuk bertemu dengan Al Farizi dan Aziz. mereka mengucapkan terima kasih dan memberikan sebuah amplop(lumayan tebal) ke Aziz karena telah menolong Al Farizi.

Aziz langsung menolak amplop tersebut. dan berkata "kami hanya sekedar memberi tumpangan saja pada bos kalian. itu juga karena diminta olehnya(maksudnya Arina). dan saya sudah menyampaikan pesan pada Bos kalian bila ingin membalas budinya."

sekertaris itu lalu menghadap ke Bosnya. Al Farizi mengangguk, dan berjalan menghampiri Aziz, "anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih dan saya menyumbangkan uang ini untuk keperluan RS kampus kalian." dengan sopan berbicara.

"baiklah saya mewakili pihak Rumah Sakit mengucapkan terima kasih." Aziz menerima amplop tersebut.

"baiklah kalau begitu kami undur diri." asisten itu mewakili Bosnya bicara.

Mereka pun pergi sampai tidak terlihat lagi dari pandangan Aziz.

....., ... .... ...

3 mobil melaju meninggalkan kampus.

1 mobil berisi para bodyguard berada di depan dan di belakang. Al Farizi , asisten nya (Jodi), dan satu lagi Mia sekertaris nya berada di mobil tengah.

"bos, sekarang sudah larut malam mau saya antar ke apartemen, atau ke rumah nyonya besar?" Jodi bertanya.

"kerumah ibu saya saja, oh ya Jodi tolong bantu cari tahu data data tentang 3 pemuda yang berada di kampus tadi, namanya Toni, Radit sama Aziz, aku seperti pernah mendengar 3 patriot itu." nada serius al Farizi bicara.

"siap bos."

"oh ya Mia, tolong bantu saya carikan semua data lokasi Panti Jompo di daerah ini."

"baik pa." Mia menjawabnya.

(selama perjalanan pulang Al Farizi hanya diam memikirkan gadis yang menolong nya itu. dia mengingat ekspresi wajahnya yang begitu tenang namun seperti ada pembatas yang tidak bisa dia tembus. hal yang mengesankan ketika jarak wajah yang saling berdekatan.)

akhirnya sampai tempat tujuan, Al Farizi turun dari mobil dan asisten sama sekertaris nya pergi.

..... ....,..... ... ...

Al Farizi masuk rumah, namun karena sudah malam tak ada yang menyambut nya. ibunya tinggal sendirian, sudah biasa bila dia datang mengunjungi ibunya 2 Minggu sekali, terkadang sampai 1 bulan sekali karena pekerjaan yang padat.

Al Farizi membersihkan diri setelah selesai, lalu pergi keruang keluarga. Begitu banyak makanan tersedia semua adalah kesukaannya.

"mamah tak pernah berubah" Al Farizi berkata pelan dan tersenyum.

setiap kali mau pulang Al Farizi pasti mengabari ibunya dulu, dan setelah itu ibunya langsung menyiapkan semua bahan makanan lalu memasaknya.

setelah Al Farizi selesai makan makan dia pergi menuju kekamar ibunya.

"mah aku pulang, dan aku sudah menghabiskan semua makanan di meja". Al Farizi menyapa ibunya yang sedang tidur dengan suara pelan.

ibunya terbangun, "anakku sayang sudah pulang!"

"iya mah."

"tadi gimana, apa lukamu parah?"

"ngga kok mah cuma luka kecil."

"nak, wanita tadi itu siapa yang mewakili mu telfon ke mamah? suaranya lembut sekali. andai saja mamah punya menantu seperti dia!!" ibunya berharap.

"tadi siang itu dia yang menolong ku ".

"nak, bagaimana hubungan mu dengan Talita? kalau mamah boleh jujur, mamah tuh gak suka sama perilaku dia, walaupun dia itu anaknya orang kaya.

" baiklah kalau mamah tidak suka dengan Talita, aku tak akan bersamanya. yang penting itu mamah bahagia. sudah ya mah, aku mau istirahat."

"iya nak, istirahatlah yang cukup, selamat malam."

Al Farizi pun pergi keluar dari kamar ibunya. dia lalu masuk kamarnya. dan beristirahat.

keesokan harinya dia masuk kantor......... dan Hari hari berikutnya membuat banyak peraturan baru.

setelah kejadian yang menimpanya itu banyak hal berubah dari karakter Al Farizi, yang tadinya begitu lembut terhadap para karyawan, banyak tersenyum, mempunyai rasa toleransi yang baik. Tapi sekarang Dia menjadi orang yang sangat dingin, tidak menoleransi kesalahan sekecil apapun itu.

dan orang orang yang terlibat atas penculikannya telah dihancurkan sampai ke akarnya dari dunia bisnis.

Selama 1 Tahun ini Al Farizi telah berhasil memegang kendali pasar bisnis di bawah perusahaannya..

dan dia masih mencari orang itu.....

....